[5] Rindu artinya Cinta

2 0 0
                                    

Alvian pradika ---

Kencanku semalam benar-benar menyenangkan dan membuahkan hasil. Langkah pertamaku sepertinya berjalan mulus, dan ini akan berkelanjutan. Tunggu aku, clarisa. Aku pasti akan membawakanmu penghulu.

Tadi malam, dia bilang akan selalu merindukanku. Itu sudah menunjukan bahwa ia mencintaiku. Ia benar-benar mencintaiku dan akupun begitu.

Sayang, aku hanya bisa menemuinya dua kali dalam seminggu, tapi aku bersyukur akan hal itu. Aku masih bisa melihat senyum indahnya walau tak setiap hari.

'Clarisa.. Kau sudah membuatku benar-benar berubah dari pribadi alvin yang sebelumnya.'

Author POV

Pagi ini, di pagi yang cerah ini, seorang Alvian Pradika Wijaya, baru saja turun dari mobil, ketika ia telah sampai di sebuah perusahaan elektronik terbesar kedua di Asia tenggara, miliknya pribadi. Ya, di usianya yang masih belia dulu, ia sudah berhasil mendirikan sebuah perusaan elektronik, hingga pada akhirnya ia berjaya mengembangkan perusahaannya di usia ke 28 tahun ini. Alvian memang ahli dalam hal itu.

Moto yang ia ciptakan untuk perusahaan ini adalah "Bersatu kita maju, Bersama kita jaya."

Namun na'as, di usianya yang sudah benar-benar matang itu, belum memiliki pendamping hidup. Bahkan hanya sekedar teman dekat wanitapun belum terdengar sama sekali. Terakhir kali ia menggandeng wanita adalah saat dimana ia sedang mengadakan perjamuan besar antar para pengelola perusahaan elektronik terbesar di berbagai daerah di malaysia 3 minggu yang lalu. Dan itupun adalah ibunya.

Sungguh pria anti wanita.

Namun kemarin malam ia baru saja berkencan dengan wanita di sebuah cafe. Apakah seperti itu pria yang anti wanita ? Lalu wanita mana yang telah lancang berkencan dengan pria si hoby bulu tangkis ini.

Ok, sudah lupakan..

Sekarang alvian sedang berjalan menuju pintu masuk lift. Namun sebelum ia sampai ke pintu lift, sambil berjalan santai ia menebar senyum dan bertegur sapa ke setiap orang yang ia lalui. Bahkan office boy dan cleaning service yang tak pernah ia sapa pun, pagi ini ia sapa. Aneh memang.

Ada apa dengannya.. Apa ia kerasukan.

Orang-orang sekitarnya mulai kasak-kusuk berbisik membicarakan nya. Bahkan resepsionis yang biasa menyapanya pun ikut terheran-heran.

Tentu saja. Bagaimana tidak heran, seorang alvian pradika yang notabene kepribadiannya sangat dingin melebihi es di kutub utara, tiba-tiba dengan sengaja menebar senyum hangat ke semua orang tanpa sebab yang baku.

Sampai di pintu lift, ia langsung masuk kedalamnya lalu menekan tombol menuju lantai paling atas, dimana ia dan sekretarisnya biasa bekerja.

Pintu lift pun terbuka. Dan tiba-tiba saja ia menabrak seorang wanita ketika sedang berjalan menuju ruangan kerjanya dan latarnya masih di dekat lift.

Brugh..

Setumpukan buku dan berbagai macam kertas juga maf berhamburan ke lantai. Jangan salahkan si wanita, karena ia telah berusaha berjalan sepelan dan sehati-hati mungkin. Tetapi pria yang bernama alvian lah yang pantas bertanggung jawab atas semua kekacauan ini. Karena akibat gerakan berjalannya yang terlalu cepat, wanita tak bersalah ini jadi korban keganasan langkahnya.

Salahkan dia.

"pak ! bisakah anda bertanggung jawab atas semua ini, lihat bencana yang anda ciptakan." ucap si wanita dengan nada ketusnya sambil berusaha susah payah meredam emosinya sembari kedua tangannya membereskan semua barang yang tercecer di lantai.

Green tea with loveWhere stories live. Discover now