nine

4.3K 555 11
                                    

Sesuai janji, esoknya SinB datang ke cafe milik tujuh pria tampan yang baru dibuka itu. Saat baru memasuki cafe, aroma kopi sudah mulai tercium, membuat SinB merasa nyaman. Namun, tak bisa ia pungkiri kalau jantungnya berdetak cepat karena gugup.

Pria berbadan tegap itu tersenyum cerah saat melihat SinB masuk. SinB tampil cantik hari ini. Tampilannya kasual. Kemeja kotak-kotak maroon, celana jeans dan sneakers hitam. Rambutnya ia biarkan tergerai dan make up tipis.

Mata SinB menelusuri ruangan bernuansa oranye itu dan menemukan Jackson disana. Ia menghela nafas kecil dan berjalan menghampiri Jackson.

"Kau tampak cantik hari ini."

Basa-basi yang buruk. Hal itu membuat SinB menjadi makin gugup. Ia berusaha menutupi kegugupannya dengan tertawa renyah seperti biasanya. Dengan wajah yang agak dijelekkan, namun apa daya walau mukanya seaib apapun dia akan tetap tampil cantik.

"Terima kasih, kau juga tam-tampan." ucap SinB. Selanjutnya ia merutuki dirinya sendiri.

"Pesanlah, aku sudah pesan duluan." jawab Jackson.

"Sebenarnya tadi aku sudah sarapan di rumah." SinB berbohong. Satu dosa di pagi hari. Mengumpat lagi. Dua dosa di pagi hari.

"Oh, benarkah?"

"Ne, ibuku masak banyak, jadi aku terpaksa makan. Aku lupa bilang ke ibuku semalam." Bohongnya lagi. Tiga dosa di pagi hari. Ibunya tidak masak lebih karena SinB sendiri bilang kalau besok ia akan sarapan di cafe. Tapi ia membatalkan perkataannya dengan mengatakan ia sudah makan di rumah.

"Oh. Ya sudah, setidaknya pesanlah minuman."

Ok, terima kasih Jackson oppa! Kau penyelamat ku. Tapi bohong.

"Baiklah." SinB memanggil salah satu pelayan. Park Jimin.

"Ne, ingin pesan apa?"

"Milkshake coklat."

"Baik, ada lagi?" tanya Jimin sambil tersenyum.

"Itu saja."

"Ba–"

Jackson segera mendorong tangan Jimin pelan, menyuruhnya pergi. Jimin yang kebingungan hanya bisa membungkuk dan menggaruk kepalanya kemudian.

Sebelum berjalan ke dapur, Namjoon memanggilnya.

"Kenapa?"

"Jangan bingung. Dia mau menembak gebetannya. Kau membuatnya cemburu."

"Ooohh." jawab Jimin dengan anggukan. Jimin pun pergi dan mengatakan pesanan SinB pada koki di dalam.

"Jadi, ada apa oppa memanggilku?"

"Eh.. tentang pekerjaan itu."

SinB menautkan alisnya. Kemarin kau bilang bukan tentang pekerjaan. Sekarang apa?

"Aku masih memikirkannya."

"Kenapa? Apa yang membuatmu tidak yakin?"

"Aku sudah interview di salah satu kantor." Dosa yang bertambah lagi dan lagi.

"Oh benarkah?" ada nada kecewa di balik ucapan Jackson. SinB jadi merasa tidak enak.

Setelah beberapa menit basa-basi dan bercerita, minuman yang dipesan SinB datang. SinB pun tersadar kalau Jackson tidak memesan. "Kau tidak pesan?"

"Tidak."

Kau bilang kau sudah memesan duluan, batin SinB.

"Kenapa?" tanyanya.

cafe ; bangchin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang