Tentang Rasa - Andini Arc

25 1 0
                                    

Aku Andini. Aku merupakan anak yang bisa dibilang anak yang sama sekali tidak diharapkan keberadaannya. Kedua orang tua kini sudah tidak ada. Aku tinggal bersama tante dan pamanku yang berbaik hati mengadopsiku. Kehidupanku hanya terlihat bahagia sebenarnya tidak. Aku selalu iri melihat beberapa orang yang diberikan kasih sayang yang lebih oleh orang tua mereka. Wajar saja aku seperti ini. Aku adalah anak yang haus akan kasih sayang. Aku bahkan tidak pernah melihat wajah orang tuaku sama sekali. Ibuku meninggal pada saat melahirkanku dan ayahku pergi entah kemana.

Tapi meskipun begitu aku masih memiliki paman dan tanteku yang mau merawat dan membesarkanku sejak kecil hingga sekarang. Walaupun mereka adalah paman dan tanteku, tetapi mereka orang tua juga bagiku tapi aku selalu merasa ada yang berbeda. Berbeda dari yang keluarga lain rasakan. Aku selalu merenungi hal itu setiap malam. Dan pada akhirnya aku juga bisa melupakan pikiran tersebut/

Aku hanya melihat kehidupan ini sebagai tempat untuk makan, tidur, sekolah dan sisanya hanyalah untuk kepuasan batin saja. Aku merasa belum mendapatkan makna dan arti dari hidup itu sendiri. Apa yang bisa aku lakukan? Aku hanyalah anak SMA biasa yang tidak mengerti banyak hal. Hingga aku bertemu dengannya. Dia adalah seseorang yang membuatku menemukan apa makna dan tujuanku hidup.

Pada awalnya kehidupanku hanya berjalan mengikuti arus. Kisah percintaanku juga bagiku hanya sekedar bersenang-senang tapi ada juga terkadang aku serius untuk menanggapi persoalan perasaan. Tapi banyak diantara mereka adalah orang yang brengsek. Jadi aku memilih untuk meninggalkan mereka.

Untuk apa aku memperjuangkan orang yang nyatanya aku hanya memberikan separuh hatiku kepadanya dan itupun tergantung kepada mood-ku saat itu. Aku juga merasa sebagai perempuan yang gak tau diri dan hanya ingin kepuasan untuk diri sendiri. Tapi bagiku itu bukanlah hal yang terlalu buruk. Aku juga termasuk dalam kategori orang brengsek itu. Meski aku menyadari perilakuku tidak baik, tetap saja aku masih melakukannya.

Dan pada akhirnya aku bertemu dengannya disebuah minimarket. Seorang lelaki yang lumayan tinggi dan berkulit putih. Jujur saja aku yang hanya memakai baju rumahan shock sekilas bertatap wajah dengan lelaki itu. Kuakui saat itu aku mengaguminya. Awalnya aku yang ingin mengantri ke kasir jadi berpura-pura mengambil minuman. Dan kebetulan dia juga mengambil minuman. Lalu aku buru-buru mengantri ke kasir. Sesekali ku melirik kearahnya. Dia mengantri tepat dibelakangku. Jantungku berasa berdebar. Bagaimana tidak seseorang yang kamu sukai ada dibelakangmu.

"Totalnya sekian mbak" kata kasir

"Ini uangnya" kataku sambil membayar belanjaanku

"Ini kembaliannya mbak" kata kasir

Aku mengambil kembalian dan langsung pergi keluar dari minimarket. Aku sengaja tidak langsung pulang dan melambatkan langkah kakiku. Dan tiba-tiba saja ada tangan dibahuku. Aku terkejut dan menoleh.

"Kamu mau kemana? Sendirian aja?" tanya lelaki tersebut

"Iya" kataku sambil tersipu malu

"Duduk dulu, yuk! Aku habiskan kopiku dulu lalu kuantar kamu pulang, gimana?" tawarnya lelaki itu

Aku hanya mengangguk kepadanya. Kamipun duduk disebuah kursi yang tersedia didepan minimarket tersebut. Lelaki tersebut duduk dihadapanku. Kami hanya berdiam dan sempat sesekali bertatapan. Hatiku terasa berdegub dengan kencangnya. Aku merasa apakah ini mimpi? Bertemu dengan seorang lelaki yang baik dan menurutku dia gagah.

"Namaku Alva" kata lelaki itu

"Ah! Ya! Namaku Andini senang bisa kenal hehe" kataku yang tersentak sambil tertawa

RoleplayersWhere stories live. Discover now