Quickie Morning [M]

19.1K 715 106
                                    


"Sayang? Hei? Jongin sayang?"

"Eum?" Dia menggeliat, suaranya terdengar malas-malasan dan mata elang itu enggan terbuka. Wajar saja, ini adalah pukul lima dini hari.

"Ayo bangun. Antarkan pulang ke rumah. Jika tidak pagi-pagi, aku bisa telat masuk kerja nanti!"

Mata tampan itu mulai terbuka sebelah saja, lantas melirik jam di dinding kamar. Dia lalu berkernyit menatap diriku dengan sebelah mata. Entahlah, apa yang salah. Entah olehku yang sudah berpakaian rapi untuk kembali ke rumah sewaku setelah semalaman menginap, atau lantaran aku yang membangunkan di hari yang terlalu dini.

"Kau bercanda? Ini hari Minggu! Pekerjaan apa yang menunggumu?!" Dia menggerutu dengan suara khas seseorang baru tersadar dari lelap.

Aku membeliak mendengar kalimat itu, lantas merogoh ponsel untuk kembali memeriksa nama hari dan tanggal untuk hari ini.

Wah, ada apa dengan diriku hingga bisa tak fokus? Benar saja, aku bahkan mengingatnya. Kami menghadiri acara makan malam kantor kami di hari Jumat malam, lantas kuputuskan untuk menginap hingga esok hari lantaran libur bekerja akhir pekan. Ini adalah hari Minggu, masih ada waktu semalam untuk tidur bersama menghabiskan waktu liburan akhir pekan mengingat kami kembali bekerja dir awal pekan di hari Senin.

Dia membuatku tersentak kemudian oleh ulahnya menarik tanpa aba-aba hingga jatuh ke ranjang. Dia menggulung dan membawa masuk tubuhku ke dalam pelukan lantas menutupi dengan selimut tebal.

"Hei?!" Aku berteriak protes.

Dia terkikik dengan mata terpejam. "Apa aku terlalu ganas semalam sehingga membuatmu melupakan hari Minggu-mu atau kau bosan bersamaku sehingga menginginkan cepat datang hari Senin? Huh! Kau keterlaluan!" Dia merajuk manja.

"Jongin lepaskan! Ini sesak!"

"Ohya? Di sebelah mana yang sesak, Sayang?" Dia malah menggoda dengan mata yang masih terpejam; terkikik dengan renyah meledeki.

"Dasar mesum! Lepaskan! Aku mau pulang saja!" Aku memberontak.

Namun, Kim Jongin terlalu keras kepala. Dia malah memeluk erat dan mencium sembarang puncak kepalaku. "Kau sudah membuat rencanaku terbang ke Busan gagal kemarin, jadi kau harus menemaniku lagi hingga esok hari!"

Aku menghentikan gerak memberontak. Sekelebat perasaan girang melonjak-lonjak. Siapa yang tak mau menemani pria idaman lebih lama sekali. Aku tak bisa serta-merta menolak.

"Kau bisa pergi ke Busan hari ini. Kasihan ia yang menunggumu di sana. Dia pasti merindukanmu." Berpura-pura mengelak, aku ingin tahu jawabannya jika aku berucap semacam ini.

Dia membuka kedua mata menatapku dengan kernyitan di dahi. "Benarkah ini Do Kyungsoo? Biasanya kau terus mengamuk jika aku lebih memperhatikannya. Biasanya kau ingin diriku untukmu saja." Dia tersenyum bersama kernyit menyebalkan.

Aku memukul dadanya lantas merebahkan kepalaku di sana. "Bagaimana pun juga dia adalah istrimu. Kau tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Apalagi kau dan dia tinggal berjauhan, kau bahkan hanya sesekali pulang ke rumahmu di Busan. Aku mengamuk hanya sesaat, selebihnya kau tahu aku akan kembali ke pelukanmu."

Tak menjawab, Jongin merapatkan pelukan hingga tubuhku benar-benar menyatu dengan kulit tubuhnya yang polos tak tertutup sehelai benang pun.

Ini sudah terjadi cukup lama. Aku yang menjadi lelaki simpanan Kim Jongin, atasanku di tempat bekerja. Sebenarnya, kami bersama bahkan sebelum ia dan sang istri menikah. Namun, Jongin hidup di kalangan keluarga terpandang sehingga menentang keras hubungan seksualitas yang menyimpang. Orang tuanya tetap saja bersikeras menikahkan ia dengan gadis beradab dari keluarga yang sempurna. Walau bagaimanapun, Jongin adalah Kim Jongin. Dia itu lelaki keras kepala.

KAISOO Oneshot CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang