CHAPTER 8(revisi)✔

7.3K 664 118
                                    


RENCANA OROCHIMARU

By Zhie

Di ruang rapat ....
---------------------------

Gedebuk! Gedebuk!

"Ke mana, sih, mereka lama sekali?" Onõki bermonolog sendiri karena tidak dihiraukan oleh Raikage.

Ya iyalah, Raikage sedang tidur mendengkur mengeluarkan bunyi seperti burung tekukur dengan posisi kepala mendongak, menyandar di bangku dengan tangan bersendekap, mulut ternganga terbuka, pastinya kan mengorok. Liur? pikir saja sendiri. Sudah tepat ciri tertidur terlelap, kan?

Sebenarnya kakek pun baru terbangun, mereka berdua menunggu para ninja dengan tidur berbagai macam posisi, tetapi para ninja belum ada satu pun yang kembali ke ruang rapat.

Tengah hari pun lewat ....

Kruk ... kruuuk ....

"Aaah ... lapar! Raikage bangun, kita makan, yuk!" Onõki mengguncang- guncang tubuh Raikage.

"Hah, makan? Hah, mana makanannya." Raikage terjingkat lalu celingak-celinguk mencari makanan yang dipikir sudah tersedia.

Gedebuk!

Rombongan pertama datang, Hiashi, Tenten, Shino, Ino, dan Sai.

Hos ... hos ... hos ....

Napas mereka tersengal-sengal.

"Tuan Raikage, mana yang lainnya?" Hiashi bertanya ke Raikage yang sedang melongo memperhatikan kedatangan mereka.

"Lhooo ... mana aku tahu, bukankah tadi kalian pergi bersama-sama?" jawab Raikage.

"Hah ... kami berlima ini yang bersatu ke hutan barat," balas Hiashi kemudian duduk menyender di dinding karena kelelahan.

"Anda, apakah tidak ikut mencari bocah Uchiha itu?" tanya Hiashi memandang heran ke Onõki yang sedang meringkuk menahan lapar.

"Kenapa Anda bertanya seperti itu?" Onõki balik bertanya dengan kesal karena dia sangat lapar.

"Apakah saya salah bertanya, Tuan?" Hiashi membela diri, dong.

"Anda tidak punya hak untuk menanyakan hal itu!" Onõki menjawab lagi dengan kesal.

Keempat nakama melongo kebingungan menyaksikan perdebatan antara dua orang penting.

Wah ... wah ... bakal ada perang, nih, pikir mereka.

"Anda menantang saya, Tuan!" Hyuga dilawan.

"Atas dasar apa Anda menanyakan tentang hal itu?" Onõki semakin menjadi-jadi.

"Karena itu masih ada hubungannya dengan putriku, Tuan. Ayah mana yang sanggup melihat putrinya datang-datang menangis? Hiashi menunjukkan tampang sedih. "Dia itu sungguh menderita, Tuan. Dia kehilangan ibunya di saat dia masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu, dia harus menjadi seorang ibu bagi adiknya dan sekarang menjadi ibu bagi Uchiha sialan itu. Tidakkah kau merasa sedikit kasihan pada putriku, Tuan?" Hiashi malah mencurahkan isi hatinya.

Ino, Sai, Shino, dan Tenten menunduk sedih turut berdukacita atas nasib yang menimpa Hyuuga Hinata.

"Huweeeee ... huweeeee ...." Onõki meraung-raung.

Raikage yang sempat tertidur kembali, kaget dan terbangun dari tidurnya.

"Kenapa menangis, Pak Tua?" tanya Raikage A.

KAASAN✔Where stories live. Discover now