Brother complex (Jaeyong)

4.5K 301 24
                                    

  Menjadilah berarti. Bila salah, tidak  perlu mati - matian membela diri. Cinta itu selalu memaafkan.  Mencintai bukan sebuah kesalahan, setiap orang punya hak yang sama untuk mencintai orang lain.






"Bangun bocah pemalas kau bisa terlambat"

Suara yang begitu lembut terdengar di sepasang telinga seorang remaja yang masih menikmati tidurnya. Masih enggan untuk melepas betapa hangatnya selimut yang membungkus tubuhnya.

Pagi yang tenang dan menyenangkan sepertinya tidak akan pernah dirasakan seorang remaja bernama Jung Jaehyun. Teriakan dan pukulan selalu dia terima dari kakaknya, bukan pukulan yang menyakitkan hanya saja itu termasuk hal yang tidak Jaehyun sukai. Tak pernah sekalipun sang kakak membangunkannya dengan cara yang lebih manusiawi, menurutnya.

Seperti kali ini, bantal yang tadinya ada di pelukan Jaehyun malah menjadi sebuah senjata untuk memukulinya. Belum lagi suara cempreng kakaknya yang bisa membuat dia tuli. Namun di sisi lain dia merasa bahagia, setidaknya kakaknya masih memperdulikannya, memperhatikannya. Walaupun dengan cara yang berbeda. Tapi inilah kehidupan Jaehyun, kehidupan bersama sang kakak yang menjadi satu-satunya tujuan hidup Jaehyun saat ini. Satu-satunya alasan kenapa Jaehyun masih bisa bernafas. Dan satu-satunya alasan Jaehyun merasa bahagia.

"Hyung, tidak bisakah kau berbicara pelan. Telingaku masih normal" suara serak Jaehyun membuat sang kakak hanya menggelengkan kepalanya. Sudah terlalu hapal dengan sikap sang adik.

Alih-alih bangun, Jaehyun malah menarik selimut dan menutupi tubuhnya lagi. Membuat sang kakak semakin murka. Tak ada cara lain untuk membangunkan bocah ini, kecuali dengan beberapa ancaman yang selalu berhasil membuat menurut.

"Jika kau tidak bangun jangan harap kau bisa melihatku nanti malam " dan satu kalimat itu membuat Jaehyun terduduk dengan wajah cemberutnya. Matanya menatap mata sang kakak yang terlihat begitu serius.

"Taeyong Hyung, ada apa denganmu?"

Taeyong, hanya bisa menghela napas. Seolah membiarkan sang adik tau tentang apa yang ada dalam pikirannya. Memang sangat sulit untuk menyembunyikan apapun dari Jaehyun. Hidup lama bersamanya membuat ikatan mereka semakin kuat

"Cepat bangun Jae, kau akan terlambat" mengabaikan pertanyaan Jaehyun, Taeyong lebih memilih mengalihkan perhatiannya dengan menarik selimut yang masih ada ditubuh Jaehyun, membuat sang adik kembali cemberut.

"Iya iya aku bangun tapi..."


Cup


"Morning kiss Hyung"

Taeyong membolakan matanya saat Jaehyun mencium kilat bibirnya, menatap sekejap Jaehyun yang hanya menatapnya dengan cengiran tanpa dosanya. Tidak, Taeyong tidak marah dengan sikap Jaehyun. Ini memang selalu Jaehyun lakukan ketika mereka masih kecil, dan Taeyongpun juga sudah terlalu biasa dengan sikap Jaehyun yang kadang sangat berlebihan padanya

Jaehyunpun langsung berlari ke kamar mandi, sedangkan Taeyong yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Jaehyun tidak pernah berubah. Selalu bersikap manis terhadapnya, dan selalu membuat Taeyong nyaman. Sama seperti 12 tahun yang lalu, dimana usia Jaehyun masih 7 tahun saat ia bawa oleh ayahnya pulang kerumah. Saat pertama kali menatap Jaehyun, Taeyong bisa merasakan ada sesuatu yang aneh didirinya. Dan sejak saat itu juga Taeyong mulai menanamkan pikiran dalam dirinya jika dia harus bisa membuat Jaehyun bahagia

~~~







Suasana mobil sangat hening kali ini, tidak seperti biasa Taeyong terlalu fokus dengan jalanan dan Jaehyun yang asyik dengan ponselnya. Sesekali Taeyong melirik Jaehyun, tersenyum melihat betapa tampan adiknya itu. Usia Taeyong hanya terpaut 2 tahun dari Jaehyun, namun diusia yang baru menginjak 21 tahun ini Taeyong sudah menjadi seorang pemimpin di perusahaan ayahnya. Mengantikan sang Ayah yang meninggalkan mereka sekitar 3tahun yang lalu, sedangkan Jaehyun yang berumur 19 tahun berada di tingkat akhir SHS.

LOVE STORY (Oneshoot)Where stories live. Discover now