part 24

3.3K 354 11
                                    

Taehyung pov

Aku merebahkan tubuh ku dikamarku. Aku benar-benar hancur, hari ini adalah hari yang buruk bagi ku.

Tok tok tok

“masuk.”

“tuan, ini ada surat untuk tuan.”

Aku bangun dari ranjangku, dan mengambil surat yang diletakkan bibi dimeja belajarku.

“tanpa identitas?” tanpa babibu kubuka surat tersebut.














Untuk taehyung
Dari teman lama

Masih ingat denganku tae?
Temanmu dulu, yang selalu bersamamu bahkan sebelum kau bertemu dengan jimin.

Dulu sekali kita suka berbagi cerita, kau bahkan bilang padaku akan selalu menjadi sahabat untuk ku.
Kau bilang aku dapat mengandalkanmu saat aku kesulitan.

Suatu saat orang tuaku bangkrut karena kalah tender. Mereka frustasi karena jatuh miskin.
Karena tak mampu bertahan orang tua ku bunuh diri.

Saat itu lah aku terpuruk dan membutuhkan temanku, tapi apa?
Kau bahkan tak mau mengakui ku sebagai temanmu. Mana janji yang kau ucapkan dulu padaku tae? Kau malu punya teman miskin sepertiku? Kau bahkan tega membiarkan mereka mengolok-olokku.

Kau bahkan mampu mempermalukanku didepan semua orang. Aku hanya ingin meminjam bebera uangmu untuk menjalankan bisnis baru, tapi apa yang kau berikan?
Kau berteriak diseluruh penjuru kampus bahkan aku, KIM JONGIN hayan ingin memeras uangmu.

Persetan, sengan pandangan seluruh orang terhadapku. Aku bahkan tak mampu menahan sakit hatiku saat orang yang paling kupercaya berkata buruk padaku. Bahkan didepanku.

Beberapa hari setelah kejadian menyakitkan itu aku terkena musibah kedua. Aku tertabrak dan orang yang menabrakku kabur. Aku bahkan sampai harus menjalani oprasi karena penggumpalan darah dikepalaku, beruntung waktu itu jimin dengan baik hati mau membiyayai oprasiku.

Aku sakit hati tae, kau dengan mudah melupakanku saat aku jatuh miskin. Aku ingin balas dendam, maka aku palsukan kematianku. Aku menyuruh dokter yang mengoprasiku bilang pada jimin bahwa oprasinya gagal.

Saat itu aku masih menaruh sedikit harapan kau akan menangisiku tae. Tapi tidak kau bahkan tidak peduli.

Sekarang aku ingin bertanya tae, bagaimana rasanya saat perusahaan orang tuamu jatuh dan bangkrut? Bagaimana rasanya kau mengalami krisis dalam hidupmu?
Aku senang kau dapat merasakannya. Dan satu hal lagi. Kau tak perlu repot-repot mengurus resepsimu. Karena itu tak kan terjadi, eunha calon istrimu itu adalah kekasihku tae. Dan dia akan menikah denganku bukan dengamu.
Jangan sedih sobat, jodoh gak akan kemana. Nikmati dulu hidupmu saat ini. Sampai bertemu nanti.

KIM JONGIN (KAI)

Aku  meremat kertas itu kuat. aku tak menyangka orang itu ternyata belum mati. Apa sekarang ia balas dendam padaku? Jika ia maka tak akan pernah ku biarkan.

Aku ambil ponselku dinakas. Aku cari kontak seseorang lalu segera mungkin mendial nomornya.

Drtt..drtt..

“hallo, eunha dimana kau sekarang?”

maaf tae, tak usah mencariku. Urusi saja masalahmu, aku tak mau terlibat dengan orang sepertimu.”

“apa maksudmu?”

“ayahmu bangkrut tae, uang korupsinya sudah disita. Kau miskin, mana mau aku jadi istri mu.”

“dasar wanita ular.. ak-"

Pip.

“SIALAN.”


Taehyung pov end





author pov





“jennie-ya, kim jennie.”


“ya eonnie?”

“apa ini cantik?” jisoo menunjukan balutan kain putih yang membungkus sempurna tubuh rampingnya.

Kaki indahnya yang pendek mempuat gaun panjang itu menyentuh lantai, semakin membuat elegan. Tak banyak aksesoris tertempel digaun putihnya. Jisoo itu tibe sederhana, tak mau yang muluk muluk.

“kau sempurna eon. Kuyakin jeon jungkook akan terpukau melihatmu.”

“apa aku terlihat gemukan ya jen. Kok agak ketat aku rasa.”

Jennie menelisik melalui mata kucingnya. Dipandanginya tubuh jidoo dari rambut sampai ujung kaki.

“gak juga sih, cuman dada jisoo eonnie makin berisi, pinggulmu juka makin seksi eon, efek kehamilan memang luar biasa.”
Jisoo tersipu malu, massa iya dirinya malah jadi semakin seksi sih.




...

Mobil mewah itu melaju kenjang membelah jalanan sepi dihadapannya. Sang empu yang menyetir terlihat gusar, raut panik terpampang jelas diwajah tampannya.
Ia terkejut sesaat setelah melihat berita itu. yang dipikirannya sekarang bagaimana keadaan bibinya? Apa kakak sepupunya baik-baik saja?

Ah, memikirkannya pun sudah pusing.

Setelah sampai pada destinasinya. Mobil hitam itu diparkir asal didepan gerbang.

“HYUNG.”
“TAEHYUNG HYUNG.”

Brak

“jungkook?”

“hyung, apa yang terjadi??”































Ada bau bau mau end guys

NEVER ENDINGWhere stories live. Discover now