Daddy Kyung [M]

15.1K 643 221
                                    



"Jongin!"

Jongin menghentikan gerak tangan kala teman satu angkatannya datang mendekati. Dia terengah-engah menghampiri. "Pak Dekan dan Kepala Keuangan Fakultas mencarimu."

Mata Jongin membeliak. Ah, benar saja. Ini sudah tenggat waktu yang dijanjikan. Beasiswanya sudah tercabut begitu saja lantaran nilai semester yang menurun drastis di semester yang lalu, dia bahkan hanya diberi waktu tiga bulan untuk melunasi biaya semester ini setelah beralasan ia sedang kesulitan menghasilkan uang sendiri. Hari ini, Pak Dekan dan Bendahara Fakultas sudah pasti menantinya.

Jongin tak berbohong. Ia ingin sekali mendapat gelar dari sekolah tinggi meskipun orang tuanya terlalu miskin dan tak mampu membiayai. Jongin sudah berusaha keras mempertahankan beasiswanya selama ini, namun semua menghilang dalam sekejap lantaran rasa sakit putus cinta dengan seorang gadis yang pendusta. Semangatnya menghilang, nilai seluruh mata kuliah mengalami penurunan. Sungguh, Kim Jongin benar-benar bodoh.

Temannya kembali berucap kala tangan Jongin bergerak kembali untuk membereskan buku-buku di atas meja. "Ah, Paman yang kemarin mengantarmu ada di sana," ucap teman Jongin membuat lelaki itu mengernyit dan melirik.

"Paman yang kemarin?"

"Itu loh, yang mengantarmu dengan mobil mewah dan kau bilang seorang Paman yang kau kenal."

"Ah, Tuan Do." Jongin mengedik bahu. Namun, sesaat kemudian dia membeliak dan menatap tajam temannya kembali. "TUAN DO BERADA DI MANA?!" Dia bahkan berteriak sangat kencang.

Temannya bahkan tersentak dan berkedip mata. "D—Di ruangan Pak Dekan, bersama bendahara fakultas." Dia menjawab takut-takut.

Kemudian tanpa memberi respons ucapan teman, Jongin dengan segera memacu lajunya, ia bahkan berlari kencang menuju ruangan sang Dekan Fakultas.

Ini terlalu bahaya, mereka bahkan belum mencapai kesepakatan. Maksud Jongin, dirinya dan Tuan Do. Tetapi lelaki yang berusia tiga belas tahun jauh di atasnya itu sudah dengan berani datang ke sekolah tingginya. Jongin tak ingin ada kesalahpahaman.

Setelah menuruni anak tangga gedung baru fakultasnya, Jongin mengambil jalan memutar untuk terus berlari melewati perpustakaan dan ruang perkuliahan. Kantor dekanat berada di dekat pintu gerbang fakultasnya dan ruang sang Dekan berada di lantai tiga gedung tersebut.

Napas Jongin tersengal kala membuka tergesa-gesa pintu ruangan sang Dekan, dia bahkan lupa bersopan santun seperti mengetuk pintu, memberi salam atau menundukkan kepala.

"Ah, Nak Jongin datang. Sini sini mari duduk." Jongin dibuat mengernyit kala Pak Dekan yang malah berucap sopan santun.

Namun, Jongin tidak terlalu peduli akan masalah sopan santun ini. Dia lebih tertarik pada lelaki elegan dengan setelan mahal dan mewah yang duduk dengan santai di seberang tempat duduk Pak Dekan. Dia tersenyum begitu angkuh.

"Ayo Nak Jongin kemari." Kembali Pak Dekan mengajak duduk, membuat Jongin ragu-ragu untuk duduk di samping lelaki mungil yang elegan. Ah, meskipun umurnya berkali-kali lipat lebih tua dari usia Jongin, namun lelaki yang tampak elegan ini tetap lebih pendek darinya. Ah, atau barangkali Jongin yang kelewat tinggi.

"Kenapa Jongin tidak mengatakan jika Jongin adalah bagian dari keluarga Do pemilik Orion Group?" Pak Dekan berujar dengan senyum sumringah.

"Jongin melarikan diri di usia tujuh belas tahun lantaran ia menolak dijodohkan dengan gadis bangsawan yang menginginkan kerjasama perusahaan." Tuan Do di sebelah Jongin berucap dengan senyum yang ramah, akan tetapi itu membuat Jongin bergidik. Dia bahkan tak tahu-menahu akan skenario ini. Entah bagaimana ia bisa menjadi anggota keluarga Do sementara ia hanya seorang anak petani yang miskin yang mengais ilmu di ibukota demi mendapat gelar yang tertinggi. Jongin tak tahu maksud lain Tuan Do.

KAISOO Oneshot CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang