1. Around You

9.4K 904 142
                                    

Suara tepuk tangan terdengar riuh didalam sebuah ruangan besar dengan tanah lapang ditengahnya. Di lingakaran putih itu dua orang sedang bertarung sengit. Tidak memperdulikan darah yang menghiasi tubuh keduanya.

Dunia memiliki dua sisi. Sisi terang dan gelap. Sisi terang diisi oleh manusia-manusia baik dan ber-Tuhan, sementara sisi gelap mendewakan kekerasan dan mengabaikan dogma agama.

Mencari uang bukanlah hal yang mudah. Kau bahkan harus menjadi penjilat menyebalkan demi kertas beraroma khas itu.

Krist hidup disisi gelap. Perkelahian adalah hal biasa baginya, hanya dengan itu ia bisa bertahan hidup di dunia yang keras ini.

"Krist! Krist!" Seruan namanya tak terelakan lagi. Krist menggengam sebilah belati tajam ditangannya. Memandang lawannya yang siaga dengan pedangnya.

Dua belas tahun Krist ada disini. Menjadi petarung jalanan. Menghibur orang kehausan tontonan yang memekik bagai babi hutan kala melihat darah. Ini bukan pertarungan jalanan biasa. Nyatanya ia berada di kelas atas. Memakai senjata tajam diperbolehkan saja, Krist sudah membunuh banyak orang. Itu kenyataannya. Seiring betapa banyaknya kemenangan yang diraih. Kematian lawan bukan urusannya.

Ia melawan banyak orang di berbagai negara. Ya, pertarungan ini sudah mencapai tingkat dunia. Namun hanya orang-orang disisi gelap dunia yang tahu.

Krist berlari dengan kaki kencangnya. Menusuk mata lawannya dengan belati. Sang lawan menjerit keras, merasa sakit luar biasa. Dengan tak teratur ia memainkan pedangnya, beberapa kali menggores lengan berotot Krist.

Krist menendang perut lawannya, berusaha membuat lawannya keluar dari lingkaran. Namun sang lawan tidak akan menyerah begitu saja, ia menghunuskan pedangnya. Krist dengan gesit menghindar, pedang itu menancap diatas tanah.

Napas Krist memburu. Ia mengambil sebuah pedang lebih besar di pinggir lapangan. Menghunuskan pedang itu di perut lawannya. Sang lawan ambruk. Krist menjambak rambut lawannya, duduk diatas punggung lawan yang sudah tak berdaya.

Sorak sorai makin nyaring terdengar. Krist tersenyum dingin.

"Pergilah." Bisiknya sebelum menggorok habis leher lawannya hingga kepala lawannya putus. Darah terciprat dimana-mana. Krist mendengus kecil. Menendang tubuh tanpa kepala itu keluar dari lingkaran.

Sekali lag, ia menang.

.
.
Mobil hitam berhenti didepan sebuah gedung perusahaan besar. Perusahaan terbesar di Asia Tenggara.

Seorang pemuda berkulit kecokelatan dengan pakaian rapih keluar dari dalam mobil. Melihat sekeliling dengan seksama. Bibirnya mengapit rokok yang baru saja dinyalakan.

"Sudah kau matikan semua CCTV nya?" Tanyanya pada seseorang diseberang sana. Di telinganya terpasang benda kecil yang menjadi penghubung.

"Sudah, disekitarpun sudah kumatikan. Tunggu aba-aba dariku."

Pemuda itu mengangguk mengerti. Menyenderkan tubuhnya di mobil, menghisap rokoknya kemudian menghembuskannya. Menunggu dengan sabar perintah selanjutnya.

"Baiklah, 0062." Pemuda itu menegakkan tubuhnya. Membuang putung rokoknya. "Bergeraklah sekarang. Lewat sisi kanan gedung." Pemuda itu melangkah santai ke sisi gedung. Ada sebuah pintu disana. "Pintu itu langsung menuju tangga menuju lantai atas."

Suara sepatu kulit beradu dengan lantai dingin terdengar nyaring. Pemuda itu seolah tak takut pada kegelapan yang menyelimutinya. Ia juga tak tampak lelah menaiki tangga yang jumlahnya sangat banyak itu.

Sang pemuda sampai di atap gedung. Angin berhembus kecil menerbangkan helaian rambut hitamnya yang ditata rapi.

"0062, dia ada di lantai paling atas. Berhadapan langsung denganmu. Bisa kau melihatnya?"

Fighter [SingtoxKrist]Where stories live. Discover now