07; Our Fate

11.5K 1.5K 330
                                    

Dear, Adorys.

So, kalian baca BRUISE di urutan ke berapa?

Ramaikan ya, Dearest.
Biar aku semangat buat nulis lagi.
Aku kangen kalian, kangen ngobrol dan chit chat di komenan semua story aku.

Jangan lupa hype di IG yah!



***



Keduanya pergi setelah makan siang. Dengan cara khusus, Seobi mengeluh meminta ijin pada atasannya dengan alasan sakit hanya supaya bisa segera pulang bersama Jimin. Mereka mampir sejenak ke flat milik Seobi untuk mengambil beberapa barang dan pakaian yang bisa dibawa Seobi untuk dua hari pergi ke Busan.

"Tidak usah bawa terlalu banyak pakaian. Kau bisa membelinya di sana jika kekurangan."

Seobi menoleh kesal, melirik menatap tajam ke arah Jimin yang tengah duduk di sofa ruang tamu dan tengah memantaunya. Mendengus kecil, Seobi melanjutkan kegiatannya dan mengabaikan Jimin yang tengah sibuk karena dering ponselnya.

Seobi kembali fokus melipat potong terakhir pakaiannya, segera mengunci koper kecil bawaannya dan bergegas keluar menemui Jimin yang tengah bicara dengan ponsel yang terhubung sebuah panggilan.

"Nde. Aku pulang sekarang, Eomma. Aku akan tiba sore nanti."

"..."

"Aku bersama seorang teman. Eomma akan mengetahuinya nanti."

"..."

"Sampai ketemu nanti."

Jimin segera menutup panggilannya kala menoleh dan mendapati Seobi yang telah berdiri di sebelahnya. "Eoh, sudah siap?"

Seobi mengangguk, mendorong koper kecilnya ke arah Jimin bersama perintahnya yang mutlak. "Sebagai seorang pria, kau harus membawakan barang bawaan wanitanya. Tolong bawakan punyaku!"

Seobi tersenyum kecil, segera mematikan semua aliran listrik di flatnya dan hanya menyisakan satu lampu yang menyala di ruangan tengah sebelum berjalan keluar bersisian dengan Jimin. "Ayo berangkat!"

Ajaknya pelan saat keduanya telah berada di depan pintu. Seobi segera berlalu pergi dan meninggalkan Jimin yang hanya berdiam di depan pintu.

"Kenapa? Ada apa?"

Seobi menatapnya bingung, Jimin berjalan mendekat dan tersenyum begitu lebar bersama tas koper bawaan Seobi.

"Aku membawakan tas milikmu." Seobi mengernyit menyatukan kedua alisnya tak mengerti. Menatap Jimin yang berjalan semakin mendekat dengan senyuman yang diketahui Seobi sebagai sebuah ledekan. "Seorang pria harus membawakan barang bawaan wanitanya."

Seobi semakin tak mengerti arah bicara Jimin, membiarkan dirinya berjalan bersisian dengan Jimin menuju lift yang akan membawanya turun. Pintu lift terbuka tepat saat keduanya tiba di depan, membuat Jimin mempersilahkan Seobi masuk terlebih dahulu sebelum dirinya.

Maka bersamaan dengan pintu yang menutup menyisakan hanya mereka berdua yang menghuni ruangan kecil kecil itu, Jimin menyuarakan kesimpulannnya yang membuatnya tersenyum semenjak awal.

"Berarti, kau mengakui jika kau adalah wanitaku, Han Seobi."

Dan sontak tubuh Jimin mendapatkan puluhan cubitan dari tangan kecil Seobi kala sahabatnya itu menggodanya habis-habisan.

"Dalam mimpimu, Jim."

Nyatanya memang hanya Jimin satu-satunya pria yang mengisi kehidupannya sebelum wanita itu bertemu Jungkook.

BRUISE - Jung.KWhere stories live. Discover now