2

4.3K 293 43
                                    

Helenia Lee Maureen yang akrab di panggil Helen ini merupakan seorang perempuan yang amat cantik, baik hati, lemah lembut, dan yang paling penting dia adalah kriteria dari seorang Kim Hanbin.

Seperti biasa, di depan komplek ada tukang sayur keliling yang menjual berbagai macam sayuran segar. Helen keluar dari rumahnya dan segera pergi ke depan komplek, tak lupa ia mengunci pagar.

Masak apa ya? pikir Helen

"Pak ayam nya dong satu kilo" kata Helen dan di lanjutkan dengan memilih sayuran. Setelah memikirkan dengan matang, akhirnya Helen memutuskan untuk membuat sayur sop saja.

"Berapa pak?" tanya Helen sambil membuka dompetnya.

"35 ribu neng" kata penjual sayur yang kerap di panggil Pak Asep

"Ini pak, makasih yaaa" Helen menyerahkan uang pas kepada Pak Asep.

"Siaapp neng"














Di dapur, Helen sibuk dengan masakannya, belum lagi ada telepon masuk.

"Halo ada Bin?" tanya Helen, ia manaruh handphone nya di atas bar, tak lupa menyalakan loud speaker.

Memang, Hanbin kini menelpon istrinya. Mungkin sedang tidak sibuk.

"Gapapa kok, kamu lagi apa?" tanya Hanbin di seberang sana.

"Lagi masak nih, tumben kamu telepon, bukannya lagi sibuk ya? Biasanya jam segini kamu ada meeting" jawab Helen sambil mengiris wortel menjadi beberapa bagian.

Terdengar kekehan Hanbin disana membuat Helen sejenak menghentikan aktivitasnya kemudian dia melanjutkan lagi setelah mendengar jawaban Hanbin.

"Iya, soalnya meetingnya aku tunda. Biar klien nya datang ke rumah nanti. Oh ya kamu masak apa hm?"

Helen memasukkan irisan wortel kedalam air mendidih.

"Aku masak sayur sop sama ayam goreng, gapapa kan? Soalnya aku bingung mau masak apa" kata Helen

"Gapapa sayang, hmm Len" panggil Hanbin

"Apa?" sahut Helen sambil melumuri ayam dengan bumbu racikannya.

"Hari ini aku pulang cepet, mungkin jam 11 aku sudah di rumah"

"Waahh kebetulan dong, kita bisa makan siang bareng" pekik Helen senang. Sebab jarang sekali Hanbin menemaninya makan siang.

"Iyaaa sayanggg. Udah dulu yaa, aku mau lanjutin kerjaan aku dulu, bye sayangg" pamit Hanbin

"Byeee sayangg" Helen menutup telponnya.


















Tok Tok Tok!

Suara ketukan pintu berasal dari ruangan Hanbin.

"Masuk!" seru Hanbin dari dalam ruangan.

Mendengar suara pintu di buka, Hanbin mendongak untuk melihat siapa yang datang.

"Ada apa Jennie?" tanya Hanbin kepada sekretaris pribadinya.

"Permisi pak, ini ada dokumen yang harus bapak tanda tangani," kata Jennie sambil menyerahkan dokumen tersebut.

Terlihat Hanbin membaca dokumen dengan serius lalu berkata,

"Sudah si revisi?"

Jennie mengangguk, "Sudah pak, semua sudah di revisi, Pak Hanbin hanya tinggal menandatangani saja"

Kemudian Hanbin langsung menandatangani dokumen tersebut dan menyerahkan kembali ke Jennie.

"Kamu boleh pergi" ucap Hanbin

Jennie membungkuk hormat dan keluar dari ruangan Hanbin.

Serasa semua sudah beres, Hanbin langsung pulang ke rumah.














Beberapa menit perjalanan, akhirnya Hanbin sudah sampai di rumahnya.

"Assalamualaikum" ucap Hanbin ketika masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumssalam, eh sudah pulang" jawab Helen yang terlihat sedang menata piring.

Sebagai istri yang perhatian, Helen membantu Hanbin melepaskan jas dan dasinya, kemudian memaruh tas Hanbin di sofa.

"Kamu ganti baju dulu ya Bin, cuci muka, habis gitu turun kesini," kata Helen

"Iyaaa ibu negara" kata Hanbin dengan kekehan khasnya.








Kini Hanbin hanya memakai kaos putih polos dan celana levis hitam selutut. Tapi kadar kegantengannya semakin bertambah.

"Aku ambilin atau ambil sendiri?" tanya Helen

"Ambil sendiri aja deh, takut kamu capek" astaga Hanbin sedikit lebay

Saat Helen ingin minum, Hanbin menyela

"Berdoa dulu Helen," peringat Hanbin yang diangguki patuh oleh Helen.

Setelah berdoa, kini Helen meminum air putihnya dengan tangan kanan dan setelah merasa cukup dia meletakkan kembali gelasnya. Kemudian Helen langsung menyantap makan siangnya yang entah kenapa menjadi sangat enak ketika ada Hanbin disini menemaninya.















Semua piring kotor beserta gelasnya kini sudah bersih karena Helen langsung mencucinya.

Jam menunjukkan pukul 12:08 p.m yang berarti sudah siang. Hanbin dan Helen langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat dhuhur berjamaah di mushola rumahnya.












"Len," panggil Hanbin

"Iya?" sahut Helen sambil melipat mukenanya.

"Honeymoon yuk" ajak Hanbin. Entah ada angin apa tiba tiba Hanbin mengajakknya pergi bulan madu.

"Kemana?"

"Kamu maunya kemana? Bakal aku turutin," Hanbin membelai rambut Helen yang masih sedikit basah.

"Aku pengen ke Bali deh Bin, gimana?" usul Helen

Hanbin senyum kemudian mengangguk

"Ga di luar negeri?"

"Engga ah, lagian masih banyak tempat yang bagus di Indonesia"

"Oke lusa kita berangkat,"

Mata Helen berbinar mendengarnya, saking senangnya dia sampai memeluk Hanbin erat sekali.

Hanbin membalas pelukan istrinya dengan penuh kasih sayang.

"Makasihh sayangg" kata Helen yang masih betah di pelukan suaminya itu.

"Anything for you wifey" kata Hanbin







































































Pengen nikah sama Hanbin masa:"(

marriage life ; kim hanbin✓ [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang