Chapter 4 - Guru baru

105 30 6
                                    

POV •Lia•

Perkenalkan namaku Aurelia, yang biasanya dipanggil Lia. Kenapa dipanggil Lia? Karna singkat dan padat, bahkan mudah untuk di ingat. Aku biasanya tidak pernah peduli oleh orang-orang disekitar, karna aku hanya terpaku oleh pemandangan indah diluar kelas, yaitu melihat bunga matahari. Setiap hari aku selalu menyirami bunga tersebut agar tidak layu.

Tapi, kini berbeda. Orang yang tepat disebelahku sangatlah mengganggu ku, aku jadi tidak fokus untuk melihat bunga matahari kesayanganku. Hiks!

"Lihat dia! Dia bahkan tidak mendengarkan saat guru menjelaskan, betapa sombongnya dia, padahal yang paling pintar hanyalah Amel!" Batin ku yang kini terlihat kesal oleh tingkah Rayhan yang masih menggunakan headset.

Ya, benar. Amel. Amelia gracia. Dia ketua kelas di 10 Ipa 6, walau 10 Ipa 6 ini adalah kelas terakhir di antara kelas Ipa lainnya. Tapi, dia membuktikan, bahwa 10 Ipa 6 layak di sekolah ini. Nilainya sangat sempurna, orang-orang sangat mengenalinya. Bahkan di majelis guru ia sering di puji-puji.

Tapi, mereka tidak tahu rahasia yang sebenarnya di balik Amel. Yaitu, 'dia seorang wibu'.

POVAuthor•

"Ngapain dia" Batin Lia, dan sedang melirik ke arah Amel, yang dari tadi hanya melihat ke arah bawah.

Dan terlihatlah Amel sedang memainkan game kesukaannya 'Mystic messenger' mungkin atau apa lah yang di sukai Amel.

"Orang pintar beda, ya" Batin Lia. Dan hanya bisa pasrah melihat kelakuan Amel dan Rayhan.

POV • Lia•

Amel berbeda dengan Gwen, dia sangat rajin. Walau nilainya rendah terus. Dia dari Amerika, kini tinggal di Indonesia karena pekerjaan Ayahnya. Aku jadi ingat saat aku dan Amel bertemu dengan dia untuk pertama kalinya saat kelas 8 SMP.

POV • Author•

"Sebenarnya ibuk akan menikah" ucap Ibuk Nirmala setelah menulis panjang lebar di papan tulis.

"Eh?!!" Teriak siswa/siswi 10 Ipa 6. Siswi-siswi mengucapkan selamat untuk Buk Nirmala, kecuali siswa-siswa yang terlihat sedih, karena kehilangan guru tercinta mereka.

"Karna ibuk juga mau ambil cuti, kalian semua akan di ajarkan guru baru" ucap Ibuk Nirmala dengan senyum ramahnya.

"Eh, ada guru baru?" Tanya siswa/siswi 10 Ipa 6 Dan kini heboh, berbisik-berbisik dan berdiskusi, apakah gurunya wanita atau pria.

Ribut ribut

"Yang penting bukan sama Pak Toni" Ucap salah satu siswa/siswi yang sedang berbisik-bisik.

"Dia kan gak buru baru, segitu kesalnya dengan pak Toni" Ucap batin Gwen.

"Itu guru barunya sudah tiba di depan kelas" ucap Buk Nirmala sambil menunjuk ke arah luar.

Lia yang tadinya terpaku oleh pemandangan Bunga Mataharinya, kini memalingkan wajahnya ke arah pria yang sedang berjalan masuk ke dalam kelas. Ia tersenyum dan mengeluarkan aura seorang pria berkharisma.

"Ta-tampan" gumam siswi-siswi kelas 10 Ipa 6. Begitu juga dengan siswa-siswa 10 Ipa 6 yang juga ikut terpesona oleh ketampanan dan senyum indahnya.

"Matahari" guman Lia yang juga terpesona oleh ketampanannya.

"Ryan wali kelas ini jadinya?" Gumam Rayhan yang tadinya menggunakan Headset dan sibuk oleh dunianya. Kemudian, melirik ke arah Lia.

Lia pun ikut melirik ke arah Rayhan "Kenapa Liat-liat?" Ucap Lia sambil memperlihatkan wajah kesalnya.

"Jangan ge-er" Balas Rayhan dan kini memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kok kesal terus kalau udah ngomong sama dia" Batin Lia sembari mengepal tangannya kuat-kuat saking kesalnya.

"Harap tenang semuanya. Perkanalkan Pak Ryan Smith. Pak Ryan akan menjadi guru bahasa Inggris baru kalian dan sekaligus wali kelas sementara" ucap Buk Nirmala dengan senyum ramahnya.

Ryan memberikan senyum ramahnya sehingga membuat ia terlihat sangat tampan, semakin tampan. Dan membuat siswa/siswi tidak bisa berkomentar apa pun karena terpaku oleh ketampanannya.

"Hari ini, adalah surga bagi kaum wanita. Melihat cowok bule dalam satu hari!" Seru batin para kaum wanita di kelas, keculia Gwen tentu saja dan Lia yang tidak alay seperti teman-temannya.

***

"Wah. Keluarga Smith tampan semua, ya!!!" Ucap Amel sambil memindahkan kursinya ke arah meja Lia untuk makan bekal bersama.

"Aku gak peduli. Menurut ku, mereka hanyalah perebut Ibu ku!" Balas Lia.

"Jangan begitu Li. Mulailah terbuka, aku yakin mereka pasti orang yang baik, bukan seperti yang kamu pikirkan" ucap Gwen.

"Ha? Perebut?" Ucap Rayhan, yang kini membuat Amel, Gwen dan Lia memalingkan wajah mereka kearah Rayhan.

"Aku baru ingat dia di sebelahku!! Tapi dia kan pakai Headset?" Gumam Lia yang tadinya gelisah kini kebingungan oleh Rayhan yang bisa mendengarkan pembicaraan mereka.

"Bukankah seharusnya aku yang bilang. Ibumu merebut father?" Lanjut Rayhan yang kini terlihat di wajahnya bahwa ia kesal.

Lia kini berdiri dan berjalan ke arah Rayhan sambil menarik Headset nya.

"Kamu dengar semuanya?" Tanya Lia dengan ekpresi datar.

"Cewek ini. Kenapa?" Rayhan terlihat gelisah.

"Kenapa kamu menggunakan Headset padahal kamu sedang tidak mendengarkan lagu?" Ucap Lia dengan raut wajah sedih

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TbC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Family ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang