38. Patah Hati

6.3K 249 35
                                    

Happy Reading!

^^^-^^^

Cinta, 1 kata 2 perkara.

Antara bahagia atau kecewa,

jika bukan bahagia yang kau terima,

maka kecewa jawabannya.

^^^-^^^

Nara menelusupkan kedua tangannya ke perut Gerald. "Ternyata Kak Netta gak sejahat itu. Juga gak seegois itu.."

Gerald melirik ke bawah dimana tangan Nara melingkar sempurna di perutnya. "Dia emang baik, manjanya aja yang berlebihan," kata Gerald.

"Oh ya? Kayaknya aku jadi orang pertama yang matahin hati dia. Aku ngambil kamu dari dia," ujar Nara menatap kosong jalanan.

Gerald menatap paras sendu Nara dari kaca spion, "Gak semua yang dia mau harus keturutan."

Nara menatap tajam Gerald yang juga menatapnya di kaca spion kemudian Nara mencebikkan bibir, "Ish. Cowok egois."

Gerald tertawa. "Hahaha. Mampir ke rumahku. Mau? Mama kangen," ucap Gerald lembut.

Nara terkejut dalam diam. "Mama? Tante Andini?" tanya Nara tak percaya.

Gerald mengangguk.

"Boleh. Ayo," ajak Nara mengiyakan tawaran Gerald.

"Oke lah."

Kurang lebih seperempat jam mereka menempuh perjalanan, kini mereka telah sampai pada tujuan. Nara melepas helmnya dengan raut gelisah. Bohong, jika Gerald tak menyadari itu.

"Kenapa?" tanya Gerald seraya merapikan rambutnya yang acak-acakkan dengan jari.

"Lama gak ketemu, jadi agak gimana gitu.." sahut Nara menggigit bibir.

Gerald menggandeng tangan Nara. "Udah jangan kebanyakan galau. Kamu galau karena aku udah cukup," sahut Gerald asal membuat Nara gemas mencubit pelan perutnya.

"Akh! Udah berani sekarang," goda Gerald.

"Ayooo. Malah gombal mulu," gerutu Nara.

Gerald tersenyum tipis. "Iya ayo," sahutnya membawa Nara masuk ke dalam rumahnya.

"Assalamualaikum," salam Gerald dan Nara di ruang tamu.

"Tante Andini mana?" tanya Nara kepada Gerald.

"Wa'alaikumsalam," jawab Tante Andini menuruni tangga seraya menaikkan resleting sweathernya.

"Ma," panggil Gerald mencium punggung tangan sang Mama.

"Hallo tante," sapa Nara juga mencium punggung tangan Tante Andini.

Tak menyahut sapaan Nara, Tante Andini malah melongo. "Ha-haloo.." jawab Tante Andini terbata.

Tante Andini menatap Gerald menuntut jawaban. Naasnya Gerald malah senyum-senyum tak memberi kejelasan.

"Bang.. ini.. ini Lala kan?" tebak Tante Andini menunjuk Nara.

"Menurut Mama?" tanya balik Gerald.

Tante Andini tersenyum cerah mendengar jawaban Gerald. "Ya Allaaahh. Lalaaaaaa," heboh Tante Andini menarik Nara ke pelukannya.

Nara tertawa di dalam pelukan Tante Andini. Tante Andini tak berubah sama sekali, sama seperti dulu. Always rempong dan heboh ala emak-emak pada umumnya.

Vinnara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang