Perubahan

208 8 0
                                    

Andre menghirup udara segar dikamarnya. Ia sangat merindukan hawa ini, dan ranjangnya benar-benar membuat ia larut dalam kenyamanan.

Apalagi wanita cantik yang ada dihadapannya ini sedang berdiri membawa nampan berisi segelas Air putih dan teh. "Mau yang mana, Sayang?" Tawar Helin ramah.

Sehelai rambut Helin jatuh dengan indahnya seakan mencoba menutupi wajahnya, menambahkan kesan anggun yang mendominasi dirinya.

Betapa Andre sangat merindukan wanita ini.

"Mau kamu." Jawab Andre dengan tidak berdosanya.

Helin terkesiap. Tangannya terjulur ke pipi suaminya lalu mengelusnya dengan mata yang memandang lembut. Betapa ia merindukan suaminya. Tanpa kata, Helin mencium pipi suaminya, membuat Andre mengerutkan alis lalu tertawa ketika mendapati rona merah di pipi Helin.

"Kamu masih malu sama aku?" Tebaknya yang membuat Helin seperti tetembak tepat.

Helin menutup wajahnya dengan kedua tangannya, lalu mengusapnya pelan. "Gak apa-apa kan aku kaya tadi?" Tanya Helin dengan polosnya.

Andre tak mengeluarkan suara, lalu menyesap segelas air putih sampai habis. Matanya beralih kewajah istrinya lalu tanpa kata Andre berdiri lalu mengecup bibir Helin. Hanya suatu kecupan singkat, Namun efeknya sedahsyat itu dihati Helin.

Karena postur tubuh Andre yang tinggi ia tidak sampai menabrak nampan yang Helin bawa dengan tubuhnya, ya karena Andre hanya menundukan kepalanya dan tidak perlu maju untuk sampai pada bibir Helin.

"A-ndre gak boleh tiba-tiba gitu" protesnya gugup dengan rona wajah yang malah semakin terlihat.

Andre tersenyum puas. "Aku kangen." Ujarnya jujur.

Helin hampir saja blushing, beberapa detik kemudian membelalakan matanya seperti terkejut.

"He kenapa?" Tanya Andre yang langsung menyadari ekspresi tidak wajar dari istrinya.

Helin melangkah menjauhi Andre sambil menatap suaminya itu dengan ekspresi cemas. "K-amu tunggu sebentar." Jawabnya sedikit gugup dengan ekspresi yang sama.

"He..."

Belum sempat Andre mengatakan sesuatu, Helin malah menjauh dan membuka pintu kamarnya. Keluar dari pandangan Andre.

Andre masih terpaku, pikirannya belum mudeng. Bukannya mengejar, ia malah berdiri tak bergeming, sambil menatap pintu kamar yang belum sempat Helin tutup.

Andre kembali duduk di ranjangnya, menuruti Helin saja ketika wanita itu menyuruhnya menunggu. Hal ini tanpa sadar membuat tenggorokannya kering, ia jadi mengambil teh di nampan yang Helin tinggal di ranjangnya, Menyesapnya habis dalam satu tegukan.

"Apa yang aneh?"

Samar-samar terdengar suara Raymond, walaupun belum terlihat di balik pintu, Andre tau Raymond sudah dekat. Dan benar, Andre melihat Raymond muncul dari samping pintu kamarnya, pantas saja tidak terlihat.

"Lo baik-baik aja, bastard?" Tanya Raymond tanpa basa-basi yang sopan.

"Ya dong! Kalo gw kenapa-kenapa nanti lo yang dituntut sama keluarga besar gw!" Katanya berlebihan.

Andre melirik Helin yang malah semakin merapatkan diri ke Raymond. "Sayang, suami kamu disini. Kamu gak ada niat selingkuh sama bungkus mecin kaya dia kan?" Tanyanya memasang wajah serius.

Raymond yang mendengar celaan secara terang-terangan itu, rasanya tidak tahan untuk menyumpalkan sebuah masker yang ia kantongi kemulut Andre. Tentu saja itu hanya sebatas keinginan.

MAWAR [COMPLETE]Where stories live. Discover now