20🍁

58 9 1
                                    

"Terkadang ucapan dengan hati itu tak sejalan, ucapan berkata tidak, namun hati berkata iya.
Dan terkadang juga kita di kalah kan lagi dengan ego. Ego hanya membuat semua nya semakin rumit."

###

Malam minggu yang berbeda, malam minggu kali ini mereka sedang diluar rumah, mereka menikmati angin malam dan keramaian di sebuah jalan yang ramai dengan orang lewat dan pedagang.

"Kamu kok ke tempat kaya gini segala pake dress pendek sih."

"Aku kan gak tau kalo kamu ajak aku kesini."

"Oh iya aku lupa." Fajar menyengir dan menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

Senja memakai dress pendek selutut, dan memakai snikers nya itu. Sedangkan Fajar hanya memakai kaos dan dilapisi hoodie, memakai levis dan sepatu.

"Nja?"

"Iya?"

"Banyak yang merhatiin kamu."

"Ih aku kenapa jar? Ada sesuatu dimuka aku? Bedak aku ketebelan? Atau di rambut aku mungkin ada sesuatu?" Senja panik, sedangkan Fajar hanya tertawa melihat wanita yang menggemaskan dihadapan nya itu.

"Kamu kecantikan sih, lihat disini tuh penampilan nya pada biasa-biasa aja, nah mungkin kamu pusat perhatian orang karena kamu memakai dress kaya gini."

"Oh iya ya, aduh aku salah make baju dong ya."

"Ngga udah gak salah, kamu mau penampilan nya kaya apa juga dimata aku kamu tetep cantik." Fajar mengedip kan sebelah mata nya itu ke Senja.

"Kamu mah." Senja memukul pelan dada bidang Fajar.

"Duh, kok dipukul sih? Seharus nya kan dipeluk nja, bete nih."

"Kamu minta dipeluk?" Fajar mengangguk.

"Tuh kamu lihat disana? Ada tiang, coba kamu peluk." Senja menunjukkan arah tiang tersebut, dan Fajar yang melihat nya hanya memanyunkan bibir nya itu.

"Jelek."

"Biarin."

"Lho kenapa?"

"Iya biarin aja aku jelek, yang penting yang suka aku itu kamu."

"Ih siapa bilang? Aku gak suka kamu."

"Terus?"

"Aku gak suka pokok nya." Senja berlari kecil.

"Lho kok lari? Eh tunggu nja."

"Wlee, ayo kejar aku kejar aku." Senja yang berlari kecil menghadap kebelakang untuk menoleh Fajar.

"Tunggu!!" Senja mengulurkan lidah nya meledek Fajar yang sedang berlari untuk mengejar Senja.
Senja berhenti, karena kelelahan karena berlari-lari.

"Hayo ketangkep." Fajar memeluk Senja dari belakang.

"Ih lepasin, malu tau dilihat orang."

"Biarin, dia mungkin iri karena gak bisa aku giniin."

"Kalo yang lihat bapak-bapak?"

"Ya mungkin dia pengen cepat-cepat nemuin istri nya buat meluk istri nya kaya gini."

"Ah jar lepasin, malu." Senja berontak untuk lepas dari pelukan Fajar dari belakang itu. Fajar melepaskan pelukan nya itu. Senja berbalik arah untuk melihat Fajar.

"Eh kok muka nya merah?"

"Kamu meluk aku nya kekencengan tau." Alasan Senja.

"Masa sih? Aku pelan kok meluk nya."

SENJA & FAJAR [completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang