Beberapa Saat Kemudian.
Sisi tersadar dari pingsannya dia melihat sekelilingnya.Sisi tersadar dia berada di klinik kampus dan Dia menoleh melihat Kafka tersenyum memandangnya.Sisi merasakan Digo ada di sampingnya ternyata bukan Digo melainkan Kafka.
"Lo yang bawa gue kesini" Tanya Sisi.
"Iya,Aku yang bawa kamu kesini,Soal tadi aku lihat kamu tergeletak pingsan di lapangan dan Digo malah ninggalin kamu jalan ke kantin" Ucap Kafka berbohong.
Sisi nggak nyangka Digo setega itu kepadanya.Sisi merasakan sesuatu di tangannya.Dia terkejut melihat Kalungnya yang dia berikan ke Digo ada di tangannya.
"Kalung ini kok ada disini" Ucap Sisi bingung jelas jelas dia memberikan kalung ini ke Digo,Pas Digo bilang mau pergi.
"Tadi aku lihat dia buang kalung itu ke tol sampah,Aku langsung mengambil Kalung itu ke Tol sampah dan Aku lihat kalung itu berhuruf S,Aku berpikir kalau kalung itu milik kamu" Ucap Kafka berbohong lagi.
Kafka melihat tatapan Sisi penuh kemarahan.Dia yakin Sisi sangat marah mendengar kalau Digo membuang Kalung yang sangat terpenting itu ke Tol sampah.Sisi turun dari brangkar Klinik kampus.
Sisi berjalan keluar dari Klinik Kampus dengan penuh kemarahan.
Kafka tersenyum licik melihat kemarahan Sisi.
"Gue yakin Sisi akan membenci Digo dan Gue yakin bisa dapatkan Sisi" Batin Kafka.
Disisi lain Digo berjalan memasukin Kantin dan berjalan menghampiri ketiga temannya.
Digo duduk di samping Renaldi sambil mengisap Rokoknya dan menghembuskan asap rokoknya.
"Digo,Kita mau bilang sama lo sesuatu" Ucap Doddy.
"Apa" Tanya Digo singkat sambil sibuk mengisap rokoknya.
"Anak yang di lahirkan Sisi itu anak kandung lo Digo,Bukan anak kandung Kafka" Ucap Dava.
Digo tertawa mendengar perkataan Kafka.
"Gue kan belum nyentuh Sisi,Gimana Sisi bisa hamil anak gue" Ucap Digo Berbohong.
"Jangan bohong Digo,Kita udah tau kalau lo dengan Sisi udah pernah melakukan hubungan itu,Saat kemarin lo mabuk,Lo menceritakan semuanya ke kita" Ucap Renaldi.
"Iya,Gue lakuin itu sama Sisi dan Kafka udah ngaku anak yang Sisi lahirkan adalah anak kandungnya,Nggak mungkin Kafka bohongin gue,Gue tau Kafka kayak gimana,Dia sahabat kecil gue dan Dia nggak pernah membohongin Gue dan Freya" Ucap Digo Tidak Percaya kalau Kafka membohonginnya.
"Digo lo harus percaya sama Kita,Kalau anak itu adalah Anak lo" Ucap Renaldi berusaha menyakinkan Digo.
"Please jangan kasi gue harapan yang palsu,Karena gue nggak kuat nerima harapan palsu lagi,Gue pengen punya anak dari Sisi,Tapi kalau itu bukan anak gue jangan kalian paksa jadi anak gue,Sama aja gue seperti Kafka perebut juga" Ucap Digo tidak mempercayai Perkataan Renaldi.
Dia terlalu takut Dengan apa yang di omongkan Renaldi.Iya Kalau itu adalah anak dia.Kalau bukan itu bikin hati Digo semakin sakit.
"Lo semua tau kan,Gue nggak akan percaya dengan omongan,Gue percaya itu bukti bukan omongan" Ucap Digo.
"Ya udah kita bakal cari bukti biar lo percaya sama omongan kita" Ucap Dava.
"Gue nggak suka kalian ikut campur urusan,Ini urusan gue,Biar gue ngurusin hidup gue sendiri" Ucap Digo.
"Kita nggak mau lo nyesal Digo" Ucap Dava.
"Gue akan lebih menyesal kalau Gue mengharapin hal yang nggak pasti" Ucap Digo.
Mereka terdiam mendengar perkataan Digo.Mereka tau kenapa Digo tidak mempercayai Omongan mereka karena Digo terlalu mempercayai Kafka.
"Brak"
Digo dan Lainnya terkejut mendengar sebuah gebrakan meja.
Mereka melihat Orang yang mengebrak meja mereka adalah Sisi.
"Lo apaan sich main Gebrak gebrak meja" Ucap Renaldi Marah dengan Sisi.
"Diam,Gue nggak bicara sama lo,Gue bicara sama Bad Boy bajingan ini" Ucap Sisi marah dan menunjuk Digo.
Digo terkejut melihat Sisi menunjuknya.Digo melihat tatapan Kemarahan Sisi.Dia bingung apa yang dia lakukan sampai Sisi semalam itu.
"Lo kan Yang buang Kalung ini ke tol sampah,Gue tau lo marah sama gue karena Gue bertunangan Sama Kafka,Itu juga karena kesalahan lo Digo,Lo ninggalin gue yang udah nggak suci lagi.Lo itu Brengsek tau nggak Lo Digo,Setelah lo nikmati gue lo campakin gue gitu aja,Sampai pada akhirnya gue menerima bertunangan sama Kafka yang lebih baik dari Bad Boy kayak lo,Lo tega membuang kalung ini,Kalung ini sangat berharga buat gue,Gue nyesal jatuh cinta sama Bad Boy kayak lo,Cowok Bad kayak lo akan selalu jadi Bad nggak akan menjadi Pria baik sampai kapanpun" Ucap Sisi penuh kemarahan.
"Gue nggak tau apa yang lo omongin Sisi" Ucap Digo bingung dengan semua ini.
"Udah jangan ngelak,Kafka yang bilang sama gue kalau lo buang kalung ini" Ucap Sisi penuh kemarahan.
Digo terkejut mendengar perkataan Sisi kalau ternyata Sisi lebih mempercayai Kafka dari pada Dirinya.
"Iya,Gue buang kalung itu,Puas lo,Lo bilang gue Bad,Gue akan nunjukkin ke Lo seberapa Bad Yang Gue tapi lo jangan pernah nyesal,Kalau gue akan lebih bad Dari pada lo lihat sekarang ini" Ucap Digo Penuh kemarahan karena Tidak menyangka Sisi tidak mempercayai Dirinya.
Digo menarik Kalung pemberian di leher Sisi.Digo berjalan keluar dari Kantin.Sisi dan Ketiga teman Digo berjalan mengikuti Digo.
Mereka sampai di sebuah danau di taman belakang.
"Kalung ini udah nggak penting lagi buat lo dan Gue,Sama hanya Lo jugs nggak penting Buat gue dan Gue nggak penting buat lo" Ucap Digo.
Digo melempar kalung itu ke Danau.Sisi terkejut melihat kalung itu ke Danau.
"Mulai hari ini kita nggak saling mengenal,Lo nggak kenal gue dan gue nggak kenal lo" Ucap Digo.
Digo dan Ketiga temannya berjalan meninggalkan Sisi.Sisi menangis melihat Kalung itu di lempar ke Danau.Sisi membuka high heelsnya dan Berjalan turun ke danau.Sisi mencari kalung itu ke danau yang dangkal itu sambil menangis.Dia nggak ingin kehilangan benda itu.Karena itu pemberian Digo satu satunya untuk Sisi.Sisi tidak mempedulikan bajunya Basah yang dia pedulikan adalah dia harus menemukan kalung itu.Sisi mendapat sebuah benda di dalam danau Dangkal itu dan mengambilnya.Sisi melihat kalung Huruf D pemberian Digo.Sisi mencium kalung itu sambil menangis.
Malam Harinya Digo dan Ketiga temannya berada di Club Malam.Mereka melihat Para jalang berdiri di hadapan mereka dengan Pakaian yang sangat seksi dan Mengoda.
"Lo yakin mau main sama Jalang,Lo itu nggak bisa ngelakuin itu Digo" Ucap Renaldi.
"Bukan Bad Boy kayak gitu,Harus mainin Cewek" Ucap Digo.
"Tapi lo bukan Bad Boy kayak gitu Digo" Ucap Dava terkejut melihat Perubahan Sikap Digo.
"Gue mau jadi Bad Boy seperti itu,Bukannya semua orang berpikiran kalau gue seperti itu,Gue hanya perlu nunjukkin apa yang mereka bilang tentang gue" Ucap Digo Dengan tatapan Kosong.
"Tapi Digo Kalau misalnya di antara mereka hamil gimana" Ucap Dava.
"Gue udah pakai pengaman jadi tenang aja" Ucap Digo.
Digo mengingat tadi Sore dia beri pengaman hanya untuk mainin para jalang.Walaupun Sebenarnya Digo ragu melakukan itu.Tapi Dia mengingat perkataan Perkataan menyakitkan Sisi ke Dia.Membuat Dia ingin membuat Sisi menyesal atas perkataannya.Mungkin dengan menghancurkan Diri Digo sendiri.
"Gue sekarang sadar semua cewek sama aja kayak jalang lainnya" Ucap Digo tertawa hambar.
Digo berdiri dan Merangkul bahu Salah Satu gadis wanita malam.
Digo mencium bibir Gadis ini walaupun dia masih ada ragu di hatinya karena dia takut mengkhianati Sisi.Tapi dia ingat Sisi udah mengkhianatinya.
Digo membawa Gadis itu berjalan menaikin tangga ke kamar Salah satu Club Malam.Ketiga teman Digo berjalan mengikuti Digo.Digo masuk ke dalam kamarnya.Gadis itu membuka pakaiannya memperlihatkan tubuh polosnya ke Digo.Entah Kenapa Digo sama sekali nggak tertarik dengan tubuh gadis ini dia seakan akan hanya tertarik dengan tubuh Sisi.Gadis itu mengoyahkan tubuhnya untuk mengoda Digo.Bukannya Digo tergoda tapi malah dia enek.Tapi dia mengingat perkataan perkataan Sisi yang menyakitkan dirinya dan pengkhianatan Sisi.Membuat Dia ingin menghancuri hidup sendiri.
Digo membuka pakaiannya dan Menaikin Menindih tubuh Gadis itu.
Digo menikmati tubuh Gadis.Gadis itu malah menikmati sentuhan Digo.Desahan dan Decapan kenikmatan Memenuhi Ruangan itu.
Untuk pertama kalinya hidup Digo hancur cuman Karena Cinta.
"Akhhhh Faster Baby,Akhhhhh"
Ketiga teman Digo terkejut mendengar suara desahan.Mereka tidak menyangka Digo benar benar menghancurkan dirinya sendiri.
"Gue nggak nyangka Digo ngelakuin hal ini" Ucap Renaldi benar Benar kecewa Dengan perubahan Sikap Digo.
"Digo emang Bad Boy tapi dia nggak pernah ngelakuin ini selain sama Sisi,Sekarang dia benar benar ngelakuin ini" Ucap Dava tidak menyangka sahabatnya benar benar melakukan ini.
"Ini semua gara gara Sisi,Sisi yang sudah menghancurkan Hidup Digo" Ucap Doddy penuh Kemarahan mengingat Perkataan Sisi terhadap Digo yang membuat Digo menghancurkan dirinya.
Keesokkan Paginya Digo terbangun dan Dia mengingat Kalau Dia udah melakukan Hubungan itu dengan seorang Jalang.Digo duduk di kasurnya dan Menjambak rambutnya kasar karena dia benar benar menghancurkan hidupnya cuman karena sakit hatinya terhadap Sisi.
Digo benar benar jadi bajingan.Gadis yang sudah Digo nikmati malah mengelus lengan Digo.Digo menatap Gadis itu tajam.Gadis itu tidak memakai Pakaian dan Masih aja mempertontonkan tubuh Ke Digo.
"Gimana Mas pelayanan aku puas kan,Mas bisa loh booking aku lagi,Aku siap untuk melayani Mas" Ucap Jalang itu mencium pipi Digo.
"Ini bayaran lo pergi lo sana" Ucap Digo melempar Uang itu ke jalang itu dengan kekesalan.
Gadis itu berdiri dan Memakai pakaian tanpa rasa malu.Digo yang melihat tubuh Jalang itu merasa jijik tapi dia mengingat Dia juga menikmati tubuh Jalang karena rasa sakit hatinya.Gadis itu berjalan meninggalkan Digo.
Digo meneteskan air matanya.
"Arggghh Hidup gue benar benar hancur gara gara lo Si dan Gara gara Cinta lo Si yang bikin hidup gue hancur" Ucap Digo menjambak Rambutnya dan Menangis mengingat kejadian semalam kalau Dia sudah meniduri gadis lain selain Sisi.
Beberapa Saat Kemudian.
Digo berjalan keluar kamar Club Malam.Digo terkejut melihat ketiga temannya di depan kamar itu.
