17. Dosen Baru

1.6K 170 25
                                    

Eh? Clara auto bingung menjawab apa, ya gimana ya, sekarang saja Adrian banyak mengekangnya, apalagi ke depannya? Ah entahlah Clara tak tahu lagi, Clara tak ada bayangan kemana-mana, yang ada di pikirannya hanya lulus secepatnya, setelah itu? Ah entahlah, tak tahu juga. Semua ini gara-gara Adrian sialan.

"Eum ... belum tau juga sih Kak, pengen ini itu jadi paling nanti kejar semua peluang yang ada," ucap Clara asal karena ia pun sebenarnya tak tahu akan kemana ke depannya.

"Ooo gitu ya, apapun yang pengen kamu capai semoga dapat ya."

"Kalo pengen capai kakak boleh nggak?"

"Ha?"

"Eheheh nggak Kak," ucap Clara kemudian tertawa, perempuan itu cukup nekat juga ya, entah kenapa Clara jadi seperti ini, padahal sebelum menikah dengan Adrian ia juga sudah menyukai Doni namun ia tak seberani ini. Atau, apa karena Juno baik dan tampak ramah ya? Eh tapi Doni juga tak kalah baik kok, ah entahlah.

"Clara?" Clara menolehe begitu mendengar suaranya dipanggil.

"Eh Doni, sini," ucap Clara dan Doni pun bergabung dengan mereka.

"Kenalin Don, ini Kak Juno, dia dosen baru di sini, masih muda jadi katanya boleh panggil kakak."

"Kak Ju, ini Doni satu kelas aku," ucap Clara dan kedua pria tampan itu pun saling berjabat tangan, ya ampun mimpi apa yang Clara tadi malam sampai-sampai ia bisa bersama dua pria tampan ini? Sungguh pagi yang indah.

***

Tak terasa mereka asik berbincang-bincang hingga sebentar lagi jam menunjukkan pukul sepuluh.

"Eh ayo Don, bentar lagi kelas," ucap Clara.

"Kak, kita mau ke kelas nih, nggak papa ya?"

"Ok, aku juga mau masuk kok."
"Semoga ke kelas kita, muak gue ketemu dosen sialan itu terus," batin Clara yang mengacu pada Adrian, ya ampun Clara, dosa mengumpati suami seperti itu.

"Ok deh Kak, makasih banyak buat waktunya," ucap Clara lengkap dengan senyum cantiknya, sungguh manis dan ceria, sangat berbeda ketika dengan Adrian.

"Makasih juga, see you," ucap Juno, mereka pun berpisah, Juno terlebih dahulu ke ruang dosen sedangkan Clara dan Doni ke kelas.

"Kayaknya bahagia banget," ucap Doni yang sedari tadi memperhatikan ekspresi Clara yang tak henti-hentinya tersenyum sumringah.

"Ha? Masa sih? Perasaan kamu aja kali Don," ucap Clara berusaha menutupi yang sebenarnya ia rasakan sedangkan Doni tertawa mendengar perkataan Clara, perempuan itu paling tak bisa menutupi ekspresinya, wajahnya tak bisa berbohong.

"Kamu lucu banget deh," ucap Doni kemudian mengacak pelan rambut Clara membuat jantung perempuan itu berdetak dengan sangat kencang, ia bahkan sampai menunduk untuk menutupi wajahnya yang memerah bagai kepiting rebus. Ya ampun Chacha, tolong sadar, tolong ingat kalo kamu udah punya suami.

"Kamu kok bisa kenal sama dia?" tanya Doni sembari mereka berjalan ke kelas.

"Dia? Dia siapa?"

"Itu yang tadi, siapa, Kak Juno." Entah perasaan Clara saja atau memang iya, tapi Doni tampak tak senang dengan dosen muda itu, apa alasannya? Entahlah, semoga hanya perasaan Clara saja.

"Ooo Kak Juno, nggak sengaja ketemu beberapa hari yang lalu, eh orangnya asik dah jadilah kita akrab," jawab Clara dan Doni mengangguk tanda mengerti.

"Woah, ada apa nih tiba-tiba jalan berdua," ucap Dara usil begitu Clara dan Doni tiba di kelas, karena ulah Dara yang lain pun ikut heboh. Doni hanya tersenyum tampan menanggapi seluruh kelas sedangkan Clara hanya menampilkan wajah tak peduli, maklumlah teman-temannya paling hanya usil saja. Tak lama setelah mereka duduk dosen pun memasuki kelas dan Clara yang tadinya penuh senyuman auto menampilkan wajah datar karena yang datang tak lain dan tak bukan adalah suaminya sendiri. Eh tapi ...

Clara mengerjap-erjapkan mata melihat orang yang datang bersama Adrian, orang itu tampak tak asing.

