PART 11

667 55 7
                                    

Setiap orang pasti mempunyai kisah yang ingin ia sembunyikan dalam hidupnya.

-POLARIS-

...

Dalam hidup, manusia selalu di hadapkan pada dua pilihan. Dan sayangnya manusia harus memilih salah satu lalu dituntut untuk bertanggungjawab kepada apa yang dipilihnya. Entah itu baik atau tidak yang pasti setiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada yang hidup berkecukupan namun kurang memahami arti cinta di setiap keluarga, ada pula yang memahami arti cinta namun memiliki kekurangan dalam segi materi.

Tak ada hidup yang ideal, tak ada manusia yang ideal meskipun berulang kali kita menginginkannya.

Yui, gadis dengan seragam tidur biru mudanya itu tersenyum senang. Disisirnya rambut hitam yang mencapai sebahu itu sejenak seraya memerhatikan pantulan wajahnya di cermin.

Ting!

Yui menoleh, kedua sudut bibir gadis itu terangkat lebar lalu menyambar hp berwarna putih di atas tempat tidurnya dengan semangat.

Senior
.

Yui 
Titik saja?

Senior
Tadi kau suruh begitu kan?

Yui mengulum bibir, diliriknya jam dinding kamar sudah menunjukkan pukul 9 malam. Lucu bila membayangkan seperti apa wajah gugup Senior di seberang sana, berusaha mungkin Yui menahan tawa seraya menghempaskan tubuh di tempat tidur empuknya.

Yui

Senior mau jadi temanku?

Senior
Berisik.

Runtuh sudah pertahanannya, Yui tertawa pelan, memeluk buku kecil yang berada di genggamannya dengan erat.

🍁🍁🍁

"Senior! Senior! Senior!"

Laki-laki bertubuh tegap itu menghentikan langkah. Bel istirahat berdering kencang berhasil membuat jalanan koridor perpustakaan mendadak ramai, bukan karena ingin ke perpustakaan melainkan hanya ingin numpang lewat dan memilih jalur pintas untuk menuju kantin.

Baru saja Senior ingin mendorong pintu perpustakaan, mendadak saja laki-laki itu menoleh belakang. Memerhatikan Yui yang tanpa sadar mengekorinya.

Yui tertawa pelan. "Senior tidak sadar ya kalau aku sedari tadi berjalan di belakangmu?"

"Tidak," jawab suara bass itu melepaskan genggamannya dari pintu, membalikkan badan. "Dan aku juga tidak peduli kau mau berjalan ke mana."

"Wahh!" Bukan senyuman kagum yang ditujui sekarang, melainkan gadis itu mengembugkan pipi, memerhatikan Senior dengan tajam. "Kusarankan lebih baik Senior memerhatikan sekeliling mulai dari sekarang. Kau masih beruntung diikuti oleh sepertiku, bagaimana kalau nanti ada orang gila atau orang yang ingin mengambil nyawa..."

"Ya ya aku paham," Secepat mungkin Senior memotong, Yui tertawa lagi dapat dilihat wajah bundar Senior yang mengalihkan pandangan begitu bergidik mendengar ucapan Yui bagian akhir.

"Jadi apa maumu sekarang? Tadi pagi sudah makan bukan? Jangan berharap lebih kalau aku mau menemanimu ke kantin, ada banyak tugas yang harus aku selesaikan."

"Jangan-jangan Senior belum buat PR ya, akan kubilang pada guru," ancam Yui berbisik.

Laki-laki itu menghela napas panjang, memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana dengan tenang, menatap Yui dengan pandangan setengah meremehkan. "Tentu saja tidak. Aku bukan sepertimu."

POLARIS [LENGKAP]Where stories live. Discover now