CHAPTER 11 / END(revisi)✔

12.8K 847 263
                                    

MISI KE BULAN

By Zhie

Malam ini bertepatan dengan malam bulan purnama penuh dan jarak bulan ke bumi adalah yang terdekat setelah puluhan tahun.

Di tempat tertinggi kedua di Konoha telah berkumpul para nakama, para kage, para ninja. Di mana tuh? Di tandon air rumah sakit Konoha kayaknya.
Biasanya di atap rumah sakit Konoha, gitu, kan?
Mereka menunggu kedatangan sang tokoh utama, Sasuke Uchiha.

Suasana mendadak tegang tatkala terdengar desiran angin aneh dan memunculkan wajah-wajah yang tak asing. Mereka adalah, Hinata, Naruto, dan Orochimaru sedang menggendong Sasuke yang tertidur lelap.

"Huh, bayinya sedang tidur, syukurlah," celetuk Kakek Õnoki.

"Justru kalau tidak tidur, akan kubuat tertidur, Pak Tua!" bentak Orochimaru yang mendapat cibiran dari si kakek.

"Tu-tuan, bo-boleh ku-kugantikan me-menggendongnya?" pinta Sakura dengan sangat memohon, ee mendapat tatapan maut dari Hiashi.

"Tidak!" jawab Hiashi mutlak dan membuat Hinata bernapas sangat lega.

Akhirnya, Orochimaru meletakkan Sasuke dan menyerahkannya ke Hinata.

Untung aku bawa tikar sama bantal, pikirnya sarat dengan kelegaan.

"Tsunade! Ayo kita mulai! Mana tumbal, dna dan petinya?" pinta Orochimaru. Akhirnya, ritual edo tensei pun segera dimulai. Semua kembali tegang dan berdebar-debar.

"Kakashi, letakkan dua tumbal itu di sana! Dan kalian, letakkan dua peti di belakangku dengan posisi tegak!" perintah Orochimaru kepada Kakashi, Lee, dan Shino.

"Kalian semua diam, ya. Jangan ada yang berani mengganggu konsentrasiku! Sebab kalau tidak, kalian akan merasakan akibatnya!" Peringatan Orochimaru.

"Tu-tunggu, Tuan. I-ini bu-bunga dan ke-kemenyannya di-ditaruh mana?" tanya Sakura begitu polosnya.

"Apa? Siapa yang  menyuruhmu membawa bunga dan kemenyan? Kamu pikir ini ritual sesembahan dedemit apa, hah?" Orochimaru terkejut dan marah. Semua bergidik ketakutan.

"Iish ... kamu, sih!" bisik Ino ke Sakura.

"Lagian ngapain bawa-bawa bunga?" tambah Tenten mengintimidasi.

"Pakai kemenyan segala," timpal Kiba agak kencengan.

"Diam!" bentak Orochimaru dan semuanya langsung terbius, mengkeret ketakutan.

"Hei, pegangi petinya, kok malah ngumpet! Naruto dan kau, Kiba! Bantuin mereka memegangi peti, kek!" perintahnya kembali.

"Atatata ... iish pelan-pelan, ini petinya berat," ucap Kiba yang ujung kakinya kegencet peti dari kayu tersebut.

"Maaf ... gak sengaja, lagian kamu terlalu terburu-buru," jawab Naruto sambil melirik dan menuduh balik.

"Ehem!" Deheman maut Orochimaru.

"Kalian tahu akibatnya kalau berisik?" tanyanya sambil menatap Naruto dan Kiba dan dengan polosnya mereka menggelengkan kepala.

"Aku tidak bertanggung jawab, jika kalian semua mengganggu konsentrasiku, bisa saja tumbalnya beralih ke kalian, paham!" Penjelasan Orochimaru membuat semuanya memegang tengkuk karena merinding.

Mereka menggangguk berjamaah.

Benar juga ya.

Oh iya ya.

KAASAN✔Where stories live. Discover now