1. Yellow Lover

1.3K 226 101
                                    

Hong Jisoo. Gadis asli Korea Selatan, lahir dan dibesarkan di pusat kota Seoul. Kata orang, gadis ini begitu manis dan memiliki aura positif. Melihatnya sekilas pun, kalian pasti akan mempercayainya. Siapa saja yang bertegur sapa dengan Jisoo, akan terjangkit aura positif yang dimilikinya begitu saja. Sesuai dengan filosofi warna kuning; optimis, ceria, menyenangkan dan bahagia.

Namun, tentu setiap individu memiliki titik berat masing-masing. Bagi Hong Jisoo, angka bukanlah hal berat. Namun begitu memusingkan. Kenapa ia malah mengambil jurusan Keuangan? Entahlah. Namun yang pasti, alasan dominannya adalah warna kuning.

Dengan mengambil jurusan keuangan, ia akan lebih sering berada di gedung kampus lantai tiga. Dari sana pula ia yakin, akan mendapat spot terbaik untuk menatap warna kuning sepuasnya. Senja kuning memiliki tempat tersendiri di diri itu.

Hong Jisoo juga sering disebut sebagai gadis lugu. Selama hidup 22 tahun di dunia, ia belum pernah berpacaran sebelumnya. Hingga sekarang, mulai menginjak semester akhir. Mulai disibukkan oleh berbagai macam laporan. Gadis ini tak begitu mengerti dengan kode-kode rahasia para lelaki yang dikirimkan untuknya, hingga mendekati gadis ini pun harus memiliki kekuatan ekstra.

Terkadang, Jisoo memang merasa iri pada mahasiwa dan siswi lain yang bergandengan tangan saat memasuki area kampus. Berbonceng motor dengan kekasih masing-masing. Hingga duduk bersebelahan, sesekali bercanda tak kenal tempat. Siapa yang tidak iri? Namun, Jisoo kembali pada sikap aslinya. Siapa yang butuh kekasih kalau ia sudah sangat bahagia meski masih sendiri?

Tidak terhitung sudah berapa kali ia menolak cinta para lelaki. Belasan kali, mungkin? Jika dihitung sejak sekolah menengah pertama, tidak menutup kemungkinan akan menyentuh angka kepala dua.

Tidak ada satu pun pria yang berhasil mencuri hati seorang Hong Jisoo. Gadis ini sudah terlalu jatuh hati pada warna kuning, hingga kehabisan cadangan cinta untuk dibagikan pada lawan jenis. Kalau bisa, ia menikah saja dengan warna kuning.

"Bukankah aku sudah berpesan kalau cover hand out-nya jangan warna kuning?"

Entah kebetulan atau tidak, Seokmin dan Jisoo sering bertempat di kelompok yang sama. Sama-sama memiliki nomor mahasiswa akhiran genap, mendominasi alasannya. Mengambil jurusan yang sama, menambah daftar panjang alasan kenapa sejak semester pertama hingga sekarang keduanya selalu menempati kelas yang sama.

Tentu Seokmin selalu mengajukkan protes kala tugas mereka turut kecipratan warna kuning. Bertolak belakang dengan Jisoo, Seokmin amat membenci warna kuning.

"Karena aku yang kebagian mencetak, terserah aku mau cover-nya warna apa!" Jisoo berujar dengan tak kalah nyaringnya.

"Oh, astaga... Kepalaku pusing sekali melihat warna sialan itu," Seokmin mengerang kesakitan. "Cepat singkirkan, jangan nampakkan warna menjijikan itu ke depan mataku!"

Plak!

Jisoo langsung merebut hand out tugas mereka. Memukulkannya dengan keras ke punggung Seokmin, mendumel dan kembali ke tempat duduknya.

"Kau berlebihan," bisik Mingyu.

Seokmin langsung menengok. Terlihat jelas keningnya mengerut, minta ucapan salah satu kawan seperjuangannya itu agar segera diralat.

"Berlebihan apanya? Aku hanya mengatakan apa yang memang seharusnya aku katakan."

Laki-laki jakung bernama Kim Mingyu itu tertawa meremehkan. Membolak-balikkan kertas kerja kelompoknya bersama Jeonghan. Telinga dan bibirnya singkron terarah pada Seokmin. Hanya mata dan tangan yang bekerja untuk memeriksa tugas.

"Aku tahu, meskipun aku tidak yakin. Tapi langkahmu dengan memutuskan untuk membenci warna kuning sangatlah tidak manusiawi," ujar Mingyu lalu menutup tugasnya. Mengembalikan tugas itu pada Jeonghan untuk dikumpulkan.

Say No to Yellow (✓)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