Chapter 2 - Pertemuan 2

211 33 4
                                    

.
.
.
.

"Siapa mereka ibu?" Sambil berdiri dengan Wajah yang tadi bersemangat karena merasa bahagia, kini pudar karena melihat kehadiran orang-orang baru di rumahnya.

"Mulai hari ini dan seterusnya. Kamu akan tinggal dengan mereka berdua. Ibu dan Ayah akan pindah ke California." Balas ibu dengan wajah yang datar tanpa ekspresi khusus.

Lia terkejut oleh perkataan ibunya ia tak menerima ibunya pergi. Tetapi, ia hanya bisa terdiam tak bisa berkutik.

Lia mengepal tangannya agar ia bisa bicara tanpa rasa takut.

"Ke-Kenapa harus pindah?" Ucap Lia memperlihatkan wajah sedih sambil menundukkan kepala nya karena gugup di tatap oleh kedua laki-laki itu.

"Aku dan Ayah mu akan mengurus bisnis baru kami di California. Setelah bisnis itu selesai Ayah mu akan menyuruh seseorang mengurusnya. Lalu kita bisa tinggal bersama lagi." Jawab ibu yang masih saja menggunakan wajah datarnya.

Lia kembali mengepal tangannya, ia sangat ingin menjawab perkataan ibunya, bahkan ia ingin memeluk ibunya untuk tidak pergi meninggalkannya. Tetapi, hasilnya ia masih tetap terdiam dan menundukkan kepalanya.

Salah satu kedua laki-laki yang terlihat seumuran itu kebingungan dengan suasana rumah ini. Begitu juga dengan duda itu. Kecuali laki-laki berambut pirang cerah mirip dengan duda itu hanya diam dan menggunakan Headsetnya berwarna merah yang terletak di atas kepala dan menutupi kedua telinganya.

Duda itu gelisah dan mulai berbicara untuk menghancurkan suasana tegang mencekam perasaan yang di ciptakan oleh ibu dan anak itu.

"Ian, Rayhan. Perkenalkan diri kalian kepada Aurelia Putri" Ucapnya sambil memberikan senyum gelisah.

Salah satu kedua laki-laki yang terlihat tua dari Lia itu bangkit dari sofa dan berjalan ke arah Lia. Lia yang berdiri tak terlalu jauh dari sofa.

"Maafkan kelancanganku yang lupa memperkenalkan diri" Ucap laki-laki itu.

Lia tersentak akan kehadirannya yang sudah tiba di depannya. Lia pun menoleh ke arahnya.

"Nama ku Ryan Smith atau panggil saja Ian boleh kok, adik manis~ Mulai sekarang kita akan tinggal bersama"

Laki-laki itu memberi senyum ramah kepada Lia. Lalu pergi ke sofa yang di tempati tadi. Dan menarik seorang laki-laki yang menggunakan Headset itu. Ia tersentak yang tiba-tiba saja di tarik tanpa sepengatahuannya.

"Apa sih" Ucap laki-laki itu dengan wajah kesal.

"Nah, Rayhan. Perkenalkan dirimu kepada Lia."

Ucap Ryan sembari menariknya. Rayhan pun menghempaskan tangannya dari Ryan, ia pun melepaskan Headsetnya dan melingkarkan ke lehernya.

"Rayhan" jawabnya ketus. Lalu dia memalingkan wajahnya ke arah lain sembari memasukkan tangannya ke saku celananya.

Lia tampak bingung dengan tingkah nya yang beda jauh dari si Ryan.

Lia pun mengabaikan mereka bicara. Aku tak suka mereka, mereka kan anak dari duda itu. Ucap batin Lia.

Kali ini Ryan yang gelisah dan ingin menghancurakan suasana tegang itu. Sang ibu dan duda itu hanya diam melihat tingkah mereka bertiga. Duda itu berharap agar mereka berhasil membujuk Lia.

"Haha ... Maaf ... Rayhan ini memang pemalu. Tapi dia baik kok. Ya kan Ray?"

Ryan tersenyum paksa sambil menepuk-nepuk punggung Rayhan. Rayhan tidak menghiraukan perkataan Ryan sama sekali, ia tetap melirik arah lain.

Family ZoneWhere stories live. Discover now