tirakat 🍂

3.2K 207 0
                                    

Hujan sudah benar-benar reda sekarang. Tapi Gilbar dan Fathur masih betah berlama-lama di angkringan. Maklum, selama sama-sama menempuh S2 waktu untuk mereka bersua sangatlah minim.

Fathur telah menyampaikan sarannya untuk permasalahan Gilbar. Sempat meragukan, Gilbar akhirnya berencana mempertimbangkan saran dari Fathur.

"Kamu kok sekarang jadi pengen banget nikah to, Bar? Padahal ki kamu dulu paling males bahas nikah. Paling santai, apa-apa utamakan pendidikan," heran Fathur.  "Sejak kapan gitu loh, bingung aku."

Gilbar berpikir sejenak. "Mungkin sejak Mutia, istrinya Lukman hamil. Semenjak itu aku lihat Lukman bahagia banget, semangatnya kerja tambah, terus aku mikir, selama ini aku dapet banyak uang dari kerja kerasku tuh ge opo¹? Bapak ibuk udah cukup pake uang pensiunan bapak, paling buat biayain kuliahku sendiri,

"Gimana pun kan aku laki-laki normal yang butuh pendamping hidup, dan semenjak sering mimpi itu ya aku jadi semangat nyari jodohku itu."

"Kalo nanti udah ketemu, langsung mbok nikahin?"

"Iya." Gilbar mengangguk tegas.
Fathur terjingkat. "Walah! Apa ngga buru-buru? Pacaran dulu kek."

"Kalo emang udah ketemu, ngapain lama-lama pacaran? Nambahin dosa. kaya kamu aja, pacaran tiga tahun ngga ada rencana mau nikah.”

"Bukannya aku ngga mau, pasti mau to. Cuma kamu tahu sendiri, Lesty masih kuliah Kebidanan. Kan ngga boleh hamil, ya kali nikah ngga bikin anak."

Lesty adalah adik tingkat Fathur di Politakes Surakarta jurusan kebidanan. Dia berstatus pacar Fathur sekarang.
Ya. Walaupun seumuran dengannya, paling tidak Fathur punya calon, dan semua bisa memahami kalau ia belum menikah, tentu karena pacarnya masih kuliah, sedangkan Gilbar, dekat dengan perempuan saja kalau bukan untuk urusan kuliah dan pekerjaan tidak mau.

"Ya minimal dua tahun lagi lah. Setahun lagi buat dia kuliah, yang setahun biar dia ngerasain kerja. Lagian kalo emang jodohmu itu kuliah di UGM, sama aja dong sama aku. Gimana nanti kalo dia minta kamu nunggu sampai lulus?"

"Ya tak tunggu. Kalo perlu aku sing biayai dia kuliah."

Fathur memberi aplause untuk Gilbar. "Mantul! Pak Gilbar. Kalo bisa kamu dulu aja nanti yang nikah." Fathur menyemangati.

"Aamiin." Sahut Gilbar.

🚲🚲🚲


🕗☀️DHUHA :

"Ya Allah ya Rahman ya Rahim, sayangilah aku, sayangilah kedua orang tuaku, kedua saudaraku dan keluargaku. Sayangilah mereka yang ada di sekitarku, teman-temanku, para guruku dan seluruh muslim di dunia,

"Ya Allah ya Ghofar, ampunilah dosa-dosaku, dosa kedua orang tuaku, dosa kedua saudaraku dan keluargaku, dosa guru-guru ku, dosa karib kerabat ku, dosa kawan-kawannya kemarun, hari ini, dan yang teman-temanku,

"Ya Allah ya Karim. Muliakanlah hidup dan matiku, dunia akhiratku, keluargaku, keluarga guruku, keluarga teman-temanku,

"Ya Allah Ra Razzaq. Senantiasa berikanlah mereka kesehatan, kemudahan menjalankan urusan, rezeki yang halal, bila haram, halalkan lah, bila jauh dekatkanlah,

"Ya Allah ya Malik. Yang menguasai alam semesta, yang maha mengetahui yang ghaib. Berikanlah hamba jodoh yang terbaik darimu. Jagalah jodohku dari perbuatan dosa besar maupun kecil. Perbaikilah ia bila belum baik, dan perbaikilah hamba bila hamba yang belum baik untuknya, dan pertemukanlah kami di waktu terbaik di masa datang,

mencarimu lewat ISTIKHARAH menemukanmu dalam DHUHA (SEASON1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang