Part 5: Awal Penasaran

35 1 0
                                    

"Heh lo ceweknya Kak Arka, sini lo"



'Ahh... sialan' umpat Jihan dalam hati.

Sekarang dia sudah dikelilingi geng cewek yang tadi di Bakmi Mpok Ijah, dandanan 5 cewek centil itu makin menor, wangi parfum semakin menusuk hidung.

"Lo beneran ceweknya Kak Arka?" tanya Sherlyn.

Jihan menelan ludahnya dan berusaha tenang, dia kembali mengingat perkataan Arka jika ia dalam keadaan seperti ini, "Lo gue kasih 200 ribu kalo bisa bela diri dan tetep teguh soal lo jadi pacar gue"

"Iya gue pacarnya Kak Arka, lo ada masalah?"

"Apa buktinya lo kalo pacarnya Kak Arka?"

"Tanya aja sama anak fakultas DKV yang ngeliat gue ditembak sama Kak Arka di kantin" balas Jihan dengan nada sedikit berani.

Tidak seperti yang diduga cewek dengan lipstick merah itu malah memeluk Jihan , "Aaaa gelo gue seneng banget denger Kak Arka punya pacar cewek" ujarnya senang.

"Hah maksudnya??"

"Lah, elo gak pernah denger isu-isu soal Kak Arka yang katanya gay karna gak pernah ada naksir cewek, bahkan ngelirik cewek cantik pun enggak pernah" jelas Sherlyn.

"Pokoknya kalo elo butuh apa-apa kasih tau kita aja" kata salah satu teman Sherlyn.

"Lo butuh baju, make up artist, sepatu, apa aja pokoknya ngomong ke kita ya" lanjutnya.

Dan ada juga kembar yang ikut menimpal, "Kalo lo butuh tumpangan buat ketemuan sama Kak Arka kasih tau aja nanti kita jemputin"




Jihan  kebingungan akan semua perhatian ini, dia tidak menyangka geng cewek centil ini malah mendukung dia dengan Arka ditambah lagi malah ngasih fasilitas. Dia pun paham kenapa Arka nekat untuk mencari pacar bohongan, gossip dia gay udah separah itu rupanya.

Sedang dalam lamunannya itu, Jihan dikagetkan dengan handphonenya yang berdering tanda notif LINE.


"From : Arka Homo

Mana no. Rek lo, gw mau tf duid minggu ini sekalian sama minggu dpn"


'Gila ini homo cepet amat belum juga seminggu elah, tapi gak nolak sih kalo dikasih duid' pikir Jihan yang lalu mengetikkan nomor rekeningnya. Tak lama kemudian ada notif E-Banking, Jihan berlinangan air mata melihat jumlah uang yang ditransfer oleh Arka, 'Ya tuhan ini duid makan gue seminggu sisanya bisa nyicil utangan' ucapnya syukur dalam hati.

Tapi tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran Jihan, 'Arka dapat duid dari  mana? dia kan enggak kerja'







Tak terasa tinggal seminggu lagi menuju Ujian Semester, Jihan kelabakan karna masih banyak materi yang belum ia pahami,  sudah hampir seharian dia mengutak-atik software coding dan masih belum menemukan kesalahannya karna program buatannya masih belum berjalan dengan benar.

Jihan sampai tidak menyadari ada seorang lelaki 3 tahun lebih tua darinya yang memperhatikannya.

"Itu salah tuh yang di baris ini" ucap suara itu yang lalu menunjuk layar laptop Jihan.


Jihan dibuat terkejut karnanya, wajahnya memerah begitu tau siapa yang telah menegurnya itu. Febri Irwansyah, senior idolanya.


Febri memiliki perawakan yang tinggi dengan wajah sedikit tirus sangatlah mirip dengan bias favorit Jihan , Lee Minhyuk hanya saja warna kulit Febri sedikit lebih kecoklatan dan juga ia menggunakan kacamata.

"Ihh kakak bikin kaget sajaa" ucap Jihan kesal dengan pipi merah.

