[INTRO] 4

324 71 17
                                    

PART 4

.

"Memaksa masuk, mengintimidasinya, lalu memaksanya menandatangani kontrak. Mau sampai sejauh apa kau membuatku malu, Jung Jaehyun?"

Jaehyun bukan tipe vampir agresif. Malah, dia sangat pasif. Dia tipe vampir pendiam yang hanya mengikuti alur rencana dengan sempurna, saking sempurnanya sekarang dia second-in-command Taeyong setelah berpuluh tahun. Baru kali ini Jaehyun mengecewakan Taeyong.

"Dia bukan tahanan. Dia kunci kesuksesan kita." Doyoung mengacak rambut frustrasi. Consigliere unit NCT, alias konsultan Taeyong dan keluarga kecil mereka, Kim Doyoung. Dalam hirearki, Doyoung sejajar dengan Jaehyun. "Kalau dia tidak mau membantu kita dalam pengembangan kode besi, ini semua tidak akan ada artinya. Penghapusan eksistensinya akan sia-sia."

Sekarang mereka berada di sebuah ruangan segiempat di gedung birokrat teringgi di Seoul. Ruangan milik Taeyong seorang. Johnny menyandarkan punggungnya ke dinding, matanya menganalisa pemandangan di depannya. Taeyong yang memunggungi mereka semua, kekecewaan pekat dari diamnya. Doyoung yang hilir mudik sebal seperti angsa yang diganggu tidurnya. Yuta yang sedari tadi diam mengawasi Taeyong dan Jaehyun. Sedangkan Jaehyun... Jaehyun hanya duduk di sana, di tengah mereka semua, wajahnya tidak menunjukkan sedikit pun penyesalan.

Sangat berbeda dari Jaehyun yang biasanya. Jika dia membuat kesalahan sedikit, dia akan meminta maaf dengan penuh penyesalan. Namun sekarang...

"Jaehyun-ah," Yuta angkat bicara. "Jangan bilang kau tidak suka manusia itu?"

Jaehyun tidak menjawab. Doyoung berhenti bergerak, matanya mencari Jaehyun. Johnny tahu, Doyoung sedang berusaha mencari pikiran Jaehyun. Doyoung bisa membaca pikiran, salah satu kekuatan yang datang bersama dengan ditukarnya kemanusiaan mereka semua. Semua vampire memiliki kekuatan. Doyoung mengatupkan mata dan menghela napas. Taeyong yang tidak angkat bicara sama sekali berbalik, matanya yang tajam dan prominen seperti kucing menebas Jaehyun.

"Jaehyun-ah." Taeyong berkata, "Lebih baik kau liburan saja dulu."

Johnny membuang pandangan. Ini lebih buruk daripada yang dia kira. Taeyong benar-benar marah. Taeyong tahu betapa workaholic nya Jaehyun, dan menyuruhnya liburan?

Mungkin ini terdengar begitu lucu, kok bisa seseorang benci liburan. Tapi Jung Jaehyun begitu. Mereka semua begitu. Mereka benci liburan. Mereka benci kekosongan. Saat mereka sendiri, tidak memiliki apapun untuk dikerjakan, mereka akan teringat satu hal.

Betapa membosankannya hidup immortal ini, pikir mereka bersamaan.

Betapa menakutkannya terperangkap dalam jalan tanpa akhir.

Hanya pekerjaan mereka yang membuat diri mereka terasa benar-benar hidup. Mereguk sari pati dunia.

Jaehyun bereaksi—dia memandang taeyong dengan tidak percaya. "Aku hanya mendorongnya untuk berhenti membuang-buang uang kita!" seru Jaehyun, agak panik.

"Kita punya banyak uang untuk mensupport hidup satu manusia, Jaehyun. Tanya Doyoung. Dia akuntan kita."

"Tapi untuk apa?" Jaehyun bertanya dalam nada yang keras. "Kenapa kita harus melakukan itu? Bukankah akan lebih cepat kalau dia melakukan penelitiannya dan membuat darah sintesis itu dan kita mematenkannya? Dengan begitu tidak perlu keluar uang banyak, kan?"

"Jaehyun... orang tuanya mati karena kita. Kau harus tau itu." Taeyong menjawab dengan dingin. Tidak pernah dia terdengar sebegini dinginnya. Sepertinya semuanya selalu punya yang pertama kali. "Kode Besi sudah merenggut nyawa kedua orang tuanya. Ini hanyalah sekelumit harga yang harus keluarga kita bayar. Ingat itu."

LOCO (Takkan Diselesaikan)Where stories live. Discover now