Chapter 14

1.2K 134 4
                                    

Krist POV

Saat aku terbangun, aku bisa merasakan ada seseorang di belakang tubuhku. Yang pertama kusadari saat itu adalah sebelah lengan yang ada dibawah kepalaku, kemudian aku bisa merasakan lengan lainnya ada di lekuk pinggangku.

Bukan memeluk, tapi hanya seolah diletakkan disitu begitu saja tanpa maksud apapun. Saat aku mencoba untuk bangun, orang dibelakangku malah menarikku untuk semakin mendekat. Punggungku menempel pada tubuhnya.

Beberapa saat kemudian aku baru menyadari harum tubuh orang yan memelukku adalah harum tubuh orang yang kukenal baik. P'Singto. Apa yang dilakukan Phi disini?

Seiring dengan kesadaran yang mulai datang, aku pun mengingat saat aku tertidur di pahanya karena pengaruh obat. Rasa malu datang belakangan, aku baru menyadari bahwa aku tertidur di pelukan seorang lelaki.

Tapi aneh, seingatku tadi aku tertidur di pahanya, kenapa ketika terbangun aku jadi tidur di lengannya? Pikirku masih sambil berbaring mendengarkan suara degup jantung teratur dan hembusan napas P'Sing.

Merasa gugup dan jengah secara tiba-tiba, aku berusaha untuk memindahkan tangan P'Sing yang melingkar di pinggangku dengan perlahan, namun saat aku baru setengah bangun,

"Kau sudah bangun Krist? Maaf... sepertinya aku ikut ketiduran!" katanya dengan suara mengantuk,

"Maaf aku membangunkanmu Phi..." kataku sambil duduk dan menoleh padanya,

"Tidak apa... rasanya sudah waktunya kita untuk bangun memang! Kau baik-baik saja? Wajahmu nampak memerah..." tanyanya padaku,

Tanpa sadar aku mengangkat tanganku dan menyentuh kedua pipiku. Saat itu aku baru menyadari sesuatu yang menempel di dahiku.

"Ah... Kompres penurun demam?" tanyaku bingung.

Dengan telapak tangan menempel di dahiku dia mencheck suhu badanku, "Sepertinya sudah turun. Syukurlah!"

Kulihat P'Sing bangkit berdiri dan menyodorkan tangan ke depan mukaku, "Sudah lewat waktunya makan siang... Yang lain pasti bertanya-tanya kita dimana!"

Saat aku menyambut tangannya dan hendak berdiri, tiba-tiba pintu ruangan dibuka dari luar "Ui... Kalian sudah bangun? Aku diminta P'Nan untuk membangunkan kalian!" kata New, "Kalian belum makan siang kan? P'Nan menyisakan beberapa makanan untukmu dan Krist, Phi!" tambahnya.

"Kami segera menyusul. Terima kasih New!" kata P'Sing pada New yang langsung menghilang, "Ayo Krist... Kau bisa berdiri?"

"Aw... Phi aku baik-baik saja, sungguh!"

"Baiklah... Ayo! Aku sudah lapar sekali!" katanya lagi sambil menyuruhku berjalan di depan dan menutup pintu di belakang kami.
Ruang makan sudah hampir kosong, tinggal beberapa orang saja disana termasuk New dan P'Yui.

"Duduklah... Aku akan mengambilkanmu makanan." katanya sambil berjalan meninggalkanku.

Kulihat P'Yui dan New duduk semeja. Jadi aku pun berjalan menghampiri mereka.

"Sini Krist... Bagaimana demammu? Aw... plester kompres??" tanya P'Yui saat melihat plester di dahiku,

"P'Sing yang memakaikannya..." kataku sambil menarik lepas plester penurun panas dari dahiku,

"Kau tidak bertengkar dulu dengannya agar kamu mau memakainya kan?" tanya P'Yui dengan raut wajah khawatir,

"Sebenarnya..."

"Aku menempelkannya saat dia tertidur Phi!" kata Singto sambil meletakkan piring berisi makanan di depanku,

"Uwi... P'Sing kau cerdas sekali!" puji New cepat sambil nyengir,

"Dia sudah tidak demam, sepertinya juga sudah tidak pucat lagi. Apa kau masih pusing Nong?" tanyanya lagi,

"Tidak..." jawabku singkat sambil memasukkan makanan ke dalam mulut dan mulai mengunyahnya, lebih karena malu daripada lapar, namun begitu makanan masuk ke dalam mulutku, aku baru menyadari betapa laparnya aku.

P'Yui terlihat agak terkejut melihatku makan dengan lahap, "Kau lapar Krist? Sudah sepantasnya... Aku tadi mampir ke apartemen melihat sisa bubur yang hampir tak kau makan tadi pagi. Kau mau membunuhku?" omelnya lagi,

"Kapan terakhir dia makan?" tanya P'Sing disela-sela makannya,

"Semalam... itupun tidak banyak..." bisa kurasakan pria disampingku menegang,

"Lidahku pahit jadi aku enggan makan tadi malam. Kau memaksaku minum obat pusing itu, kau ingat?! Dan tadi pagi rasanya aku mau mual jadi aku tidak bisa makan, jika aku makan aku pasti muntah!" kataku pada P'Yui,

"Makanlah yang banyak Krist!" sahut Singto menyuruhku berhenti bicara, "Kalau kau minum obat semalam, harusnya demammu takkan bertahan sampai selama ini!"

"Tapi aku..."

"Iya iya... makanlah na..." potong P'Sing sambil mendorong piringku lebih dekat.

New yang melihatku diomeli 2 orang itu hanya bisa menahan tawa di seberangku.

Forward

Saat ini aku dan Singto sedang berada di lokasi selanjutnya menunggu giliran take. Badanku sudah terasa agak segar setelah makan siang yang agak terlambat dan tidur siang.

Rasa pusing yang tadi terasa membelah kepala sudah benar-benar hilang. Aku sadar semua itu karena P'Sing yang merawatku dengan baik. Kulirik sekilas Singto yang sudah berganti baju dan ternyata dia menangkap basah diriku.

"Ada apa Nong?" tanyanya segera,

"Tidak... Aku hanya melihatmu. Tak boleh?" sergahku sebal karena terpergoki sedang mengamatinya,

"Boleh... Hanya saja aku kira kamu memerlukan sesuatu... Kepala mu tidak sakit lagi kan?"

"Tidak... Hanya saja, mataku sakit karena cahaya mataharinya!" saat itu sudah hampir saatnya matahari terbenam, dan posisi kami saat ini pas menghadap matahari yang masih bersinar terang walau sudah condong ke barat.

Tiba-tiba dia menggeser kursinya semakin dekat denganku dan dia menarik kepalaku agar bersandar di pundaknya, "Tutup matamu!" perintahnya masih menahan kepalaku di pundaknya.

Bingung dengan apa yang dia inginkan, aku pun menuruti perintahnya, bersandar dan menutup mata. Walau kututup mata sinar itu masih terasa menyakitkan.

Kini pandanganku gelap dengan semu kemerahan. Tapi tiba-tiba warna kemerahan itu menghilang dan hanya ada gelap saja. Saat aku membuka sedikit mataku, kulihat dia menghalangi cahaya matahari dengan buku skenario yang cukup besar.

"Aku bilang tutup matamu..."

"Tau darimana Phi kalau aku membuka mata?"

"Aku tahu kamu..." jawabnya singkat.
Kami duduk dengan posisi seperti itu untuk beberapa saat, hingga P'Boy memanggil kami untuk mengambil giliran take.

BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETEDWhere stories live. Discover now