"Matanya nggak usah gitu, Kak Juno memang ganteng," ucap Lucya yang menyindir dan Clara hanya menyengir. Jadi yang datang bersama Juno, ah melihat Juno seperti ini rasanya membuat hati Clara berbunga-bunga. Ya ampun Clara, bisa-bisanya Clara mengangumi pria lain di saat ada suaminya ada di samping pria tersebut. Sadar Clara, sadar.

"Selamat pagi semua," sapa Adrian seperti biasa, tampak cuek dan aura killernya begitu jelas.

"Pagi Pak," ucap semua mahasiswa.

"Seperti yang kalian lihat di sini, saya membawa seseorang, silahkan perkenalkan diri anda," ucap Adrian dan Juno pun melakukannya.

"Selamat pagi semua," sapa Juno dengan nada yang akrab, sangat berbanding terbalik dengan Adrian.

"Pagi," balas para mahasiswa.

"Gila ganteng banget."

"Ya ampun manusia bukan sih? Gantengnya ..."

"Ya ampun ganteng banget, mimpi apa aku bisa ketemu orang seganteng ini?"

Masih banyak lagi perkataan- perkataan para mahasiswi yang memuji ketampanan dan keramahan Juno. Adrian hanya menggelengkan kepala melihat tingkah para mahasiswinya itu.

"Perkenalkan nama saya Arivali Juno, kalian bisa manggil saya Kak Juno, jadi mulai sekarang saya yang akan mengajar untuk mata kuliah ini jadi saya harap kita bisa bekerja sama ya." Semua mahasiswa baik yang perempuan ataupun laki-laki auto semangat mendengar kabar tersebut, ya setidaknya waktu bersama Pak Adrian terhormat berkurang yang berarti penderitaan sedikit berkurang, kira-kira ya seperti itu. Semoga saja sih Juno tak se-killer Adrian.

"Tapi sebelum saya pergi saya bisa kan cerita sedikit dengan murid-murid saya ini Pak Juno?" tanya Adrian, mendengar Adrian berbicara seperti itu membuat perasaanku Clara tak enak, ia sudah membayangkan hal yang tidak-tidak yang akan diucapkan Adrian, paling-paling akan menyindir Clara, apalagi coba?

"Oh silahkan Pak," ucap Juno dengan nada suara yang ramah.

"Jadi tadi pagi saya baca sebuah cerita pendek dan saya sangat ingin menceritakannya pada para mahasiswa saya ini," ucap Adrian, Clara yang mendengar itu langsung menunjukkan wajah julid seolah tahu apa yang akan diceritakan Adrian.

"Bacot, paling mau nyindir aku,"cibir Clara pelan, Lucya hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah temannya itu. Tampaknya Clara memang sangat membenci Adrian, rasa bencinya bahkan sampai ke neuron.

"Jadi, tadi pagi saya baca cerita dimana ada pasangannya sudah menikah, tapi sayangnya si istrinya ini tetap saja melirik laki-laki lain. Saya kasihan saja pada si istri, sudah punya suami tapi masih saja seperti itu, saya harap kalian tidak seperti itu ya." Adrian mengakhiri kalimatnya dengan senyuman dan perkataan pria mendapat beragam respon dari para mahasiswinya.

"Woah tumben nih Pak Adrian ngomongin cinta-cintaan, ada apa nih Pak?"

"Hohoho, Pak Adrian kayaknya lagi curhat nih, sini Pak cerita sama kita."

"Wow, ternyata seorang Pak Adrian juga bisa ngomongin soal percintaan."
Itu hanya sebagian, masih banyak lagi reaksi dan tanggapan dari para mahasiswa dan Adrian hanya tersenyum menanggapi hal tersebut.

"Baiklah, saya tinggal dulu ya, Pak Juno silahkan mengajar, kalau ada apa-apa jangan sungkan-sungkan untuk memberitahu saya."

"Tentu saja Pak," ucap Juno.

"Baiklah, saya permisi dulu ya," ucap Adrian lalu meninggalkan kelas.

"Cih, bisanya cuman nyindir, berarti dia ngikutin aku tadi, cih, dasar," batin Clara sembari melihat Adrian yang berjalan keluar kelas hingga tak terlihat lagi.

"Baiklah sebelum kelas dimulai ada yang ingin bertanya?" tanya Juno dan para perempuan auto mengangkat tangan kecuali Clara tentunya, bisa dibilang ia selangkah di depan para mahasiswi lain. Ya ... biarkan Clara bahagia dengan berbangga akan hal tersebut.

"Kalo boleh tau Kak Juno umurnya berapa? Siapa tau kita cocok?"

"Kalo Kak Juno udah ada yang punya belum? Kalo belum saling memiliki yuk."

"Tipe Kak Juno yang gimana? Siapa tau kita cocok."

Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo KihyunOnde histórias criam vida. Descubra agora