29 (REVISI)

741 30 1
                                    

"Tidak berguna menyesali sesuatu yang telah terjadi. Ambil hikmahnya saja, bukankah itu lebih baik?"

°°°

Fira menunduk dalam saat melihat Kalina dan sang bunda menatapnya dan Verry penuh intimidasi.

Semua itu hanya karena, pelukan mereka yang mencurigakan di mata para ibu itu.

Padahal sudah jelas kalau keduanya itu sepasang kekasih yang saling mencintai.

"Kalian sudah berbaikan?" tanya Sheila setelah lama diam.

Fira mengangkat kepalanya, "hm, iya Bunda."

Sheila diam, memasang senyum tipis. Konflik remaja yang akan memupuskan harapannya memiliki mantu ganteng seperti Verry ternyata sudah musnah.

Tentu, hatinya berbunga-bunga. Hihihi... Sheila tidak sabar menunggu masa itu.

"Sebenarnya, kalian ada masalah apa? Kenapa tadi saya mendengar Fira berteriak kencang?" kali ini giliran Kalina. Namun, Kalina bertanya dengan lebih dingin.

Fira menipiskan bibirnya, bingung harus menjawab apa. Fira melirik Verry, dengan tujuan meminta tolong.

Verry yang peka tampak menghela nafas, "Anda sudah tahu apa masalahnya, saya rasa." Jawab Verry dingin.

Fira menutup mulutnya, tidak sopan sekali Verry pada mamanya sendiri. Bahkan, berlaga seperti tidak saling kenal.

Melihat ekspresi Kalina yang berubah muram, membuat Fira kecewa. Mau sejahat apapun Kalina di masa lalu, Kalina tetaplah ibu yang melahirkan Verry. Dan sekarang Kalina pun sudah berubah lebih baik.

Seharusnya, Verry sedikit melunak. Kalau tidak ada Kalina, Verry akan seperti apa?

Fira mendekat pada Verry, "Verry, Tante Kalina itu--ibu lo. Nggak seharusnya lo kasar sama, beliau."

Verr malah menatapnya tajam, "dia bukan ibu gue, Fira."

Fira menghela nafasnya, matanya melirik was-was pada Kalina yang tentu mendengar pembicaraan keduanya.

"Ver, Tante Kalina tetep ibu lo. Beliau yang ngelahirin lo, lo harusnya sopan dengan ibu lo sendiri. Nggak kayak gini."

Verry meliriknya tajam, "lo nggak tahu apa-apa, Fira."

Fira melotot, "gue emang nggak tahu apa-apa! Puas!? Tapi gue tahu bagaimana rasanya, Verry! Tante Kalina selama ini juga tersiksa karena anaknya sendiri nggak mau menemui dirinya. Bukan lo aja!"

Ekspresi wajah Verry sedikit melunak, "lo nggak pernah ngerasain gimana jadi gue, Fira? Lo selalu mendapat kebahagian yang lo inginkan. Gue, bahkan gue nggak pernah rasain kebahagiaan itu."

Verry diam, perceraian orang tuanya begitu menyiksa batinnya pada waktu. Dirinya yang masih kanak-kanak tentu belum memahami masalah itu. Dan hanya karena itu, masa kecilnya terenggut. Yang mulanya bahagia menjadi bencana.

Sering sekali dirinya mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Apalagi saat ayahnya--Rasya, membawa seorang gadis kecil lebih muda darinya datang ke rumah. Pertengkaran itu semakin intens saja. Bahkan, keduanya bercerai hanya karena masalah itu. Dan Kalina--ibu kandungnya itu malah sibuk mengurus kantornya daripada dirinya.

The Annoying BOYS (COMPLETED)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora