🍃Tidaklah termasuk golonganku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang muda
(HR. Imam Ahmad dan ath-Thabrani)🍃-FR-
__________🌸Pagi ini aku sudah sangat disibukan oleh pekerjaan baruku. Mengurus butik peninggalan umi dan menjalankan bisnis properti abi. Aku sudah benar-benar mengabaikan kuliah ku.
Aku suka dan nyaman bekerja sebagai owner di butik. Nama butik umi adalah Butik Zahra Muslimah, umi menggunakan namaku sebagai nama butiknya. Untuk menjalankan perusahaan abi, aku merasa tidak nyaman. Klien nya selalu seorang laki-laki. Dan jika sudah meeting bersama klien, klien selalu memandang ku tidak suka, mungkin karena aku menggunakan cadar. Dan lagi juga aku tidak terlalu mahir dalam bidang bisnis perusahaan seperti abi.
________🌸
Setelah selesai di kantor. Siang ini aku berencana akan makan siang di rumah. Namun sebelum pergi ke rumah, aku menyempatkan dulu untuk mengunjungi butik.
'Butik Zahra Muslimah' setiap kali aku melihat tulisan itu aku selalu tersenyum. Aku selalu teringat umi, umi wanita carier yang tidak pernah menomor duakan keluarga. Jika aku sudah menikah nanti, aku akan seperti umi. Menjalankan rutinitas diluar, tapi tetap mengedepankan keluarga. Setelah mengunjungi butik, aku segera pergi menuju rumah.
Aku memarkirkan mobilku di garasi rumah. Pintu rumah terbuka, seperti ada tamu. Aku melangkah masuk, dan setelah masuk aku terkejut melihat siapa yang ada di dalam rumah orang tuaku.
"Assalamu'alaikum warrohmatulloh"ucapku tersenyum. Namun orang yang sedang duduk di ruang tamu tak menjawab salam ku, dan malah membuang pandangan nya.
"Waalaikumussalam warrohmatulloh" seseorang menjawab salamku dari dalam rumah, dan itu adalah mbok Hin tentunya.
"Ka Hana kapan datang?" ucap ku bertanya pada ka Hana.
Ka Hana adalah anak pertama abi, namun bukan bersama umi. Melainkan bersama Tante Risa, istri pertama abi. Jadi pernikahan bersama umi adalah pernikahan kedua abi. Umi pernah bercerita padaku. Dulu ka Hana sempat tinggal bersama abi dan umi, selama 2 tahun. Umur ka Hana masih 6 tahun waktu itu. Tapi tante Risa datang dan membawa ka Hana ke luar negeri.
Setelah 6 tahun kemudian, tante Risa datang lagi dan menyuruh abi untuk mengurus ka Hana kembali. Padahal sedari dulupun abi meminta hak asuh ka Hana jatuh pada abi. Usia ku masih 6 tahun, dan ka Hana berusia 12 tahun. Aku sangat senang aku memiliki seorang kaka. Tapi ka Hana seperti tidak menyukaiku. Ka Hana selalu bersikap sinis padaku. Tapi aku tetap menyayanginya.
Sampai umur ku 11 tahun dan ka Hana 17 tahun, ka Hana meminta ingin tinggal bersama ibu nya lagi, yaitu tante Risa. Abi tidak mengijinkan, abi menyuruh ka Hana untuk tetap tinggal disini bersama kami. Tapi ka Hana kekeh tidak mau. Dia bilang, dia tidak menyukai aku dan umi, karena aku dan umi adalah perusak rumah tangga orang tuanya. Padahal abi dan tante Risa bercerai itu karena perselingkuhan tante Risa bukan karena umiku. Sampai pada akhirnya, abi mengalah dan mengijinkan ka Hana untuk tinggal kembali bersama tante Risa. Dengan catatan, ka Hana harus sering berkunjung ke rumah abi. Tapi nyatanya ka Hana tidak pernah sama sekali datang berkunjung.
"Kamu tidak harus tahu kapan aku datang, ini rumah papaku. Jadi aku berhak datang kesini kapanpun" ucap ka Hana sinis.
"Maksud Zahra, jika kaka akan ke Indonesia kaka bisa memberi tahu Zahra. Supaya Zahra bisa menjemput ka Hana" ucap ku menjelaskan apa maksud ku.
"Kenapa papa pergi kamu tidak mengabariku?" ucap nya sudah dengan mata berkaca-kaca. Aku tidak tega melihatnya, aku teringat kembali pada abi, air matakupun sudah akan keluar.
"Zahra ingin memberitahu ka Hana, tapi Zahra tidak tahu Zahra harus memberitahu kemana dan menghubungi siapa. Nomor ka Hana Zahra tidak punya" ucapku sembari menangis.
Ka Hana pun menangis sekarang "Alasan! Kamu belum cukup apa merebut papa dariku. Dan sekarang kamu menguasai harta papa semuanya. Aku juga anak kandung nya, aku berhak atas kasih sayang papa dan semua harta papa. Kamu dan ibumu memang sama sama wanita murahan yang hanya mengejar harta seorang laki-laki" ucap nya menggebu dan matanya menunjukan kemarahan. Aku ketakutan, tangan ku bergetar, namun ada rasa marah di hatiku ketika ka Hana menuduh aku dan umi dengan kata-kata kotor nya.
"Tolong jaga ucapan kaka, kaka memang tidak pernah menyukai aku dan umi. Tapi harus nya ka Hana lebih bisa menghargai umi, walaupun sikap ka Hana selalu tidak baik pada umi. Tapi umi selalu memperlakukan ka Hana dengan baik seperti anak kandungnya sendiri." ucapku tenang namun terdapat ketegasan, air mata ku tetap turun mengalir.
"Kenapa aku harus menghargai orang yang sudah merusak rumah tangga orang tuaku. Sampai kapanpun aku akan membenci kalian berdua, kalian yang telah merebut kebahagiaanku. Terutama kamu Zahra, kamu yang paling aku benci. Karena kamu telah merebut papaku" ucap ka Hana semakin marah dan air mata nya terus mengalir. Aku hanya diam menangis, aku harus bagaimana umi. Hatiku sangat sakit mendengar apa yang ka Hana ucapkan.
Yaallah tolong maafkan hamba dan tolong maafkan ka Hana, batinku. Aku terus beristighfar dalam hati. Memohon untuk jangan sampai aku terbawa hasutan syaiton.
"Aku akan datang lagi, dan mengambil semua ini dari kamu Zahra. Kamu tidak pantas mendapatkan semua ini" ucap ka Hana dan berlalu pergi.
_________🌸
Mohon maaf jika terdapat kesalahan 😊.
Selamat berakhir pekan 😊
Next part-

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Seorang ISTRI
Spiritualالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه Gadis bercadar. Dia adalah Zahra Khumairah Anjani seorang gadis yang shalihah. Seorang gadis yatim piatu yang mempunyai ketulusan hati dan kesabaran yang besar. Pria berkharisma. Dia adalah Daffa...