Part 7

4.3K 485 11
                                    

Jisoo terbangun pagi sekali hari ini, dia berangkat ke kampus lebih pagi dari biasanya. Rasanya cukup malas untuk menghadiri kelas dosen menyebalkan ini, tapi bukan Kim Jisoo namanya jika bolos dengan alasan MALAS.

Jisoo tiba dikelas dan mendapat sambutan hangat dari Jennie yang sudah lebih dulu sampai. Seperti biasa dia duduk di sebelah sebelum kelas nya sendiri dimulai, Jennie biasa menemui Jisoo terlebih dahulu, lalu mengoceh cerita gosip seputar kampus.

Tapi Jisoo merasa cukup bersyukur karena temannya satu ini aku mulai merasa lebih baik, gadis itu tau sebenarnya Jennie juga berusaha agar Jisoo melupakan nya.

Jisoo larut dalam pikirannya, dia teringat kembali oleh sosok jangkung yang dulu menjadi kekasihnya. Sulit untuk melupakannya tapi tidak membuat Jisoo menyerah. Dia sedikit demi sedikit mulai lebih memikirkan hal lain untuk mengalihkan pikiran, seperti belajar saat waktu luang atau menghabiskan waktu bermain dengan Jennie. Agaknya memang cara ini cukup berhasil untuk melunturkan rasa galaunya.

"Hei, Kim Jisoo, Kau dengar tidak?" Jennie mengibaskan tangannya didepan wajah cantik Jisoo.

"Ya, aku mendengarkan, Jennie Kim. Ada anak baru kan di bisnis manajemen. Dia seorang sendok perak, pewaris perusahaan terbesar di Korea Golden Corporation, apa ada yang terlewat?"

"Wah, kukira kau abai, tidak mendengarkan. Ternyata Jisoo ku ini benar pendengar yang baik. Tak heran jika tidurpun kau mampu menangkap semua celoteh dosen."

Jisoo hanya menanggapinya dengan anggukan. "Tapi, Golden Corporation tidak sebanding dengan milik ayahmu," tukas Jennie membandingkan.

"Stt,... diamlah Jennie nanti ada yang dengar, aku tidak suka jika ada yang mencoba dekat denganku karena status orang tuaku." Jisoo berusaha membungkam mulut Jennie.

"Tapi kenapa, Jisoo? Seharusnya kau katakan saja kau orang kaya, bahkan ayahmu mampu membeli gedung ini. Dengan begitu Taehyung akan membatalkan perjodohannya dan kembali padamu. Dia dijodohkan karena orang tuanya menginginkan menantu yang kaya dia hanya ingin menambah pundi pundi hartanya. Lagipula Eunha hanya seorang anak dari seorang pengacara, yah walaupun ayahnya pengacara mahal tapi tetap saja ayahmu mampu membayarnya lebih dari bayaran yang diberikan seorang koruptor untuk ayah Eunha

Jennie, dengarkan aku. Aku tau aku kaya, tapi aku tidak ingin hidup bergantung orang tua ku. Aku ingin hidup mandiri dipenuhi orang orang yang bisa dipercaya yang tidak akan mengkhianati ku hanya karena uang, seperti dia yang ada di hadapanku gadis bermata kucing yang manja ini."

Jisoo berkata demikian sambil mencubit pipi gembul nya. Dia berteman dengan Jennie bukan karena uang, Jisoo akui orang tua Jennie juga orang berada tapi dia berbeda dari anak anak orang kaya lainnya karena itulah gadis itu memilihnya sebagai teman satu satunya.

"Kakak ku tercinta ini ternyata pandai berkata manis, ya, kupikir dia batu."

"Apa katamu." Jisoo mendelik kearah Jennie sambil mencibir.

"Hehe... maaf bercanda." Jennie memeluk Jisoo dangan erat dan tertawa. Sungguh Jisoo merasa beruntungnya aku memiliki teman seperti seorang jennie kim.



__________

"Aish, dimana kelinci berandal itu. apa dia ingin telat dihari pertamanya masuk kampus, dasar bodoh."

Taehyung melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangannya. Jarum jam menunjukan pukul 09.00 artinya sudah seperempat jam dirinya menunggunya digerbang kampus. Taehyung sedang menunggu adik sepupunya, dia merupakan mahasiswa pindahan dari busan. Ini hari pertamanya kuliah dan dia sudah telat, dasar bocah.

"Kim Taehyung ada apa kau berdiri disini, apa sekarang seorang Prince Taehyung beralih profesi menjadi seorang petugas keamanan kampus, haha....."

Buk

"Aduh,... kenapa malah memukul kepalaku, sih."

"Dasar Park Jimin keparat tutup mulutmu, aku disini menunggu adik sepupuku yang baru pindah kesini bukan menjadi petugas keamanan, bodoh." Dia--Park Jimin--sahabat Taehyung setelah kepergian seorang Kim Jongin.

"APA? Jadi kelinci itu akan kesini, wah... Sudah lama aku tidak bertemu dengannya."

"Hmm,... Dia pindah karena orang tuanya akan keluar negri untuk 1 tahun jadi mereka ingin menitipkan anaknya ke orangtuaku dan menyelesaikan kuliahnya disini."

"Oh," jawab Jimin dengan anggukan.

"Pria itu lama sekali, sih." Taehyung heran dengan adik sepupunya itu apa dia tidak pernah belajar tepat waktu sebelumnya.

"Hyung!" Pria dengan hidung bangir itu menoleh saat ada yang menepuk pundak sebelah kirinya.

"Ya! kelinci bodoh kakiku pegal berdiri disini dari tadi," keluh Taehyung pada sosok yang dari tadi ia tunggu.

"Maaf, Kak. tadi aku bangun kesiangan." Pria itu meminta maaf disertai senyum manis yang menghiasi bibirnya.

Dia ini betulan minta maaf tidak, sih, batin Taehyung.

"Jeon Jungkook lama tidak bertemu."

"Oh, Kak Jimin. bagaimana kabarmu, kau tidak nambah tinggi kulihat."

"Dasar kelinci bandel. Aku baik, sih dan juga walaupun aku pendek setidaknya aku lebih cepat punya kekasih dibanding kau udah setinggi ini tapi masih sendiri, cih," ledek Jimin yang dihadiahi pukulan ringan di lengan kekar Jimin.

"Kau mengejek ku!"

"Sudah sudah sebaiknya kau--Jeon Jungkook--ikut aku ke ruang dosen dan kau jimin tunggu aku di kantin kita ada kelas masih 45 menit lagi."

"Hmm,... Baiklah," jawab mereka kompak.





-Tbc-

I'm comeback, semoga kalian suka ya sama ceritanya...
Tunggu up selanjutnya ya
Vote jagan lupa
Bye bye

NEVER ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang