Wattpad Original
This is the last free part

Meet Again

51.7K 4.5K 67
                                    

“Gadis kecil bermata cokelat dengan senyuman menawan dan wajah cantik tidak pernah hilang dari bayangan.”

-Rania-

Rania bergegas menuju ruangan salah satu rumah sakit di sini, pagi-pagi sekali Rania ditelepon oleh sahabatnya—Chelsea. Sahabat Rania yang lebih dulu menikah di usia yang muda. Bukan karena perjodohan melainkan keduanya sepakat membawa hubungan mereka ke jenjang serius karena suami Chelsea sudah cukup dewasa dan paham apa yang harus mereka lakukan di kemudian hari berbeda dengan Rania meski memasuki usia dua puluh lima tahun masih saja sama seperti ini berharap Adrian dan tidak ada niatan berpaling.

Laki-laki di luar sana jutaan dan Rania tidak menemukan satu dari jutaan laki-laki tersebut. Hidup Rania terlalu sempit—di kepala Rania hanya ada Adrian laki-laki yang tidak bisa membalas cinta Rania. Sahabat, adik hanya itu Adrian menganggap Rania. Melupakan semua tentang Adrian hari ini—Rania segera mencari kamar yang sudah Rania tahu namanya. Anak Chelsea bernama Dewa sedang dirawat di sini dan Rania yang panik segera datang untuk memastikan keadaan Dewa. Rania masuk tanpa mengetuk pintu karena yakin jika ini kamar rawat inap Dewa.

“Rania,” panggil Chelsea.

Rania langsung mendekati ranjang, tepat di sampingnya anak Chelsea yang sedang berbaring lemas di sana. Ada infus yang menempel pada tangan. Rania tidak tega melihatnya, masih kecil seperti ini sudah merasakan peralatan medis.

“Dewa kenapa?” tanya Rania.

“Demam tinggi. Kamu ke sini sama Adrian?”

“Sendiri. Gimana keadaan Dewa?”

“Sudah membaik, Ran. Tadi sempat kejang,” jelas Chelsea.

Rania mengusap rambut Dewa, lalu mengecup pipinya sebentar. Bayi berusia dua tahun ini biasanya selalu aktif, sekarang hanya bisa diam.

“Cepat sembuh, ya, Bayi ...,” ucap Rania. Ia mengusap kening Dewa agar kembali memejamkan mata.

“Terima kasih, Ran, sudah datang, gue tau lo lagi sibuk banget,” ucap Chelsea.

Rania beralih kini mendekati Chelsea. Mengusap pundak sahabatnya. Ia tahu apa yang sedang dirasakan oleh sahabatnya. Bahkan Rania merasa bersalah karena di saat seperti ini ia tidak bergerak cepat menolong Chelsea.

“Maaf baru sampai ke sini. Dewa pasti sembuh, papanya mana?” tanya Rania. Di ruangan ini ia tidak melihat kehadiran suami Chelsea.

“Lagi ke kantin. Dewa rewel banget, Ran. Kasihan dia baru bisa makan sekarang. Dia terus jagain Dewa. Gue jadi merasa bersalah,” ujar Chelsea.

“Semua akan baik-baik aja. Rizki pasti mengerti.”

Chelsea mengangguk. Setidaknya para sahabat masih ada disekelilingnya.

“Adrian sudah ke sini?” tanya Rania.

“Belum, Ran.”

Rania duduk di sampingnya Chelsea. Di ruangan inap juga disediakan sofa.

“Ran?”

“Ya,” jawab Rania.

“Gue mau cerita.”

“Cerita apa?”

“Dokternya Dewa ganteng banget,” ucap Chelsea.

“Terus?” Rania merasa heran. Kalau memang tampan memangnya kenapa, bukankah manusia sudah cantik dan tampan sejak lahir.

“Nanti dia ke sini bentar lagi. Katanya, sih, dia duda.”

“Duda?”

Tiba-tiba Chelsea mendekat ke samping Rania, lalu mendekati telinga Rania ingin membisikan sesuatu. “Iya, duda, punya anak perempuan. Gantengnya melebihi si Adrian, Adrian mah nggak ada apa-apanya. Menang di dompet aja yang tebal!” bisik Chelsea.

icon lock

Show your support for Marronad, and continue reading this story

by Marronad
@Marronad
Mencoba meninggalkan perasaannya untuk Adrian setelah bersahabat bela...
Unlock a new story part or the entire story. Either way, your Coins help writers earn money for the stories you love.

This story has 32 remaining parts

See how Coins support your favorite writers like @Marronad.
PAMIT (END)Where stories live. Discover now