PART 7

854 32 3
                                    

Author PoV

Dia adalah Alvaro Melviano. Seorang pria tampan, berpostur tubuh menarik bagaikan model papan atas. Pria kaya raya namun sayang tidak mendapat kasih sayang orang tua.

Dalam keluarga Al hanya memiliki seorang kakek. Tuan Robert Arkana. Semenjak orang tuanya berpisah tuan Robert lah yang selalu memberikannya kasih sayang. Ditambah dengan meninggalnya papa Al karena serangan jantung. Al berubah menjadi anak yang sedikit arogan.

Akibat rasa tertekan dan tidak terima dengan kepergian sang istri dengan lelaki lain adalah alasan penyakit tersebut merenggut nyawa papa Alvaro.

Alvaro sempat kembali merasakan kasih sayang seorang ibu saat mencintai seorang gadis. Gadis tersebut memiliki sifat keibuan. Lembut, sopan dan mengayomi membuat seorang Alvaro Melviano bertekuk lutut.

Anneke Felicia adalah seorang gadis sederhana yang telah meluluhkan hati Alvaro. Gadis biasa dan tidak terlalu cantik namun berhati baik. Cia adalah panggilan kesayangan Al terhadap Anneke.

Satu tahun bersama Cia, Al merasa sangat bahagia. Al merasakan tidak ada suatu apapun yang kurang dalam hidupnya karena kehadiran Cia. Al dan Cia menjalani masa pacaran mereka dengan pacaran tahap aman.

Tidak seperti kebanyakan sahabat - sahabat di kalangannya. Pacaran berarti bercinta. Apalagi Al adalah seorang yang sangat kaya. Apapun dengan mudah dia dapatkan hanya dengan jentikan jari. Tapi Al tidak ingin seperti itu.

Walaupun sering diejek sahabatnya karena tidak pernah menyentuh kekasihnya Al tetap kukuh dengan prinsip yang dia buat. Pacaran tidak harus bercinta.

Dengan prinsipnya tersebut terkadang membuat Al menahan hasrat dan gairahnya saat bersama Cia. Namun kuliah sambil merangkap bekerja di perusahaan sang kakek membuat dirinya sedikit melupakan hasrat tersebut. Sampai Al lulus kuliah prinsip Al tetap berjalan.

Dengan rasa sayang dan cintanya pada sang kekasih, Al tetap menjaga mahkota kekasihnya tersebut. Sampai suatu ketika sesuatu yang buruk terjadi pada hubungan Al dan Cia.

Malam itu adalah malam minggu. Semua anak muda keluar dengan pasangannya. Termasuk Al inginnya juga seperti itu. Tapi Cia untuk pertama kalinya menolak ajakan Al. Dengan alasan orang tuanya ingin mengajak Cia keluar. Itupun dengan nada yang sedikit gugup.

Al yang merasa tidak tenang diam - diam mendatangi rumah Cia. Rumah Cia yang sederhana tampak sepi. Pikiran Al mungkin mereka sudah pergi keluar. Di depan rumah Cia, Al melihat terparkir sebuah mobil sedan.

Al ingin kembali pulang. Namun nasib berkata lain. Al mendengar ada sesuatu yang jatuh dari dalam rumah Cia. Al mencoba mendekat ke arah pintu rumah Cia. Ingin mencoba mengetuk pintu tapi tidak jadi dia lakukan.

Ternyata pintu rumah sedikit terbuka. Tidak mungkin pemilik rumah pergi tanpa mengunci pintu. Itulah yang dipikirkan Al saat itu. Dengan berani Al masuk ke dalam rumah. Kondisi rumah sangat sepi. Lampu ruang tamu padam tapi lampu di kamar Cia menyala. Al dapat melihat karena pintunya setengah terbuka dari arah samping.

Perlahan Al melangkahkan kakinya menuju kamar Cia. Betapa terkejutnya Al melihat pemandangan di hadapannya.

Cia sedang duduk di atas meja. Dengan baju kemeja putih bergaris yang kancingnya tidak terpasang. Bra yang setengah terlepas memperlihatkan sebelah payudara Cia yang lumayan besar digenggam oleh seorang pria yang telanjang bulat.

Dengan pose kaki terbuka lebar pria tersebut berada tepat di depan mahkota milik Cia. Pria tersebut menjilat dan mempermainkan milik Cia. Cia mendongakkan kepalanya merasakan nikmat dari permainan pria tersebut.