"Maaf dehh... Kamu salah tuh coba teliti lagi deh, matkulnya Pak Johannes ya?"

"Iya nih susah banget, beliau mintanya macem-macem kalo yang ini gak dipahamin nanti katanya US-nya bakalan disusahin" keluh Jihan.

"Ahahaha, memang begitu beliau tapi yang penting kamu udah paham dasarnya kamu pasti bisa kok ngerjain soal-soalnya" balas Febri

Febri malah membantu Jihan mengerjakan tugasnya itu dan mengajarinya beberapa materi yang tidak diketahui Jihan, 'duh enak banget cara ngajarinnya' puji Jihan dalam hati, Jihan memang punya sedikit perasaan terhadap seniornya itu, selain mirip dengan bias kesayangannya Febri juga termasuk senior yang cukup pintar di angkatannya.

"Makasih banyak loh ya kak udah mau bantuin" ucap Jihan setelah selesai membereskan barang-barangnya.

"Iya santai aja lagi, gue juga sekalian nginget-nginget cara programmingnya" balas Febri.

Tak terasa sudah hampir jam 5 sore, tapi kali ini waktu Jihan berlama di ruang komputer tidak sia-sia, dia bisa paham materi yang akan diujikan ditambah lagi bisa kenal lebih dekat dengan Kak Febri. Jihan pun jadi lebih tau sedkit tentang Kak Febri, dia salah satu mahasiswa berprestasi dengan kepribadian yang unik, dan juga senyuman .


Jihan dan Kak Febri mampir sebentar di jejeran pedagang makanan lokal, Febri pun menraktir Jihan semangkuk bakso yang awalnya ditolak oleh Jihan karna takut merepotkan tapi berakhir menurut ketika suara perutnya protes karna sama sekali belum ada makan seharian.


"Oh iya katanya kamu pacaran sama ketua BEM ya?" tanya Febri.

Jihan yang sedang menyeruput kuah baksonya jadi tersedak mendengar pertanyaan itu, ditambah lagi ini gebetannya.

Awalnya dia ragu menjawabnya, tapi mengingat sudah berapa nominal uang yang diterimanya mau tidak mau Jihan harus menyerah akan perasaanya ini.

"Iya kak, udah sampe kedengeran di angkatannya kakak ya?"

"Ya gitu deh, ditambah lagi kemaren pada heboh tuh gara-gara si Arka membonceng kamu. Cewek-cewek fakultas gue pada sedih ngeliatnya"

"Wah... Oh iya, Kak Febri kan seangkatan sama kakak nih perkiraan Kak Arka orangnya gimana ya dulu? Kebetulan juga aku baru-baru aja suka sama dia jadi masih banyak yang gak kutau soal dia" ujar Jihan.

"Hmm... Sebenarnya Arka sama aku tuh pernah satu sekolah uhh SMP sama SMA kalo gak salah"

"Woah... Aku kepo nih jadinya kak"

"Aku tidak begitu dekat dengannya sih karna semasa SMP selalu berbeda kelas dengannya, tapi pas SMP dulu dia juga ya tipikal yang famous gitu pernah jadi Ketua OSIS juga pula, setelah lulus aku 2 tahun SMA di Magelang pas balik lagi-lagi satu kelas sama dia dan dia agak berubah gitu"

"Hah? Berubah gimana maksudnya kak?"

"Kayak kurang pamor gitu, gak sefamous pas SMP terus juga anaknya jadi agak pendiam, nilainya gak setinggi dulu jadi standar doang"

"woah... Kok ngeri banget, perkiraan kakak tau gak kenapa bisa berubah gitu?"

"Aku pernah nyoba nanya ke beberapa temannya yang kebetulan temanku juga, ada yang bilang kalau ortunya cerai ada juga yang bilang kalau dia korban pelecehan seksual atau apa gitu"

"Hah!? Kok bisa sampe begitu?"

"Kurang tau juga sih, semua yang kutanyain ya jawabnya kurang lebih aja"



'Apa yang sebenarnya terjadi sama Kak Arka?'

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 12, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Gay BoyfriendWhere stories live. Discover now