34. Revisi

1.2K 125 49
                                    

Masa-masa paling berat bagi mahasiswa adalah masa masa skripsi, apalagi kalau skripsinya terus-terus revisi. Sudah lelah karena revisi, harus lelah juga dengan komentar pedas dari sang dosen pembimbing skripsi yang berakhir dengan acara coret-mencoret skripsi yang dilakukan sang dosen tanpa ada rasa kasihan. Hal itu yang kini dialami Clara, ia menatap nanar skripsinya yang dirobek oleh dosen pembimbingnya.

"Anda boleh keluar dan perbaiki lagi skripsi Anda," ucap sang dosen tanpa belas kasihan apalagi, padahal Clara udah pasang muka paling memelas loh. Perempuan itu bahkan sampai melihat tutorial wajah memelas agar hasilnya maksimal, namun apa yang Clara dapat? Hikmahnya, ah sudahlah, kalau dipikir-pikir tak perlu dipikirkan, capek.

"Terima kasih Pak," ucap Clara sambil tersenyum. Ia keluar dari ruangan itu sambil mengelus dada setelah mengalami hal tadi untuk yang kesekian kalinya. Ia berjalan sambil menahan umpatan, karena kalau ia mengumpat dan sang dosen mendengar, ia bisa-bisa jadi mahasiswa abadi, ah itu mimpi yang sangat mengerikan.

"Gini amat hidup," ucap Clara pelan.

"Clara." Clara menoleh kala namanya dipanggil.

"Eoh Doni," ucap Clara  sambil tersenyum tipis.

"Senyummu terlihat tidak ikhlas, apa kau harus revisi lagi?"

"Hhhhh iya," jawab Clara  lesu.

"Kalo gitu ikut aku aja dulu ya, ayo," ucap Doni langsung menarik tangan Clara .

"Eh? Kemana?" tanya Clara  namun Doni tak menghiraukan pertanyaan Clara. Di tengah jalan mereka berpapasan dengan Adrian, Clara merutuki dirinya yang tak melepas tautan tangan mereka.

"Duh mampus, bakal diapain nanti malam ini? Pasrah aja lah," batin Clara, percuma juga memberi penjelasan pada Adrian. Pria itu tak akan peduli, apalagi tadi ia melihat dengan mata kepalanya sendiri Clara gandengan dengan Doni.

"Sebenarnya kita mau ke mana?" tanya Clara  lagi.

"Sudah lah, nanti kamu pasti suka tempatnya. Tapi sebelumnya kita ke kantin dulu, kamu pasti mau sesuatu," ucap Doni panjang lebar, Clara  hanya menurut karena dia memang sedang ingin makan.

Sampai di kantin Clara  membeli banyak makanan, persetan dengan mahasiswa yang melihatnya dengan tatapan aneh atau Adrian  yang mungkin menceramahinya jika ia mulai terlihat gemuk.

***

"Nah, sudah sampai," ucap Doni begitu mereka tiba di taman belakang kampus, Clara  ternganga melihat taman itu, ada beberapa pohon rindang yang sangat nyaman untuk tidur dan ada banyak bunga dan Clara  baru tau kalau di belakang kampus ada sungai yang airnya masih jernih. Ya wajar, manusia semacam Clara  terkadang mengidap penyakit mager akut, jadi banyak tempat yang tidak ia ketahui di kampusnya sendiri. Yang paling sempurnanya hanya mereka berdua yang ada di tempat itu sekarang. Andai saja Doni itu pacar Clara, maka situasi ini akan sungguh manis dan sempurna. Namun lagi-lagi bayangan wajah Adrian memenuhi otak Clara.

"Dasar, udah numpang di otak orang gratisan, sekarang mau menuhin otak yang mungil ini lagi." Chacha mengomel dalam hati, ia kesal pada Adrian karena ia terus kepikiran pria itu.

"Wow, heol ini keren Don," ucap Clara  kagum.

"Kamu baru tau?" tanya Doni.

"Iya, aku tak tau kalau ada tempat semacam ini di kampus," ucap Clara  sambil terus sibuk memandangi setiap sudut tempat itu.

"Hahhaha kamu memang mager akut," ucap Doni sambil mengacak rambut Clara. Entah kenapa jantung Clara  berdetak tak karuan karena hal itu.

"Ayo duduk di sana," ucap Clara  sambil menunjuk sebuah pohon di dekat sungai. Doni mengangguk dan mereka ke sana, di sana Clara  langsung makan sambil menikmati udara segar dan pemandangan sungai kecil itu. Sedangkan Doni sibuk dengan buku bacaannya sambil sesekali memandang Clara  sambil tersenyum karena menurutnya Clara  sangat mengemaskan jika dalam mode serius.

"Clara," panggil Doni sambil memandang Clara dengan jarak sangat dekat.

"Astaga!" ucap Clara terkejut karena jarak mereka sangat dekat.

"Hahhaha kamu lucu ya kalo kaget," ucap Doni sambil mengacak rambut Clara .

"Dih, bisa aja," ucap Clara sambil memanyunkan bibirnya. Membuat Doni semakin gemas padanya. Clara sadar nggak sih kalo dia ngegemesin? Dia pikir Adrian posesif parah gitu tanpa alasan? Ya nggak lah, yang bener aja.

"Aku boleh nanya sesuatu nggak?" tanya Doni.

"Kamu udah nanya tuh," jawab Clara  sambil terus mengunyah camilan yang ia beli.

"Hah iya, kamu udah punya pacar?" Hah … itu adalah pertanyaan yang sangat dibenci Clara  apalagi kalau itu keluar dari mulut seorang Doni. Ia akui ia memang menyukai Doni tapi dia tidak boleh lupa kalau dia sudah menikah.

"Kalau aku bilang aku sudah menikah bagaimana?" tanya Clara, rasanya ia sudah lelah terus menutupi hal tersebut dari Doni  karena manusia yang tampannya melebihi wajar itu selalu menanyakan hal yang sama setiap kali mereka berdua.

"Ha? Hahaha, kamu ada-ada aja." Clara  terheran melihat Doni yang malah tertawa.

"Heh, aku serius," ucap Clara.

"Hahaha orang sepertimu sudah menikah? Lol Hahaha." Doni malah tertawa lebih keras.

"Terserah kamu ya Doni yang paling tampan se-universitas," ucap Clara  lalu bangkit dan berjalan meninggalkan Doni.

"Heh tunggu Clara," ucap Doni sambil mengejar gadis itu.

"Kamu mau kemana?" tanya Doni begitu ia berhasil menyamakan langkah dengan gadis yang tingginya ya mungkin hanya seketiaknya itu. Kalo kata orang sekarang sih, kemasan sachet.

"Pulang," jawab Clara  singkat.

"Mau kuantar? Atau kau tidak mau kubantu menyelesaikan skripsimu?" tanya Doni lagi, well salahkan saja sifat Doni yang sangat baik yang sering membuat Clara  lupa kalau dia sudah menjadi milik Tuan Yehezkiel Adrian yang terhormat.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri," ucap Clara  sambil tersenyum.

"Baiklah, hati-hati pendek," ucap Doni sambil mengacak rambut Clara  dilengkapi dengan senyuman mautnya. Clara hanya bisa tersenyum dan berharap Adrian tidak melihat mereka, kalau tidak ya Clara  harus siap-siap mendapat amukan cemburu dari seorang Yehezkel Adrian. Kadang nih kalo Clara pikir-pikir, istilah jodoh adalah cerminan diri sendiri itu benar adanya deh. Soalnya ya Clara itu juga sebenarnya cemburu akut kalo sama orang yang dia sayang, makanya mungkin dapatnya Adrian yang juga cemburuan.

Setelah  Doni pergi, Clara  berjalan ke parkiran untuk mengambil mobilnya, ia bisa saja meminta Adrian mengantarnya pulang tapi manusia es yang satu itu terkadang durhaka dengan lebih memilih pekerjaan dibanding istri. Apalagi saat ini dia menjadi dosen pembimbing skripsi banyak siswa. Clara saja hampir menjadi siswanya tapi dia langsung menolak dengan beribu alasan. Sampai di mobil Clara  hendak berangkat namun sebuah pesan di ponselnya menghambat aktivitasnya.

[Tak usah pergi ke supermarket,kita akan pergi bersama nanti.]

Clara  hanya membaca pesan tersebut tanpa ada niat membalasnya. Lalu ia pun melajukan mobilnya ke rumah.



Dosen Menyebalkan Itu Suamiku {Husband} || Monsta X Yoo KihyunWhere stories live. Discover now