Al terpaku masih memandang permainan kedua orang dihadapannya. Cia tidak dapat melihat orang yang berada di luar kamarnya. Karena memang lampu ruang tamu dalam kondisi padam.

Beberapa kali Al mendengar desahan dari mulut Cia. Tidak lama setelah itu pria tersebut bangkit dan memasukan jarinya pada milik Cia. Cia menjerit tapi terlihat menikmati.

Kemudian pria tersebut mengeluarkan jarinya dan memutar tubuh Cia memunggungi pria tersebut. Pria itu memasukan miliknya pada milik Cia. Cia merintih. Pria itu memaju mundurkan pinggulnya.

Tak berapa lama Cia berbalik dan berjongkok kemudian menggenggam milik pria itu. Membawanya ke dalam mulutnya. Cia mengocok dan pria itu mengeluarkan cairannya di dalam mulut Cia.

Al masih tetap tidak percaya dengan aksi kedua orang tersebut. Terlebih lagi Cia kekasih tercintanya lah yang melakukan hal itu. Menjaga kesucian sang kekasih namun di belakang Al justru orang lain yang menikmati tubuh tersebut.

Al tidak menegur atau memukul kedua orang di hadapannya. Al keluar rumah dengan perasaan hancur, marah, sakit, kecewa dan semua kata sakit tidak cukup mewakilkannya.

Setelah kejadian itu Al tidak mau menerima telepon dari Cia. Dirinya pun tidak pernah menghubungi Cia lagi.

Karena kemarahannya yang merasa dikhianati, sejak saat itu Al berjanji pada dirinya akan bercinta dengan banyak gadis. Dan gadis lawan bercintanya haruslah perawan.

Walaupun dengan bayaran yang sangat tinggi dirinya tidak peduli. Yang terpenting dirinya merasa puas menikmati setiap tubuh para gadis tersebut. Al tidak pernah takut akan penyakit seks karena dirinya bermain aman.

Kondom adalah senjata Al saat menaklukan setiap gadis yang mendekati dirinya. Setiap gadis yang terpesona padanya akan selalu di dapatkan nya. Bukan perasaan yang akan diutarakan Al. Tapi tawaran, jika ingin dekat dengannya harus bersedia tidur dengan Al.

Al berubah seratus sembilan puluh derajat dari sifat aslinya. Al menjadi lelaki yang suka mempermainkan wanita dengan cara yang halus. Siapa yang tidak akan tertarik dengan pria berbody atletis, tampan dan kaya raya.

Al selalu melakukan seks bebasnya dimanapun dia suka. Entah itu di rumah, villa, penginapan, hotel bahkan di area umum tergantung mood nya saat itu. Al tidak segan - segan mengeluarkan budget yang tinggi hanya untuk menikmati satu orang gadis.

Karena ulahnya tersebut sang kakek mulai curiga dengan pengeluaran Al yang semakin melonjak drastis. Sang kakek pun memberikan teguran kepada Al namun tetap tidak dihiraukannya. Setiap melakukan transaksi dalam jumlah besar sang kakek akan menyelidiki tujuan pengeluaran tersebut.

Hingga sang kakek sudah tidak sanggup dengan sikap Al. Sang kakek memberhentikan Al dari perusahaannya dan menghukumnya. Tinggal dirumah sederhana tanpa pelayan. Bahkan pengeluaran setiap harinya di target oleh sang kakek.

Beberapa minggu pertama Al merasa tidak betah dan diasingkan. Sempat dirinya meminta kembali dan meminta maaf pada sang kakek. Namun kakeknya ingin memberikan pelajaran kepada Al. Agar kehidupannya kelak bisa lebih baik.

Beberapa bulan menjalani menjadi orang yang terlihat biasa, Al mulai terbiasa. Bahkan dirinya merasakan budget yang diberikan sang kakek sangat lebih dari cukup.

Tapi kebiasaan seks bebasnya tidak bisa berhenti. Dengan cara berhubungan dengan seorang penyedia wanita panggilan Al selalu mendapat perawan dari seorang germo. Tante Yola adalah penyedia gadis - gadis perawan untuk Al. Bisa dibilang Al lumayan dekat dengan tante Yola.

Off

SISI GELAP dalam kehidupanku (COMPLETED)✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora