10. Vital

6.8K 745 73
                                    

Anyway mungkin ini bakal jadi part yang membosankan karena ngebahas masalalu Singto. But ini juga jadi chapter paling penting. So enjoy guys~ muah! 💋

Saat itu usia Singto baru tujuh tahun ketika mimpi buruknya datang. Singto kecil memang bergelimang harta, ia berasal dari keluarga kaya raya. Singto tidak pernah kekurangan apapun dalam hidupnya. Apa yang ia mau pasti akan terwujud. Hanya saja ia tumbuh ditengah keluarga yang tidak harmonis. Orangtuanya sering cekcok dan saling pukul didepan matanya. Usia Singto terbilang masih sangat belia untuk memahami permasalahan rumit kedua orangtuanya.

Singto tidak memiliki teman, karena dia dianggap aneh sebab terlalu pendiam. Singto juga sering dibully. Ia dianggap loser. Tapi Singto tetaplah Singto, ia hanya fokus pada dunianya sendiri.

Hingga hari itu datang. Singto membunuh kelinci kesayangannya. Kelinci berbulu putih itu tewas dengan isi perut berurai dan kepala yang terpenggal. Awalnya Singto tertawa senang ketika membunuh kelinci itu, seolah ia mendapat hiburan. Namun sesaat setelah melihat kelincinya tak bergerak, Singto menangis dan merasa menyesal.

Orangtuanya pikir kelinci Singto mati karena anak-anak nakal yang memang sering menjahili Singto. Insiden itu terlupakan begitu saja.

Namun tak berselang lama. Singto membunuh anjing tetangganya yang hendak menggigitnya. Anjing itu digantungnya diatas pohon, ia menusuk-nusuk perut anjing berbulu cokelat itu hingga tewas. Singto tertawa senang. Tapi kemudian dia menangis karena menyesal. Singto mengatakan pada orangtuanya jika anak-anak nakal itu memaksanya melihat pembunuhan anjing tersebut. Orangtuanya percaya, meski sedikit ragu dengan kesaksian Singto.

Tapi Singto semakin berani. Hewan seolah tidak memuaskan hasrat membunuhnya. Kini teman sekelasnya menjadi korban. Singto nekat menusuk mata temannya sampai buta, hanya karena temannya menyentuh robot miliknya. Singto tidak senang apa yang jadi miliknya disentuh oranglain. Orangtuanya membungkam mulut keluarga anak itu, berharap mereka tak membocorkannya ke media dan melaporkan Singto ke polisi.

Orangtuanya sadar, Singto memiliki sisi kelam dan menyeramkan dalam dirinya. Mereka mengirim Singto ke rumah sakit jiwa di daerah terpencil. Berharap dengan begitu kondisi kejiwaan putranya akan membaik.

Singto begitu manis dan pendiam. Ia tidak pernah membuat masalah dan berhasil meluluhkan para dokter. Membyat mereka semua percaya bahwa Singto tidak bermasalah. Di bulan keenam Singto akhirnya bebas. Ia dinyatakan sembuh.

Perubahan Singto memang terasa. Dia tak menyakiti siapapun dan bersikap manis. Orangtuanya tentu lega dengan perubahan putra mereka.

Sayangnya semua tak bertahan lama. Singto mulai sering melukai saudara sepupunya. Ia sering merebut boneka sepupu perempuannya dan membantai habis boneka itu. Singto juga sering membunuh hewan disekelilingnya.

Singto akan marah pada siapapun yang mencoba mendekatinya. Singto akan menggigit dan memukul mereka semua.

Orangtuanya merasa bahwa Singto 'cacat' mereka jelas malu memiliki anak seperti Singto. Tapi Singto sama sekali tak perduli. Ia tak mau ambil pusing dengan semua tekanan dari orangtuanya. Singto hanya akan terus berbicara dengan robot hitam yang diberi nama Ai'Oon. Jika siapapun menyentuh Ai'Oon, Singto akan benar-benar kalap.

Puncaknya, Singto mendorong temannya ketengah jalan. Membuat teman sekelasnya tewas tertabrak mobil. Singto tertawa, namun kemudian menangis. Ia bersaksi bahwa dirinya sedang bercanda dengan temannya itu dan temannya tak melihat jalan. Orangtuanya lagi-lagi mengeluarkan uang cukup banyak sebagai tanda 'damai'.

Mereka tahu Singto sengaja melakukannya. Karena mereka melihat Ai'Oon sudah rusak. Sepertinya anak itu merusak Ai'Oon.

Rumah tangga kedua orangtuanya hancur. Mereka saling menyalahkan atas peristiwa ini. Saling menuduh bahwa salah satunya adalah dalang dibalik sikap mengerikan Singto.

Fighter [SingtoxKrist]Where stories live. Discover now