Prolog

201K 8.1K 51
                                        

Untuk pertama kalinya aku membolos sekolah. Aku tak peduli meskipun aku masih mengenakan seragam.

Berjalan tanpa arah membawaku pada sebuah taman di tengah kota London. Musim semi London yang masih diguyur oleh hujan membuat hawa kota ini menjadi dingin. Aku memeluk tubuhku dan menarik rokku untuk menahan angin agar tidak berhembus pada pahaku yang terekspos rok seragam yang pendek.

Aku melihat seorang gadis di sebuah bangku taman, duduk sambil menatap sebuah pena dengan seksama. Karena penasaran aku ikut duduk disampingnya. Bahkan kedatanganku tak membuatnya sadar dari lamunannya.

"apa yang kau lakukan?"

"Oh my God!" aku ikut terkejut ketika gadis di depanku juga terkejut. Aku tidak tahu bahwa teguranku semengagetkan itu

"aku... aku hanya mencari sesuatu."

"dari sebuah pena?" aku menatapnya bingung, memangnya apa yang bisa dicari dari sebuah pena? Dan pena itu terlihat biasa saja tak ada yang spesial.

"apa yang sedang kau cari dari pena itu?"

"Uhm sejujurnya aku juga tidak tahu."

"kau gadis yang aneh." dasar aneh. Entah mengapa perutku merasa geli dengan jawabannya.

"Perkenalkan aku Naomi." Aku mengulurkan tanganku tiba-tiba. 

"Aku Dinda."

"Nama yang aneh, kamu seorang asia?"

"Yups. dan apa yang dilakukan anak sekolah di taman pada jam seperti ini?" Dia melihat seragamku.

"Haha aku sedang menghindar dari seorang yang menyebalkan."

"Siapa?"

"Suamiku." dia lagi-lagi terlihat terkejut mendengarkan jawabanku.

aku kabur dari sekolah karena suamiku akan datang ke sekolah akibat aku terlibat pertengkaran sesama pelajar kemarin. Aneh memang untuk seorang gadis berumur enam belas tahun sudah menikah. Tapi ini adalah Inggris, umur legal menikah adalah enam belas tahun dan juga aku menikah karena dijodohkan bukan atas cinta. pathetic.

"Jangan kaget karena di London umur 16 tahun sudah legal untuk menikah selain itu aku dijodohkan." 

"oh maaf aku tidak bermaksud."

"tidak apa-apa terkadang hidup itu memang lucu, sangat penuh kejutan."

Aku hanya korban dari politik bisnis keluarga. Tak pernah ada yang benar-benar peduli dengan perasaanku. Mungkin hingga aku mati, aku tak pernah memiliki pilihan.

"akupun sama, kabur ke London untuk menghindar dari kenyataan. Aku meninggalkan segalanya di negara asalku dan ingin memulai dari awal lagi di sini." aku menatapnya dengan ketertarikan.

"Seandainya aku memiliki kekuatan sepertimu untuk mengambil keputusan."

"Memangnya keputusan apa yang ingin kau ambil?"

"aku ingin bercerai." aku tersenyum melihat keterkejutannya.

"kenapa?"

"dia terlalu dominan, selalu menyuruhku untuk melakukan ini itu. dia sangatlah dingin dan aku sangat yakin pasti hatinya pun membeku. aku butuh seorang gentleman yang menyanyangiku selain itu perjalanan hidupku masih sangat panjang untuk dikekang oleh orang lain." Pria itu adalah definisi sesungguhnya dari devil. Bahkan orang lainpun melihatnya sebagai seorang malaikat kematian.

"aku mengenal seorang pria layaknya gentleman. tapi dia juga yang menyakiti hatiku. Jadinya aku pergi meninggalkannya. Kau harus berani Naomi, terkadang butuh 20 detik keberanian untuk mengubah segalanya." sepertinya gadis ini baru saja mengalami patah hati, dari lubuk hatiku yang paling dalam aku berdo'a untuk kebahagian baginya di masa yang akan datang.

"Aku harus pergi dulu, senang bisa berbincang denganmu Naomi." aku melihat seseorang datang menghampiri kami.

"senang berbincang denganmu juga. dia kekasihmu?"

"Oh tidak tidak, dia adalah sahabatku. kalau begitu aku duluan. selamat tinggal."

Aku tersenyum dan berlambai. Mungkin aku harus bisa mengambil keputusan seperti Dinda walaupun keputusan yang aku ambil akan terlihat seperti melarikan diri. Tapi aku terlalu takut, aku pengecut dalam berbicara. Apakah selamanya aku akan menjadi seorang boneka?

*

Btw jangan lupa untuk vote dan komen ya sheyenk :)

Gigi

Expecting The Unexpected (Complete)Where stories live. Discover now