10🍁

73 10 0
                                    

Drrttt

Drtttt

Handphone Senja berdering, bertanda bahwa ada yang menelfon nya.
Senja mengangkat telfon dari seseorang, dan menggenggam handhphone nya.

"Halo?"

"Belum tidur ternyata."

"Belum jar, ada apa?"

"Gapapa, iseng menelfon, eh malah diangkat."

"Yaudah kalo gitu gue matiin ya?"

"Eh jangan dong, kok belum tidur?"

"Gapapa."

"Nja? Jangan tidur malam-malam, gua gak mau putri kecil sakit, nanti yang jadi pahlawan Al siapa kalo bukan Jeje?" Ledek Fajar.

"Ih apa banget sih lo" Senja pun tertawa.

"Eh nja, masa gua dihantui sama rindu."

"Rindu? Rindu itu setan? Kok tau nama setan sih lo?"

"Bukan gitu Senja, ini lho gue lagi rindu. Masa gitu aja ga peka."

"Ooh ngobrol dong, rindu siapa?"

"Rindu sosok putri kecil."

"Siapa?"

"Yang nanya."

"Gue serius jar."

"Putri kecil itu siapa?"

"Jeje."

"Jeje itu siapa?"

"Senja."

"Senja itu siapa?"

"Gua."

"Nah iya kamu lah nja."

"Kok rindu?"

"Rindu ketusan lo nja."

"Jadi, pengen diketusin kaya dulu?"

"Jangan dong nja."

"Terus kenapa rindu?"

"Ya rindu aja, boleh kan besok ketemu?"

"Boleh."

"Udah malam nja, sekarang tidur, kembali lah ke alam mimpi mu, barang kali kita bertemu." Gombal Fajar.

"Iya oke gua tidur, tapi ga mau ketemu lo."

"Kenapa?"

"Mau nya ketemu langsung! Gamau di mimpi."

"Oke besok kita ketemu, bye nja."

Telfon pun mati.
Senja menutup layar ponsel nya, lalu melihat langit-langit atap rumahnya, sambil tersenyum lebar.

Tok...tok... (Suara Pintu).

SENJA & FAJAR [completed✔]Where stories live. Discover now