02; Warm Gentleman

17.1K 2.3K 309
                                    

Selamaat malam.
Langsung saja ya,
Syelamaat membaca.

Tembus 300 komen, aku up chapter selanjutnya.



***

Angin dingin malam telah menyelemuti Seoul saat Seobi mendengar suara langkah kaki dari arah pintu flat. Suara kunci yang terbuka bersama langkah kaki yang semakin nyata membuat gadis itu segera melangkah keluar kamar. Hingga matanya mendapati sosok Jungkook yang melangkah mendekat dari arah pintu luar.

"Selamat datang." Jungkook tersenyum mendapatkan sambutan Seobi, mengangguk kecil sebelum melangkahkan kaki ke arah dapur. Seobi mengikutinya dari belakang saat melihat Jungkook meletakkan beberapa kantong yang Seobi yakini makan malamnya dari bau yang terlalu menggoda.

"Aku membawa makan malam untuk kita, bisa membantuku menyiapkannya?" Seobi mengangguk menyetujui, segera mendekat ke arah rak lemari dan mengeluarkan beberapa perlengkapan makan malam.

"Akan ku bantu mempersiapkan makan malam. Kau bisa berganti pakaian kotormu dulu." Seobi memandangnya dan tersenyum sebelum kembali meraih tas kerjanya.

"Baiklah, aku akan membersihkan diri sebentar, setelah itu kita bisa makan malam." Seobi masih hanya bisa mengangguk, membiarkan Jungkook berjalan di belakang tubuhnya. Membawa debaran yang entah semenjak kapan menjadi seirama dengan langkah kaki Jungkook.





"Jadi, kau menghabiskan sehari ini dengan baik-baik saja, bukan?" Jungkook tersenyum dengan mata yang menelisik seluruh luasan flatnya. Jauh lebih rapih dan bersih di banding pagi tadi dia meninggalkannya. "Kau membersihkan seluruh flat?"

Seobi mengangguk antusias namun dengan senyum ragunya. Seharian tadi memang Seobi membersihkan flat Jungkook, sebagai balas terima kasih, mungkin.

"Terima kasih. Aku merasa flatku jauh lebih hidup." Ada kembali debaran yang tak bisa di kontrol. Seobi merasa sesuatu membuncah dari jantungnya.

"Aku yang seharusnya mengucapkan terima kasih. Terima kasih telah menolongku semalam." Jungkook kembali mengangguk, tanpa menghilangkan senyum di wajahnya. Menyuapkan potongan terakhir daging ke mulutnya sebelum menghabiskan segelas air putih.

"Siapapun yang ada di sana, pasti menolongmu, Seobi." Mengikuti Jungkook yang telah menyelesaikan makannya, Seobi segera mengejar untuk dua suap terakhirnya. "Lain kali lebih berhati-hati, ya. Kau perempuan, harus bisa menjaga diri sebaik mungkin."

Seobi hanya bisa mengangguk menurut, membiarkan matanya terperangkap dalam tatapan hangat Jungkook. Berbalut wajah dengan garis rahang tegas yang tersirat kekhawatiran. "Aku akan lebih berhati-hati saat di luar nanti."

Membiarkan dirinya bangkit, Seobi segera mengambil piring bekas makan mereka. Menolak untuk memperlama tatapan Jungkook yang semakin membuat kekacauan dalam detak jantungnya.

"Harus. Jangan sampai membuatmu berada di bahaya seperti itu lagi." Seobi hanya menoleh, mengangguk kecil sebelum kembali menyibukkan diri untuk membersihkan piring kotor di depannya. Hingga perkataan Jungkook mampu membuat seluruh degup jantungnya bekerja di luar. "Jangan membuatku merasa khawatir setelah mengantarmu pulang nanti."

• • •

Semenjak kejadian malam itu, Seobi mempunyai kebiasaan baru. Sebagai bentuk antisipasi dirinya untuk tidak mendapatkan perlakuan buruk lagi.

Pulang lebih awal, mencari teman satu perjalanan untuk berjalan bersama, dan menghindari jalanan yang sepi. Seobi menjalani semuanya dengan baik, tidak ingin rasa trauma membuatnya ketakutan.

