mg15

681 78 26
                                    

🌞

Setelah kepergian Yuki, j,a,c yang lain mengajak Al cs pergi ke kedai es cream pinggir jalan tak jauh dari mall.

"Oh ya kita belum tau nama kalian" Kim bersuara.

"oh ya nama gue Ali, dan ini sahabat2 gue yang ini Al, ini Adi dan yang ini stefan" Ali memperkenalkan.

"ok. Nama gue Kim, ini Prilly, ini Lia dan sahabat gue tadi namanya Yuki"

"kalian ingat gak sebelumnya kita pernah bertemu?" Tanya Ali.

"ingat kok" Membuat Al cs tersenyum mendengar jawaban Prilly.

"kalian yakin mau jadi temen kita? karna kalau udah jadi temen kita kalian gak bisa bebas dan harus menuruti semua apa yang kita katakan" Terang Kim dan di angguki oleh Prilly dan Lia. Al cs saling pandang seakan mentransfer pemikiran mereka.

"Maksudnya?" Adi bertanya tak mengerti.

"jadi gini, yang pertama kalian gak bisa bebas ngelakuin apa yang kalian mau. yang kedua kalian harus menuruti apapun yang kita katakan. Dan ketiga kalian harus menyerahkan 5% dari uang jajan yang masuk dalam tabungan kalian setiap bulannya"Jelas Prilly.

"hah" Al cs kompak.

"5% dari tabungan kita? buat apa?" Tanya Ali.

"nanti kalian juga tau" Jawab Lia.

"jadi gimana? masih mau jadi temen kita? kalau gak jadi kita akan pergi" Prilly menatap mereka bergantian.

"oke gak masalah" Jawab Al yakin setelah kode2 an dengan sahabat kunyuknya.

"ok, jadi kita akan data kalian dan ingat, jangan bohong" Lia mengeluarkan laptopnya.

~~~

Sampai di rumah, Yuki sudah di sambut mamanya dengan wajah sedih, khawatir, dan linangan air mata.

Dengan di papah kedua orang berjas hitam Yuki berjalan mendekati mamanya yang menatapanya dalam diam. Dan kurang beberapa langkah mama langsung memeluk putrinya dengan linangan air mata yang semakin deras ia tumpahkan. Ia peluk erat putrinya sungguh hanya ada rasa ketakutan di dalam hatinya yang kini melebur terganti dengan perasaan lega yang sangat luar biasa saat ia melihat dan merasakan hangatnya memeluk kembali putrinya.

Yuki yang tau kecemasan mamanya menenangkan lewat pelukan hangat dan usapan lembut mewakili kata yang tak terucap.

Mama masih betah memeluk putrinya dan Yuki membiarkan itu meskipun kini ia tengah menahan rasa sakit di lututnya karna kelamaan berdiri.

"Maaf nyonya, kaki nona Yuki terluka lebih baik nona segera di bawa ke dalam dan lukanya segera di obati" Mama dengan cepat melepas pelukannya lalu melihat kaki putrinya yang telah terbalut perban putih.

"tolong bawa nona Yuki ke kamarnya" Ucap mama dengan bahasa jepang. Kedua laki2 itu mengangguk patuh lalu memapah nonanya dan di ikuti satu lagi laki2 berjas hitam yang membawa tas dan kunci mobil Yuki.

"bi tolong telfon dokter will suruh cepat kesini dan tolong ambilkan handuk sama air hangat bawa ke kamar nona Yuki"

"baik nyah" Bi Irah segera ke dalam untuk menelfon dokter Will dan mama menyusul putrinya.

"sayang ganti baju kamu dulu" Mama memberikan baju Yuki yang baru di ambil dari lemari, Yuki menerimanya lalu masuk ke kamar mandi.

Lima menit kemudian Yuki keluar, kedua laki2 berjas hitam yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar mandi dengan sigap memapah nonanya kembali, sedangkan mama dengan cepat menata bantal untuk sandaran nyaman putrinya.

misterius girlsWhere stories live. Discover now