Chapter 29

5.5K 221 1
                                    


"Sahabat harus saling melindungi."

(--)

Dan tiba-tiba jari Olivia terbeset
oleh senar gitar, yang membuat jarinya berdarah. "Awww..."ringis Olivia.

Ken yang mendengar Olivia meringis kesakitan, ia langsung melihatnya. "Astagaaa makanya hati-hati kalo lagi bunyi-in senarnya... Lagi sih enggak pake pick-nya. Bentar, gua ambilin obat P3K-nya."ucap Ken panik.

Ken segera mengambil kotak P3K milik Olivia yang tertera di dekat televisi. Lalu ia kembali ke Olivia untuk mengobati jarinya.

Ken menaruh gitarnya, lalu menggenggam pergelangan Olivia, dan mencuci jarinya dengan air yang sudah di beri obat. "Sini, jarinya masukkin ke air ini. Di cuci dulu sebelum di kasih betadine."perintah Ken.

"Perih enggak?"tanya Olivia ragu.

"Enggak kok. Cuma sebentar, nanti infeksi gimana?"

Akhirnya, Olivia terpaksa memasukkan jarinya ke dalam air itu sambil menahan perih. "Jangan pegang pas goresannya ya Ken."ucap Olivia takut.

"Enggak kok tenang...." setelah semua darah tercuci, jari Olivia langsung di elap menggunakan handuk kecil. "Dah kan enggak perih."

"Perih tahuu... tapi Olivia nahan..."cemberut Olivia.

"Haha..."

"Dih malah tawa. Udah gc kasih betadine."perintahOlivia.

"Iya-iya siap tuan putri..."

Ken melanjutkan pengobatan pada jari Olivia. Ia meneteskan betadine ke jari Olivia, lalu di balut oleh hansaplast.

"Thanks."ucap Olivia.

"Ya sama-sama."

Ken membereskan semua peralatan obatnya dan menaruhnya lagi di tempat semula.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 10:15. Ken masih berada di rumah Olivia. Sekarang mereka sedang menonton film The Greatest Showman. Tak hanya mereka berdua, Melysa pun ikut nonton bersamanya.

Setengah film sudah Olivia tonton. Tak lama, kepala Olivia semakin lama perlahan jatuh ke pundak Ken. Pertanda Olivia ngantuk. Dan pada akhirnya, Olivia benar-benar ter tidur di pundak Ken.

Ken sama sekali tidak keberatan. Ia malah memeluk kepala Olivia menggunakan satu tangannya. Melysa yang mengetahui itu, hanya membiarkannya saja. Melysa tahu, Olivia dan Ken hanyalah sebatas sahabat, tidak lebih. Dan sahabat, harus saling melindungi.

Usai filmnya habis. Ken dan Melysa menggotong Olivia menuju kamarnya. Membiarkan Olivia tertidur. Setelah itu, Ken memutuskan untuk pamit pulang.

Ia menggendong gitarnya di pundak, menyalakan motor besarnya, dan mengegas motornya dengan kecepatan sedang.

Dirumah, Ken menaruh gitarnya dan langsung menibandan kasur empuk-nya. Seraya, ia sedang membayangkan saat ia main bersama Olivia. Dalam benak Ken ia berkata sambil tersenyum-senyum sendiri 'Olivia. Hemm bagi gue, Olivia orang yang ceria, lucu, imut, humor, dan pastinya cantik. Dan Olivia adalah perempuan yang berhasil membuat gue jadi cowo yang cool. Saat semua orang dulu selalu berkata gua cowo yang pendiam, dan sekarang, semua berkata lain. Ken adalah cowo yang cool. Yap cool, cool soal penampilan dan cool soal pelajaran. Haha... ada-ada aja lu Ken.'

(--)

Hari minggu. Sesuai rencana, Olivia dan Melysa akan pergi hangout bersama teman SMP Melysa. Mereka akan pergi hanghout ke sesuatu tempat yang pastinya kekinian.

Mereka sudah siap sejak tadi pagi. Dan sekarang, tinggal berangkat. Melysa dan Olivia memakai pakaian yang waktu itu beli di sebuah butik.

Melysa memasuki mobil bagian supir, dan Olivia masuk ke dalam mobil bagian depan samping tempat supir.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di tempat pertemuaan hangout-nya. Disana sudah terdapat kerabat-kerabat SMP Melysa. Yang rata-rata pasti sudah menikah, dan memiliki buah hati.

Mereka menghabiskan waktu berdama disana. Hingga waktunya pulang.

(--)

Sunyi, hanya ada suara dari ketua dan wakil ketua. Yang lebih tepatnya, ruang osis. Ken, Badley, Melati, Loli, dan Noufal sedang berada di ruang osis. Membicarakan soal party night nanti.

"Jadi nanti, kakak bakalan kasih kalian masing-masing tugas. Untuk Ken, Badley, dan Loli, kakak tugas kan untuk mengelilingi kelas menanyakan siapa yang berniat untuk tampil di saat party night nanti. Kalian tulis nama dan bakat apa yang akan di tampilkan di kertas yang nanti akan kakak kasih. Jika sudah, kalian bisa langsung beri ke sekretaris."jelas ketos.

Badley, Ken, dan Loli menyetujui tugas dari ketos bersamaan. Ketos memberi kertas kepada mereka, dan segera berkeliling memasuki kelas satu per satu.

Kelas X IPS-2. Kelas Olivia. Mereka memasuki kelas yang dimulai dengan salam. "Disini, kami bertiga ingin bertanya. Apa ada disini yang ingin daftar bakat apa saja, untuk di tampilkan saat party night nanti?"tanya Badley.

"Gausah malu. Yang mau, kalian tunjuk tangan, sebutkan nama, dan tampilan apa yang nanti akan kalian bawakan."ucap Loli.

Killa menyenggol Olivia. Seraya membisikkan Olivia bahwa ada Badley. Olivia hanya terdiam mengabaikan bisikan Killa. "Liv, daftar sana. Lu kan bisa nyanyi Liv."bujuk Killa.

"Enggak ah. Males gua."tolak Olivia.

"Yaelahh..."

Di kelas X IPS-2, hanya 3 orang yang berkanan tampil saat party night nanti. Setelah selesai bertugas di kelas X IPS-2, mereka langsung memberi salam penutup dan bergegas menuju kelas selanjutnya.

Semua kelas sudah mereka masuki. Mereka langsung memberi daftar siswa yang akan tampil pada sekretaris.

(--)

"Kira-kira entar giaman yah reaksi Olivia?"tanya Badley pada ketiga kerabatnya.

"Entah lah. Yang intinya, ini harus berhasil."jawab Melati.

"Betul. Siapin nyali ya bro!"support Noufal.

"Iya. Siapin juga suara yang perfect." Ucap Loli.

"Thanks guys. Yaudah ayo pulang!"

(--)

2 hari berturut-turut ini, Ken, Badley, Noufal, Melati, dan Loli benar-benar sibuk. Sibuk mengurusi acara party night nanti. Sampai-sampai, mereka rela meninggalkan pelajaran dan pulang hingga malam.

(--)

Sorry guys, cuma bisa update segini. Bener-bener enggak ada ide. 🙏🏻
Oh iya, karna hari Senin-Jum'at aku PAS. Jadi aku libur dulu yah selama seminggu itu. Aku mau fokus sama PAS. Wish Me Luck 🎉👌🏻🌈🤗

You Here for MeWhere stories live. Discover now