Seperti hari ini, Seobi telah mendapatkan ijin dari atasannya untuk pulang lebih awal. Setidaknya di saat malam datang, dia telah tiba di flatnya dan menghabiskan waktu lebih banyak untuk beristirahat.

Seobi mulai melangkah di jalanan yang lenggang. Malam belum tiba, harusnya dia aman untuk berjalan sendirian. Ini sudah di persimpangan terakhir sebelum Seobi tiba di flatnya di ujung jalan.

Namun perasaan takut itu kembali menyerangnya. Tepat saat Seobi mendengar langkah seseorang di belakangnya. Hingga hanya di berikan pandangan kosong saat menoleh untuk mencari tahu asal suara itu. Tidak ada siapapun di belakangnya, tapi Seobi merasa seseorang mengikutinya.

Seketika Seobi melangkahkan kakinya cepat, berlari sekuat tenaga. Perkataan Jungkook malam itu kembali terngiang di ingatannya. Seobi harus berada di tempat yang aman, karena kali ini mungkin tidak ada Jungkook yang menolongnya.

Seobi terus berlari, tergesa untuk menghindari apapun yang membahayakannya. Seobi tak ingin mengalami kejadian yang sama seperti sebelumnya.

Langkah kakinya begitu acak, kacau, dan cepat, hingga Seobi telah melihat gedung flatnya di ujung jalan. Sebentar lagi dia akan aman, Seobi hanya perlu secepatnya sampai flat.

Namun di sisa langkah terakhir, lengannya tertahan oleh cengkeraman yang mendadak menariknya mundur. Membuat Seobi tersentak dalam keterkejutannya dan menatap horor sosok yang menariknya.

Hingga wajah Jungkook terpampang jelas di hadapannya. "Bae Jungkook!!"

Seobi mendengus keras, melepaskan cengkeraman tangan Jungkook yang menahan lengannya. Memejamkan mata mencoba menetralkan degup jantungnya yang memacu kuat karena ketakutannya.

"Hei, hei. Aku memanggilmu berkali-kali, Seo. Kau berlari cepat sekali."

Jungkook menatap heran ke arah Seobi, menyadari ketakutan yang tercetak jelas di wajahnya membuat Jungkook berada di satu kesimpulan. "Wow, apakah aku menakutimu?"

Helaan nafas berat menjadi jawabannya. Nyatanya rasa trauma Seobi masih tertinggal dengan jelas. "Maafkan aku, Seobi. Aku tidak bermaksud menakutimu."

Seobi menghela nafas lega, menggelengkan kepalanya pada Jungkook. "Tidak. Mungkin aku saja yang terlalu paranoid ketakutan hingga tak mendengar panggilanmu."

Seobi masih menetralkan pernafasannya saat sorot matanya memantau Jungkook yang datang dengan pakaian kerjanya. Ada raut lelah di wajah pria itu meski berbalut senyum lembut yang selalu mengacaukan detak jantung Seobi.

Jungkook sepertinya tidak langsung pulang ke rumahnya, tapi langsung datang kemari, membuat Seobi sedikit mengernyit heran.

"Mengapa kau ada di sini? Ada keperluan apa?"

Jungkook tersenyum hangat. Seobi berani bersumpah jika dia melihat pias rona kemerahan yang menyerang wajah Jungkook dalam sekejap meski Jungkook bisa menutupinya dengan baik. Pria Bae itu menggaruk asal kepala belakangnya saat matanya mengerling ke arah Seobi dengan senyum yang masih mematikan.

"Tidak ada urusan apapun. Aku-" Ada degup gugup saat Seobi menyorot matanya menuntut. "Aku ingin bertemu denganmu."

Senja itu, Seobi merasakan bagaimana ketakutannya berubah dan meledak menjadi debaran menyenangkan saat melihat Jungkook yang menatapnya begitu dalam dan hangat. Seobi merasakan sakura tumbuh terlalu lebat di hatinya.

- Sept 23, 2018

Selamat siang para kekasih pangeran tampan.

With love,
Adoreyna

BRUISE - Jung.KWhere stories live. Discover now