"Gimana lo menikmati tubuh jalang itu" Tanya Renaldi dengan penekanan.
"Sangat,Gue sangat menikmati tubuh jalang itu sampai berkali kali" Ucap Digo tersenyum dengan hambar.
"Lo bohong Digo,Lo nggak nikmati ya,Lo nggak niat untuk melakukan hal dan lo lakuin,itu cuman karena perkataan Sisi" Ucap Dava.
"Gue udah nggak pantas lagi buat Sisi,Gue kan udah Jadi Bajingan sesuai apa yang Sisi bilang kalau gue akan jadi Bad dan selamanya akan tetap Bad nggak akan pernah berubah" Ucap Digo Lirih dengan Mata berkaca kaca.
"Mau sampai kapan lo kayak gini terus Digo" Ucap Doddy.
"Sampai gue bisa melupakan bayang Sisi dan sampai Cinta gue ke Sisi menghilang Walau itu sangat sulit" Ucap Digo dengan lirih.
"Cinta benar benar menghancurkan Digo yang dulu,Digo yang dulu Emang Bad Boy tapi dia cuman Nakal nggak sampai menjadi Bajingan kayak gini" Ucap Dava mengucangkan Tubuh Digo.
"Digo yang dulu udah mati,Hanya Ada Digo si Bad Boy bajingan ini,Udah lah Gue malah senang dengan hidup yang sekarang,Bukan Hidup gue yang dulu yang cemen" Ucap Digo tertawa Hambar dengan Mata berkaca kaca.
Mereka bertiga menatap Digo dengan Lirih.Mereka benar benar tidak terima Dengan Perubahan Digo yang sekarang.
"Udah lah Yok,Kita pulang ke rumah setelah Itu Kita harus ke kampus dan Tawuran dengan Anak Panca universitas" Ucap Digo.
"Lo yakin mau tawuran dengan Otak dan Hati lo yang sedang sakit" Ucap Dava.
"Yakin,Kalau Seandainya Gue mati karena tawuran ya udah emang kenapa" Ucap Digo dengan Santai.
"Lo selalu berpikir ya udah mati,Lo nggak mikirin kedua orang tua lo hah" Ucap Doddy marah dengan sikap Digo.
"Udah dech kalian bawel,Gue udah muak dengan semua ini tau nggak,Kalau kalian nggak mau ikut,Gue bisa sendiri tanpa bantuan kalian" Bentak Digo.
Mereka terkejut mendengar bentakkan Digo.Mereka benar benar tidak bisa mengenal Digo lagi.Digo berjalan meninggalkan Mereka.
Mereka berjalan mengikuti Digo.
Beberapa Saat Kemudian.
Digo sampai di rumahnya dan Berjalan masuk ke rumahnya.
"Digo,Kamu darimana aja Nak,Kok dari semalam nggak pulang" Tanya Raya sedang menyiapkan sarapan.
"Digo habis nginap di rumah teman ma" Ucap Digo berbohong Ke Raya.
"Ya udah sana mandi gich siap siap ke kampus setelah itu sarapan" Ucap Raya.
Digo hendak berjalan menaikin tangga.Digo melihat Raya.Dia benar benar merasa menyesal udah membohongi Raya.Digo berlari memeluk pinggang Raya dan menangis penuh penyesalan.
"Maafin Digo,Ma,Maafin Digo" Ucap Digo menangis penuh penyesalan.
Raya terkejut mendengar isak tangis putranya.Raya membalikkan badannya dan melihat Digo yang menangis sambil menunduk.Raya langsung menarik Digo ke dalam pelukannya.Digo menangis di dalam pelukan Raya.Digo benar benar rapuh dan Dia butuh sandaran yaitu Raya mama kandungnya.Raya mengelus punggung Putranya untuk menenangkan Digo.Sejak Pindah lagi ke indonesia,Raya selalu melihat Digo banyak menangis dan melamun,Daripada tersenyum dan tertawa.Sekarang Raya melihat Digo kayak sudah tidak memiliki semangat hidup lagi.BERSAMBUNG.
Vote And Comment.

YOU ARE READING
Bad Boy (END)
FanfictionSisi Renitaasha Seorang siswi baru di Musical School.Dia berpikir Hidupnya akan lebih indah dan Lebih menyenangkan di sekolah barunya dari pada sekolah lamanya.Tapi Apa yang Sisi bayangkan tidak seperti kernyataannya.Bukannya Sisi Dapat ketenangan y...