2

45.1K 4.9K 923
                                    


.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Hari itu Jaemin baru saja menyelesaikan pekerjaan paginya, mengantar koran dan mengantar pesanan susu di pagi buta. Ketika dirinya ingin keluar dari gerbang perkomplekan rumah elite Jaemin mengerem sepedanya secara mendadak. Ia nyaris menabrak seseorang yang muncul tiba-tiba di depan gerbang, Jaemin sudah ingin menyumpahinya dengan berbagai macam umpatan tetapi mendadak terdiam mematung karna ia mengenal sosok yang saat ini juga tengah terkejut sepertinya.

"Nyawaku masih panjang." Ucap orang itu sambil mengelus dadanya berlebihan.

Jaemin tidak berkata apapun, tetapi ia menunduk, kemudian turun dari sepedanya membungkuk berkali-kali sambil berkata maaf dengan sangat pelan.

"Sudahlah. Aku tidak apa-apa, ini juga salahku yang menyeberang tidak lihat-lihat." Jeno mengucapkannya sambil menguap, jelas sekali dirinya masih mengantuk.

Jaemin membenarkan letak masker di mulutnya, ia jelas takut jika pria di depannya mengenali wajahnya, bisa gawat jika itu sampai terjadi.

"Aku pergi, lain kali berhati-hatilah." Kata Jeno sebelum kembali berjalan meninggalkan Jaemin yang masih terdiam kaku. Dalam diam Jaemin kembali bernafas dengan normal.

"Harusnya kan aku yang mengatakan itu. Hah~"
Keluhnya tidak sadar. Sepeninggal Jeno, Jaemin melanjutkan perjalanannya yang akan kembali ketempat tinggalnya.

Sementara itu Jeno berjalan dengan santai menelusuri jalanan panjang yang awalnya sangat sepi menjadi sedikit ramai karna matahari sudah mulai naik, perutnya berbunyi nyaring saat dirinya duduk di depan sebuah mini market 24 jam, Jeno sedikit menyesali keputusannya tetapi ia sudah telanjur mengambilnya, Jeno akan melanjutkannya dengan serius, ia merasa lapar karena dirinya belum makan sejak tadi malam.

Langkah kakinya kemudian berjalan memasuki mini market, berjalan ke bagian tengah mencari ramen instan disana, tidak tanggung-tanggung ia mengambil dua sekaligus. Sambil menunggu air panas Jeno membayar ramennya di bagian kasir, Jeno yakin ia sanggup menghidupi dirinya sendiri, lihat saja.



🍁🍁🍁


"Kau terlihat sangat buruk No." Komentar Mark ketika melihat Jeno masuk ke kelas dengan langkah malas.

"Mungkin dia lupa mengerjakan tugas Profesor Shindong." Sahutan Renjun.

Jeno memutar matanya. Tidak bisakah sehari saja mereka berdua tidak mengomentari penampilan dirinya, toh dia masih menjadi Jeno si tampan urutan ketiga seuniversitas. Jangan bertanya urutan pertama milik siapa.

"Aku mengantuk." Ucapnya seraya menelungkupkan kepalanya dalam lipatan tangan.

"Kau tidak tidur semalam?"  Mark bertanya.

Dear Nana [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang