Bulan Matahari : 7

47 6 14
                                    

Terkadang aku iri dengan langit senja, ia selalu di tunggu akan kehadirannya, dan tidak ada yang mau untuk kepergiannya.

-Athaya Matahari-

***
BAGIAN TUJUH
***
Ada perubahan sedikit. Nantinya Athaya kedepannya kalo ngobrol sama Kakak kelasnya —Alan— itu pake aku-kamu biar enak aja gitu. Soalnya kalo ke kakak kelas lo-gue kayak gak ngalus gitu. Oke!.
Selamat membaca bagian sepuluh;).
***

Pagi kini murid-murid Mahesa ramai berbincang tentang murid baru yang akan bersekolah di Mahesa.

Eh woi! Katanya bakal ada murid baru ya?

Cewek atau cowok ya? Kalo cewek gue sembat dah

Semoga kalo cowok itu ganteng, siapa tau jodoh gue

Gak sabar anjir, pingin liat mubarnyaa! (murid baru)

Gosip ria murid Mahesa yang ada di koridor kelas. Bahkan ada yang sampai panas dingin, karena ingin tau siapa murid baru tersebut.

"Emang bakal ada murid baru ya?" tanya Bagas, sembari jalan beriringan menuju kelas bersama Julio, Athaya, Erika, Alvaro.

"Semoga aja itu cowok! Biar gue embas tuh cowok, siapa tau dia mau gitu sama gue, hahaha," ujar Erika.

"Kalo itu cowok, gue hajar cowoknya biar gak deket-deketin lo. Kan Erika sayang hanya milik Bagas yang guwanteng ini!" Bagas menaik turunkan kedua alisnya.

"LO SIAPA GUE?! MAKE NGATUR-NGATUR!" Erika menjitak kepala Bagas.

"Calon imam lo lahh!" cengegesan Bagas.

"Semoga aja itu cewek, biar nantinya jadi milik Julio Bulan seorang," ujar Julio sembari tersenyum.

Athaya menahan tawanya, dengan mengigit bibir bawahnya. "Kalo ceweknya gak mau gimana?" tanya Athaya.

"Ya gue usahalah, biar dia mau,"

"Lo lebih cocok sama dijeh pink," ucap Alvaro.

"Dih! Mana mau gue sama dia, mending lo aja sono," ujar Julio lalu memukul bahu Alvaro.

"Kalem kali, Jul, hahahaha" Alvaro tertawa.

Bel masuk pun telah berbunyi di seluruh saentro sekolah. "Udah bel, langsung ke kelas ajalah," ujar Bagas.

"Gue mau ke toilet," ujar Julio, lalu pergi untuk ke toilet.

***

Julio kini akan pergi menuju kelasnya, namun saat ia belok ke kiri, tiba-tiba ada yang menabrak dadanya.

"Aduh! Kalo jalan hati-hati dong!" ujar cewek yang membiarkan rambut panjangnya tergerai.

"Sewot bener nih cewek, harusnya lo yang hati-hati, cumi!"

Orang yang baru saja menabraknya kini mendongkakkan kepalanya.

Julio mengerutkan keningnya. "Lo bukan anak Mahesa ya? Lo murid baru?" tanya Julio memastikan.

"Lo tau darimana gue murid baru?" tanyanya, lalu melihat ke sekitar sekolah.

"Tenang, gue gak mata-matain lo atau ngintilin lo, gue juga tau dari anak yang suka gosip di Mahesa," Julio terkekeh sembari menggelengkan kepalanya.

"Oh gitu. Eh lo.. Jul-lio? Bisa anter gue ke ruang kepala sekolah gak?" ujarnya sembari melihat nametag Julio, yang tertera di dada kanannya.

Julio menutup nametagnya. "Lo liatin apaan?!"

Bulan MatahariWhere stories live. Discover now