Part 3 : Demi Refund

47 4 0
                                    

"Lo nguping ya kemaren?"







'MAMPUS GUE' jerit Jihan dalam hati, keringat dingin sudah mengalir di pelipisnya dan genggama tangan Arka semakin mengerat.

"Jawab, gausah sok bisu deh lo" ancam Arka yang membuat Jihan semakin merapatkan mulutnya.

"Ma-maaf kak saya gak bermaksud buat nguping" ucap Jihan dengan takut.

"Asal lo tau ya, kalo sampe ada gosip soal gue yang kesebar gue gak segan-segan juga bikin hidup lo-", belum selesai Arka menghabiskan kalimat ancamannya pintu ruangan terbuka menghadirkan wanita paruh baya dengan anak kecil dengan seragam merah putih.

"Loh, Mas Arka kenapa sama Mbak Jihan? Kok saya denger kaya teriak-teriak dari luar" ujar Bu Cecilia.

"Ah-enggak papa kok bu, saya kesini cuman balikin buku" balas Arka sedikit malu.

Bu Cecilia malah tersenyum nakal, "Mbok yo kalo ada masalah berdua diomongin baik-baik toh le, masa sama pacar sendiri galak".

Mendengar kata "Pacar" wajah Arka dan Jihan jadi memerah, "Ibuah bisa aja, kita enggak pacaran kok bu" balas Jihan, 'Bu tolong jangan nambah perkara saya buuu' pintanya dalam hati sedangkan Arka hanya tertawa kecut.

Akhirnya Arka memilih untuk pergi dari situ, karna dia tau kalau Bu Cecilia udah membahas soal pacar pasti dilanjutkan dengan ceritanya dulu pada saat masih muda yang bisa sampai sejam penuh biarlah Jihan yang menghadapinya sebagai imbalan melepaskannya kali ini.










Setelah capek mendengarkan Bu Cecilia yang menceritakan kisah cintanya pada masa SMA dulu Jihan merasa sedikit lega karna tidak ada melihat Arka selama jam makan siang, dia pun mengunyah roti isinya perlahan ditemani dengan es teh kantin favoritnya.

Jihan mengawasi sekitarnya, berjaga-jaga jika ada Arka memasuki area itu dia akan ngacir pergi. Rika lagi-lagi tidak menemaninya makan siang karna harus mengeprint tugasnya untuk matkul setelah jam makan siang.

Tapi dari arah yang tidak terduga, Arka malah tiba-tiba muncul di depan wajah  Rika, sambil membawa semangkuk Mie Ayam dengan 2 gelas es jeruk.

"Ada yang mau gue omongin" ucap Arka

Terkejut dengan hadirnya orang itu Rika tersedak roti isinya dan segera meneguk es tehnya.

"Gue tau lo kemaren ngupingin gue berantem sama Haris" ujar Arka.

"Ma-maaf kak saya gak bakalan nyebarin soal kakak yang..." Jihan tak berani menyelesaikan kalimatnya.

Arka tertawa kecil mendengar Jihan yang gugup itu, "Lo kayaknya gak pernah dengar ya soal gimana gue keras banget kalo lagi BEM", Jihan semakin gugup mendengar suara Arka yang makin memberat.

"Yaudah nih", Arka menyodorkan mangkuk mie ayam kehadapan Jihan.

"Gue tau lo butuh banget soal duid, apalagi yang sampe lo teriak pengen punya cowok gay. Jadi gue tawarin ke elo sekaligus untuk uang tutup mulut" . Masih tidak sampai akal Jihan memikirkan perkataan Arka.

"Telmi banget sih lo, lo sendiri kan yang mau jadi pacar kamuflase cowok gay" ketus Arka.

"Jadi kakak nawarin saya buat jadi pacar bohongan kakak?"

"Iya, lo cuman butuh pura-pura jadi pacar gue di depan temen-temen, ortu dan dosen-dosen gue dan gak membuka mulut soal gue yang gay"

Jihan tidak menyangka kalau Si Kakak Tingkatnya akan berkata seperti itu, sebenarnya tanpa dibayarpun Jihan tidak ada berpikir untuk memanfaatkan keadaaan.


"Maaf kak tapi walau tidak kakak bayar pun saya akan tutup mulut tentang seksualitas kakak" ujar Jihan.

"Gue gak suka kalo ada yang berada di posisi bisa ngehancurin posisi gue yang diatas ini, gue gak mau bikin kecewa ortu gue oke? Kalau lo gak mau terima tawan gue mungkin Pak Rohman senang dapat kunjungan dari lo ke kantornya"


Jihan panik ketika mendengar nama pria tua itu, Pak Rohman adalah salah satu teman ayahnya yang menjadi dosen konseling di kampus ini dan kebetulan juga beliau yang merekomendasikan Jihan untuk mendapatkan beasiswa disini.

"Gimana? impas kan? kalo memang lo nerima gue bakalan hmm... 200 ribu buat sekali jalan ngapel, tambahan uang jajan 20 ribu tiap hari kalo lo bisa sok romantis pada saat gue butuh di kampus"







Uang... Itu yang dibutuhkan Jihan sekarang, jika saja ia pergi ngapel seminggu sekali ia bisa dapat hampir 1 juta perbulannya dengan tambahan mesra-mesra di kampus. Jihan tidak pernah seputus asa ini tentang uang tapi dia tidak punya pilihan yang lebih menjanjikan untuk segera me-refund uang customernya.







"Oke... Gue terima"

My Gay BoyfriendWhere stories live. Discover now