2. Minggu Depan

2.8K 264 20
                                    

"Apa sih Pak? Nggak usah sok misterius deh, langsung ngomong aja biar cepat," ucap Clara yang mulai kesal dengan tingkah Adrian, pria itu menyebalkan, sungguh menyebalkan. Adrian tertawa melihat mahasiswanya yang satu ini.

"Awalnya saya tidak ingin mengatakan ini tapi karena kelakuanmu tadi memaksa saya harus mengatakan ini. Anda bisa pilih menjadi istri saya maka nilai anda aman atau terserah anda dan nilai anda terserah saya Clara Yeshara yang terhormat," ucap Adrian tersenyum licik, demi apa rasanya Clara ingin mencakar wajah dosen tampan yang ada di hadapannya ini sekarang.

"Bapak tidak bisa melakukan itu Pak," ucap Clara masih berusaha menahan emosi, Clara butuh air dingin sekarang, sangat butuh.

"Kenapa tidak bisa? Saya berhak dan berwenang melakukan itu."

"Itu namanya penyalahgunaan wewenang Pak, ini tidak adil. Saya selama ini selalu mengerjakan tugas dari bapak namun bapak selalu mengatakan tugas saya kurang memuaskan."

"Jika anda berbicara mengenai adil. Memang apa defenisi adil saudara Clara cantik?" tanya Adrian membuat Clara rasanya ingin muntah.

Heol, jika sudah seperti ini Clara sudah sangat muak. Dosen tampan namun licik itu akan mengatakan berbagai definisi adil untuk mematahkan argumen-argumen Clara. Oh ayolah, Clara terlalu lelah untuk berdebat sekarang.

"Lagi pula saya sudah meminta restu orang tuamu dan semua sudah dipersiapkan, persiapan terakhir adalah dirimu Sayang," ucap Adrian lagi, Clara sangat benci mendengar Adrian memanggilnya dengan panggilan "Sayang", Adrian terlihat seperti om om pedofil di mata Clara, ewwww. Sial, rasanya ingin sekali Clara menendang wajah tampan Adrian hingga tak berbentuk.

"Saya permisi," ucap Clara langsung keluar dari ruangan Adrian dan langsung bergegas pulang. Ia harus mendapat kejelasan mengenai hal ini, sedangkan Adrian lagi-lagi hanya tersenyum melihat Clara yang begitu ekspresif dan blak-blakan.

***

"BUNDA ..." teriak Clara begitu tiba di rumah, suaranya begitu menggema.

"Ada apa Sayang? Baru pulang sudah teriak-teriak, lapar hm? Ya sudah ayo makan, anak gadis tak boleh teriak-teriak, malu," ucap ibunda Clara masih lengkap dengan apronnya.

"Ih Bunda, apa Bunda tau tentang dosenku?"

"Dosen? Ah iya, dosen yang melamarmu itu?"

"Ha? Jadi itu benar? Bunda serius?"

"Tentu saja, ngapain bunda bercanda."

"Huaaa kenapa Bunda menerimanya, dan bahkan tanpa sepengetahuanku. Dia dosen yang menyebalkan Bunda. Lagi pula mana ada seorang mahasiswa menikah dengan dosennya?" protes Clara, ia sungguh tak habis pikir dengan bundanya yang semena-mena menerima lamaran Adrian, ingin marah tapi takut dosa, hhhh.

"Ada kok mahasiswa yang menikah dengan dosennya."

"Siapa? Mana ada ya"

"Clara Yeshara."

"Huaaa Bundaaaa aku tak mau," rengek Clara pada sang bunda, demi apa pun Clara belum ingin menikah.

"Ah sudah lah Kamu beruntung mendapat suami seperti Adrian, dia tampan, masih muda tapi sudah sukses, baik, rapi, dan ... Ah banyak kelebihannya."

"Bunda sayang, apa Bunda tak memikirkan perbedaan umur kami? Delapan tahun Bunda, delapan tahun. Perbedaan umur kami sangat jauh, delapan tahun."

"Umur hanya tentang angka Sayang. Bunda percaya pada Adrian, dia bisa menjagamu."

"Hua ... aku tak mau."

"Sudahlah, sekarang kau istirahat saja. Nanti sore jam lima kau harus siap-siap keluarga Adrian akan datang untuk melamarmu secara resmi," ucap ibunda Clara, rasanya Clara mau mati saja.

Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo KihyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang