part 22

3.3K 421 40
                                    

Author pov

Jungkook diam seribu bahasa.
Lidahnya kelu setelah mendengar ucapan jisoo.

Seperti mimpi buruk, jungkook ingin seseorang membangunkannya.

"Jangan bercanda, noona."

"Apa aku terlihat bercanda? Kau sendiri yang ingin tau jung."

Ya, yang diucapkan jisoo benar. Jungkook sendiri yang ingin tau.
Tapi demi dewa zeus bukan nama sepupunya yang ingin ia dengar.

"Kapan kalian melakukannya?"

Jisoo menoleh, awalnya ia tidak ingin melihat jungkook. Wajah pria itu sangat menakutkan sekarang.

"Se-seminggu yang lalu."

"Ck. Kenapa kalian melakukannya?"

Jungkook mengusap wajahnya kasar.

"Itu bukan keinginanku. Dia memperkosaku".

Deg

Jantung jungkook terpacu. Ia sangat terkejut.

Bagaimana mungkin kakak nya memperkosa gadis lain, padahal dia akan menikah sebentar lagi.

"Kau sudah bilang pada taehyung?." Jisoo menggeleng.

"Aku tak mau merusak pernikagannya nanti".

"Kalau begitu menikahlah denganku."

/
.
/

Keempat paruh baya itu terdiam, menatap anak nya.

"Wonwoo, kau boleh membatalkan perjodohan ini. Maafkan aku yang tak mampu mendidik putriku dengan baik."
Ayah jisoo merasa malu. Harga dirinya hancur karena putrinya hamil.

"Paman. Ini bukan salah jisoo noona. Ini semua kecelakaan, saya mohon jangan batalkan perjodohannya. Saya sangat mencintai putri anda."

Jungkook memohon. Ia tak mau apa yang ia ingin kan yang sudah didepan mata hilang begitu saja.

"junmyeon-a, aku tau ini berat untuk mu. Tapi jangan kau salahkan putrimu. Putrimu mengandung itu adalah karunia dari tuhan kita harus bersyukur. Lagian siapa juga yang akan mebatalkan perjodohan ini?"
Ayah jungkook berkata sambil memegang pundak ayah jisoo. Istrinya pun juga ikut menangguk meng-iyakan suaminya.
Bagi tuan dan nyonya jeon, kehamilan jisoo bukan hal yang memalukan. Toh seorang anak juga karunia tuhan bukan? Tidak patut menjadikan janin tak berdosa sebagai alasan akhir hubungan yang bahkan belun dimulai.

"Terima kasih wonwoo-a, kau baik sakali."

Tuan junmyeon memeluk sahabatnya erat. Jungkook pun takluput untuk tersenyum. Ia bahkan hampir menangis saking bahagianya.

.

Jungkook mengambil tangan jisoo untuk digenggam, ia menautkan jari-jarinya pada jari munggil jisoo, ia kecup punggung tangan sang gadis

"Noona, aku janji akan membahagiakan mu dan menyanyanginya layaknya anak ku sendiri."

Tangis jisoo pecah, ia terharu. Jisoo tak sanggup berkata-kata lagi. Ia memeluk jungkook erat dan banyak mengucapkan terima kasih.

Author pov end

Hari ini merayakannya dengan jalan jalan ke toko coklat terbesar dikota ini.

Disana sedang ada event. Jadi aku memilih mengajak tunanganku kesana.

"Sayang, apa kamu mau coklat itu?" Aku menunjuk sebuket coklat batangan yang disusun rapi dengan pita pink dan bunga mawar.

"Tentu."
Eunha menarik ku menuju stan coklat tersebut lalu ia mengambil satu buket coklat tadi yang aku tawarkan.

Aku mengeluarkan uang dari dompetku lalu membayarnya kekasir.

"Taehyung, ayo kita makan aku lapar."

Setelah bosan jalan jalan disurga coklat kami beranjak menuju ke restoran jepang ternama dikota ini.

Tring

Kami masuk kerestoran tersebut lalu memilih bangku didekat jendela.
Karena disini lumayan ramai jadi kami pilih bangku yang agak tenang. Yaitu disudut resto dekat dengan jendelah.

Setelah memesan makanan, aku melihat kesekeliling. Ku jatuhkan pandanganku pada sejoli diluar resto.

Pria berstelan kaus putih dan jaket kulis yang mengandeng lengan wanita berbalut mini dress biru laut yang sedang melihat bungga ditoko bunga yang ada di depan resrtoran temparnya makan.

Jungkook? Dan jisoo?

....

Setelah lelah seharian berkencan. Aku merebahkan tubuhku dikasur empuk milik ku.
"Ada hubungan apa antara mereka berdua?"
Pikiranku melayang mengingat kejadian siang tadi.

Kenapa jisoo bisa bersaam jungkook?

"Ah lebih baik aku mandi lalu makan."

Setelah menyelesaikan ritual mandiku dan mengenakan piama satin favoritku aku turun menuju meja kamakan.

"Malam hyung."
Aku lihat jungkook sudah ada di meja makan dan menyantap makanannya.

"Hyung besok aku mau pindah, orang tuaku akan tinggal bersamaku."

Uhuk.

Aku tersedak mendengar ucapan jungkook

"Kenapa tiba tiba?"

"Tidak tiba tiba sih. Mereka merencanakan ini sudah sejak lama. Katanya gak mau jauh jauh dari putra tampannya ini."

Aku hanya mengangguk menimpalinya. Aku agak sedikit marah sebenarnya pada kelinci bongsor itu, sejak aku tau bahwa ia dekat denga wanita yang paling tidak kusukai.

Taehyung pov end









Jungkook pov

"Hyung?"

Taehyung menghentikan makannya sejenak lalu menatapku.

"Apa kau benar benar mencintai tunanganmu?"

Bukan apa apa aku bertanya begitu.

Jika ia mencintai jisoo noona, aku rela melepaskannya. Karena aku tau jisoo noona juga mencintai hyungku.

"Tentu saja. Minggu depan aku akan menikahinya. Siapapun atau apapun yang hal yang beresiko membatalkan pernikahanku. Aku bersumpah. Akan kuhancurkan itu."

Aku diam mendengar penuturan taehyung hyung.

Aku memilih mempertahankan jisoo noona."

"Hyung aku ingin bilang sesuatu."

"Apa?"

"Tiga sehari tepat setelah pernikahanmu aku juka akan menikah."

Uhuk

"Kau jorok hyung."

"Apa kau bercanda hm?"
Seketika bulu roma jungkook menegang. Sorot mata hyung nya menajam menatapnya.

"Tidak hyung, pertemuan ku dengan orang tuaku itu adalah perkenalan dengan calon istriku dan membahas soal pernikahan kami."
"Orang tua ku dan calon besanku sepakat menyelenggarakan pernikahan sehari setelahmu."

"Tapi kenapa harus hari itu? Kita kau tidak datang kepernikahanku dong."

"Maaf hyung, tapi kau juga tidak bisa datang juga kan ke pernikahanku."

"Soal wanita yang akan kau nikahi?"

"Kita akan bertemu setelah kita menikah."

Jungkook pov end.

NEVER ENDINGWhere stories live. Discover now