FiftyEight

1.5K 166 26
                                    

21.00WIB

Kamu sedang berbaring di kasur dan berbalas pesan dengan Ari.
Kamu yang merasa lelah dan mematikan ponselmu, kamu meletakan ponselmu dimeja nakas disampingmu.

Kamu merasa kepalamu kembali pusing dan badanmu kembali lemas.
Kamu memejamkan matamu dan menutup wajahmu dengan kedua telapak tanganmu.

Kamu kembali teringat dengan penghianatan yang dilakukan iqbaal padamu.
Sakit itu kembali terasa, disaat kamu merasa bahwa kamu adalah satu satunya ternyata tidak nyata.

Kamu sedih mengingat dulu Iqbaal adalah pria yang selalu kamu bangga bangga kan karna sifat romantis dan setianya kini menjadi pria yang selalu kamu benci dan selalu kamu tidak perdulikan keberadaannya.

'Tess💧'

Air matamu kembali menetes.
Kamu sangat amat membencinya.
Melihat wajahnya saja sudah bisa membuat emosimu memuncak.
Kamu ingin sekali berpisah dengannya, namun bagaimana dengan nasib Niko Dan Yori.
Bagaimana jika iqbaal melepas tanggung jawabnya dan meninggalkan mereka.
Kamu tidak ingin itu terjadi.

Kamu mengambil ponselmu dan pergi ke balkon untuk mengambil udara segar.

Kamu duduk disana dan menikmati udara segar.

'Drrtt...drrtt...drrtt'
Ponselmu bergetar di sampingmu.
Kamu langsung memeriksanya.
Terlihat ada beberapa pesan dari Kiki dan Ari.

Kamu pun berbalas pesan dengan mereka.
Mereka lah yang bisa membuatmu lupa dengan segala kehancuran yang sedang kamu rasakan.

Iqbaal bediri dikamarmu, memandangimu.
Iqbaal sangat amat merindukanmu.
Iqbaal tidak ingin kamu merasakan kehancuran seperti ini, bahkan karna sebuah kesalah fahaman.
Memelukmu dan memberi tahumu tentang semua kebenaran yang ada rasanya percuma saja sekarang.
Kamu sudah terlalu larut dalam kebohongan ini, kamu sudah terlanjur benci padanya.
Iqbaal ingin membicarakan ini dan membuat semua kesalah pahaman ini berakhir namun jika ia membicarakannya sekarang dengan kondisimu yang masih lemah bisa membuatmu kembali sakit.
Iqbaal sangat khawatir, iqbaal merasa hancur di setiap air mata yang menetes darimu.

'Maafkan aku.
Maaf karna aku membiarkanmu larut dalam masalah ini.
Maaf karna aku sudah membuatmu hancur.
Maaf karna aku membuat air matamu tak berhenti mengalir.
Maaf tidak bisa mengusaikan masalah ini sekarang.
Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan.
Memberi tahumu kebenaran pun percuma karna kamu sudah terlalu dalam merasakan kekecewaan.
Aku merasa sakit disetiap tetes air matamu.
Aku merasa sedih didalam semua diammu.
Aku merasa hancur disetiap kehancuran yang kamu rasakan.
Aku menyayangimu, lebih dari diriku.
bahkan jika tuhan memberi pilihan untuk memilih nyawaku atau nyawamu, ku prioritaskan dirimu.
Aku tau kamu lagi gak baik baik aja, dan aku khawatir'

Kamu beranjak dari balkon dan hendak tidur.
Begitu kamu berbalik kamu melihat iqbaal.
Kebencianmu kembali mencuat.

"Kamu belum makan, makan yuk"

Kamu hendak pergi dari kamar namun iqbaal menahanmu.

"Lepas!!"kasarmu menepis tangan iqbaal.

"Maaf:("

Kamu mengabaikannya dan pergi ke dapur untuk mengambil sekotak susu strawberry.

Kamu duduk di ruang TV.
Kamu menghidupkannya.
Sembari meminum susu kamu menonton tayangan TV.

Tidak lama kemudian kamu terlelap di Sofa.
Iqbaal melihatmu dan berjongkok di depanmu.
Menatap setiap inchi wajahmu dengan seksama.

Iqbaal sangat merindukanmu.
Rindu senyum yang selalu terukir saat kamu melihatnya, rindu akan tawa lepasnya, rindu genggaman hangatmu, rindu setiap tingkah gemasmu, rindu akan dirimu.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang