19. Samuel Sakit

4.7K 145 4
                                    

Samuel terkejut dan bersyukur karena apa yang dilihatnya hanyalah mimpi. Ia pun terbangun dan segera memakan bungkusan nasi yang sudah disiapkan Daniel dari kantin kampus. Dengan perlahan, ia pun memakan nasi tersebut hingga habis. Setalah itu, ia meminum obat demam yang tersedia di ruang UKS dan kembali tertidur. Memang efek samping dari obat adalah rasa kantuk. Beberapa menit setelah minum obat, ia pun terlelap dalam tidurnya.

"Sudahlah Daniel, kita biarkan Samuel beristirahat disini. Ayo kita kembali lagi ke aula. Aku tidak mau dihukum karena berlama-lama ada di sini.

"Baiklah kalau begitu. Ayo sayang kita pergi. Nanti setelah jam istirahat makan siang kita jenguk Samuel lagi disini. Semoga ia sudah dalam kondisi yang lebih baik daripada sekarang" sahut Samuel sambil berdoa.

"Iya, aku harap juga demikian. Kasian melihat Samuel yang sudah dua kali pingsan di kampus. Semoga saja dia cepat sembuh dan pulih kembali" seru Claire sambil meninggalkan ruang UKS bersama Samuel.

***

Bel istirahat berbunyi diiringi dengan suara adzan dzuhur yang berkumandang. Sesuai ucapan Daniel tadi pagi, ia pun bergegas kembali ke UKS bersama Claire untuk memastikan kondisi Samuel disana. Saat berada di UKS, terlihat Samuel masih tertidur. Claire terkejut dan cemas sebab panas di tubuh Samuel tak kunjung turun. Tanpa pikir panjang, Daniel langsung menelpon ambulans untuk membawa Samuel ke rumah sakit. Ia takut hal yang buruk dapat terjadi jika Samuel masih dalam kondisi tubuh seperti ini.

Daniel dan Claire kemudian pergi ke ruang panitia ospek untuk membicarakan soal kondisi Samuel yang memburuk. Mereka pun mengijinkan Daniel untuk pergi menemani Samuel ke rumah sakit. Claire pun membelikan makan siang untuk Daniel dan dirinya di kantin sambil menunggu mobil ambulans tiba di kampus. Mereka pun makan siang berdua di kantin yang cukup ramai pembeli. Beruntung sebelumnya Claire sudah memesan dua menu makan pada seorang penjual makanan di kantin. Jadi, ia tak perlu mengantri lama untuk mendapatkan makan siang yang mereka inginkan.

Tak lama, terdengar nyaring suara mobil ambulans yang khas. Samuel pun segera mengantarkan petugas dari rumah sakit untuk membawa Samuel yang masih terbaring lemas. Sambil duduk di mobil ambulans, tak henti-hentinya Daniel berdoa dalam hati memohon kesembuhan untuk Samuel. Ia memegang erat tangan temannya tersebut sambil memejamkan matanya yang fokus berdoa.

Tak butuh waktu lama, sampailah mobil ambulan di rumah sakit. Samuel pun segera di periksa oleh dokter dan Daniel pun mengurusi biaya administrasi di resepsionis rumah sakit. Setelah selesai, ia pun menuju ke ruangan tempat Samuel diperiksa dokter.

Daniel melihat dokter sedang memeriksa Samuel. Kemudian, dokter mengajak Daniel ke ruangannya untuk berbicara mengenai kesehatan Samuel.

"Mohon maaf sebelumnya, apakah kalian pasangan gay.  Saya melihat banyak sekali luka yang membekas di area anus tuan Samuel. Jika memang itu karena perbuatan yang kalian berdua lakukan, maka saya hanya bisa memberikan saran untuk tidak melakukannya dalam waktu dekat ini" seru dokter menasihati Daniel.

"Maaf dok saya bukan pasangan gay dari Samuel.  Tetapi saya pernah mendengar cerita darinya bahwa ia pernah mengalami pelecehan seksual. Mungkin luka itu disebabkan pelecehan yang dialami oleh Samuel, teman saya" sahut Daniel menerangkan.

"Oh jadi begitu ceritanya.  Baiklah, sebagai teman yang baik,  kusarankan kau untuk menjaga temanmu ini agar tidak terjadi lagi kejadian tersebut.  Sebab pasti temanmu akan mengalami trauma psikologis akibat kejadian yang pernah ia alami sebelumnya" sahut dokter.

"Tentu saja dokter. Saya siap melindungi teman saya ini. Memang sempat dia trauma karena mengingat kejadian menyedihkan tersebut,  namun sebagai teman saya hanya bisa membantunya melupakan sejenak dan mengalihkan perhatiannya pada hal lain" seru Daniel

"Baguslah kalau begitu.  Usahakan dia tidak sendirian jika di area umum. Jangan biarkan dia melamun dan ajak dia mengobrol atau beraktifitas agar ia dapat perlahan melupakan kejadian mengerikan tersebut.  Semoga saja ia bisa kuat menghadapi semuanya. Sekarang cukup biarkan dia istirahat dulu sampai seharian. Besok sepertinya dia bisa kembali pulih seperti biasanya " sahut dokter.

"Terima kasih banyak dokter atas saran dan informasinya. Baiklah.. Kalau begitu saya akan menjaga Samuel sampai besok dia terbangun kembali. Aku tidak mau meninggalkan dia sendirian di rumah sakit ini. Jika tidak ada lagi yang perlu disampaikan, saya pamit kembali ke ruangan Samuel. Sekali lagi terima kasih dokter" sahut Daniel.

"Oh ya sudah, silahkan jaga temanmu baik-baik.  Semoga dia lekas sembuh baik fisik maupun psikisnya" sahut dokter sambil mempersilahkan Daniel keluar ruangannya.

Daniel pun sedih mendengar informasi dari dokter tersebut. Ternyata luka fisik dan mental sudah dialami oleh teman barunya tersebut.  Ia segera pergi ke ruang inap pasien untuk menemani Samuel yang masih tertidur karena efek bius dari dokter.




Terima kasih banyak, author tujukan kepada pembaca setia "gay story- Samuel and Daniel." Berkat kalian semua, cerita ini dapat menempati peringkat pertama. Mohon terus dukungannya untuk tetap setia membaca kelanjutan cerita ini. Pastinya akan lebih banyak konflik dan disertai adegan yang lebih panas daripada sebelumnya. Jangan lupa untuk memberi dukang lain melalui komentar dan vote bintangnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Samuel and Daniel (Gay Story) EndWhere stories live. Discover now