14. Kebenaran Yang Menyakitkan

118 26 1
                                    

Siang hari ini Jaehwa sudah boleh pulang, sekarang lagi nunggu jemputan dari sang Ayah. Jaehwan kuliah, karena Jaehwa sudah mengoceh dari semalam. Padahal Jaehwan itu khawatir sama dia, tapi Jaehwa juga tidak mau jika Jaehwan ketinggalan kuliah karena dirinya.

Ting!

Bunyi notifikasi whatsapp membuyarkan lamunan Jaehwa yang sedang menunggu jemputan sang Ayah.

Jaejae🐽
Sudah pulang?

Senyuman manis terpatri di bibir Jaehwa melihat pesan masuk yang ternyata dari Jaehwan. Seketika perut Jaehwa seperti dipenuhi oleh kupu-kupu yang berterbangan, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Jaehwa pun membalas pesan itu, memberitahukan bahwa dia sudah boleh pulang dan sedang menunggu jemputan dari sang Ayah.

Terus menerus saling membalas pesan singkat, Jaehwa sampai tidak sadar bahwa sang Ayah sudah sampai.

"Anak Ayah kenapa senyum-senyum terus begini sih? Seneng banget kayaknya," ujar Ayah tepat di depan wajah Jaehwa membuat rona merah semakin menyala di pipi gembilnya.

"Oh lagi ngobrol sama Jaehwan toh, Pantes." Ayah melirik sebentar ponsel yang sedang Jaehwa pegang.

"Ih Ayah ... main lihat-lihat aja." Jaehwa menggerutu kesal, lantaran sang Ayah memergokinya senyum sumringah hanya karena sebuah pesan dari Jaehwan.

"Memangnya Ayah tidak boleh lihat?"

Jaehwa menggeleng, jari telunjuknya ikut bergerak ke kanan dan ke kiri se arah dengan gerakan kepalanya.

"Bun, awasin anak kamu nih, nanti tau-tau dia nyangkut sama anak tetangga lagi," ujar Ayah seraya memasukkan barang-barang Jaehwa ke bagasi. Sedangkan Bunda hanya senyum tipis melihat suami dan anaknya yang jarang sekali seperti ini.

"Emang ngga boleh kalau nyangkut ke anak tetangga Yah?"

Ayah menoel hidung pesek Jaehwa, "Boleh saja, tapi selesaikan dulu sama yang lain, jangan dua-duanya kamu gandeng, gak baik."

"Siapa juga yang mau menggandeng Jaehwan." Jaehwa berkacak pinggang. Bisa-bisanya sang Ayah berucap seperti itu.

"Eits ... jangan gitu, jodoh tidak ada yang tahu loh Jee." Ayah menutup pintu mobil, dan bersiap menancapkan gas menuju rumahnya.

"Ayah setuju kalau aku sama Jaehwan?"

"Siapa saja boleh. Asal dia menyayangimu, menjagamu dengan baik seperti Ayah menyayangimu dan menjagamu dari kamu kecil sampai sebesar ini. Ayah tidak mau kamu sakit, Ayah tidak rela air mata yang berharga itu jatuh dari mata indah anak Ayah yang cantik ini." Ayah mengelus puncak kepala Jaehwa yang memang dia duduk di samping Ayah, dan Bunda duduk di belakang Ayah.

Jaehwa terharu dengan ucapan sang Ayah. Begitu besar rasa cinta yang Ayah berikan untuk dirinya. Memang benar, cinta pertama anak perempuan adalah Ayahnya sendiri.

🍂🍂🍂

Sesampainya di rumah, Jaehwa langsung merebahkan dirinya di ranjang empuk yang dia rindukan selama dia berada di rumah sakit.

Sedang asik men-scroll instagram melihat lihat video lucu yang menghiburnya dikala sendiri seperti saat ini. Tiba-tiba saja Direct Messages Instagram masuk.

Jaehwan&Jaehwa || Kim jaehwan [END]Where stories live. Discover now