5%

1.2K 81 1
                                    


5%

Kamu tahu jika aku sama sekali tak pernah berpaling darimu, walaupun aku tau kau enggan bersamaku.

Akhirnya tugas membersihkan perpustakaan akan segera selesai, tinggal rak buku bagian paling belakang.

Kaki kecil Aretha melangkah dengan malas menuju rak itu diamankan, rak yang berisikan buku-buku paling tebal.

Matanya membulat sempurna ketika korneanya melihat sosok yang tadi pagi menabraknya dua kali.

Ya, cowok itu tengah tertidur dengan santainya dan tak diketahui oleh pak Bambang.

Dengan emosi yang kian memuncak teringat orang brengsek itu, menabraknya dua kali berturut-turut tanpa mengucapkan kata maaf.

"Bangun woy, ini bukan apartemen" bentak Rere sebari menendang kaki cowok itu.

Tak ada jawaban, cowok itu malah menutupi wajahnya menggunakan tas hitam yang sepertinya miliknya.

"Aduh" pekik cowok itu ketika Rere menginjak kakinya.

Tanpa bersalahnya Rere melanjutkan acara bersih-bersih nya dan mengabaikan cowok yang masih mengelus-elus kakinya yang terinjak Rere.

"Aduh" sekarang Rere yang memekik kesakitan, jidatnya yang mulus itu terbentur dengan rak buku yang keras.

Pelakunya adalah cowok itu, ia mendorong kepala Rere hingga terbentur tak, lumayan keras.

Rere merasa perih dijidatny, lalu tangannya menyentuh are yang perih itu.

Nafasnya memburu ketika cairan kental berwarna merah berada ditangannya yang menyentuh jidatnya.

Kemoceng yang ia gunakan untuk membersihkan rak buku ia hempasan kesembarang arah, lalu melangkah lebar-lebar mengejar cowok tak bertanggung jawab itu.

"Mau kemana kamu?" Tanya pak Bambang, namun gadis itu terus berjalan tak menghiraukan ocehan pak Bambang, tujuannya cuma satu. Balas dendam.

Walaupun darah yang keluar dari keningnya tak banyak namun tetap saja itu darah, dan setetes darah sangatlah berharga baginya.

Sepatu miliknya ia lempar kearah cowok itu, namun memang hari ni hari sialnya.

Sepatu miliknya tak mengenai sasaran melainkan jatuh tepat di selokan.

Cowok itu menengok kearahnya, Rere mengepalkan tangannya, buku kukunya memutih.

Dengan amarah yang memuncak Rere mangambil sepatunya dari selokan tentu saja dengan menahan malu setengah mati.

Untung saja selokan itu takkan ada airnya jadi sepatu miliknya tak kotor.

***

"Woyy,  besok harus pake kaos olah raga, wajib" ucap sang ketua kelas, sebut saja dia Gagak, namanya Enggak namun karena dia sering teriak-teriak meminta pr ataupun pengumuman ulangan jadi ia disebut Gagak.

Sama artinya dengan burung Gagak, pembawa kabar tak baik.

"Buat apaan Gak?" Tanya Defka, cowok berambut keriting berkulit hitam.

"Buat dipake lah" sahut Nurul, ia tengah mengolesi bibirnya menggunakan lipstik dengan warna hijau namun jika dipakai tetap saja warnanya pink.

"Lipstik Lo ajaib Rul, bisa berubah warna" kata Defka.

"Ya dong, lipstik gue kan mahal jadi bisa berubah warna"

"Iya persisi kek punya emak gue yang harganya lima ribuan, mereknya juga sama" dengan sesegera mungkin gadis itu menyembunyikan lipstiknya.

Sedangkan Rere, gadis itu masih tertidur dibangkunya. Sejak ia kembali dari perpus ia langsung duduk dan tidur diabngku.

Arko tengah bermain basket di lapangan sekolah jadi ia tak mengetahui bahwa sahabatnya itu telah usai menyelesaikan hukumannya.

Bel panjang dikumandangkan, itu artinya jam istirahat telah usai.

Namun gadis itu masih tertidur dibangkunya hingga terbangun lantaran ada benda yang sangatlah dingin.

Rere mengucek matanya, yang dilihat pertama adalah Arko, cowok yang tengah meminum minuman botol berembun.

"Lo nempelin minuman elo ke gue ya" Rere mengucap sebari mengelap pipinya yang masih terasa dingin.

"Enggak" sahut Arko duduk dimeja depan Rere.

"Terus yang dingin nempel di pipi gue apa?"

"Bibir gue" ucapnya dengan santai, namun efeknya sangat dahsyat bagi gadis berkuncir kuda itu.

Matanya membulat sempurna seakan-akan kesambar petir ia mendadak mati rasa namun yang terjadi selanjutnya adalah teriakan yang sangat menggelegar hingga terdengar sampai keluar kelas.

"ARKOOOOOOOO" jeritnya, namun langsubg dibekap oleh tangan kekar Arko.

"Suara kek toa rusak aja pamer" ucap Arko namun selanjutnya ia terkikik geli melihat ekspresi sahabatnya itu yang mudah sekali dibodohi.

"Gue gak terima ya Lo nyium gue" serunya, Arko terkikik kembali lalu tangannya mengacak rambut gadis didepannya.

"Siapa yang mau nyium kambing congek kek elo?" Ucapnya, tangan kekar nya tak lepas dari kepala Rere.

"Lo bohongin gue ya?" Tanya Rere. bukannya menjawab, cowok itu melepaskan ikatan rambut Rere hingga rambut sepinggangnya tergerai bebas.

"Arko, balikin jepit rambut gue" pinta Rere menendang bangku Arko dari belakang.

"Kalian berdua berantem Mulu, gue sampe budek dengernya" ucap Puji yang duduk di sebelah Arko.

"Diem" ucap keduanya kompak.

See you...

Salman
@sellaselly12

Content jangan lupa,

Aretha (Hiatus) 😅Where stories live. Discover now