Chapter 20

1.3K 138 5
                                    

Krist POV

Apa itu tadi? P'Sing menciumku?? Apa itu berarti dia juga menyukaiku? Tapi kenapa dia menarik diri saat aku membalas ciumannya?

Apa dia menciumku hanya karena hasrat sesaat? Apa kemudian dia sadar mencium lelaki sangat aneh, dan oleh karena itu dia menyudahi ciuman kami?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berlarian di dalam otakku saat P'Sing mengajakku berdiri dan mengajakku kembali ke kamar. Aku hanya bisa berjalan linglung di belakangnya, tak melihat kemana kami berjalan, hanya mengikuti tarikan tangannya.

Aku baru saja mengatakan rasa sukaku padanya, namun dia malah diam. Tak memberikan jawaban apapun, hanya "Ayo pulang!".

Kemudian dia menyeretku sepanjang jalan setapak menuju kamar kami di penginapan.

Aku mencoba menarik tanganku dari genggamannya, tapi dia tak menghiraukanku atau mengendurkan pegangannya.

Begitu kami masuk ke dalam kamar, dia langsung menutup pintu di belakang kami dan menatapku dalam diam. Raut wajahnya masih tak terbaca.

Aku mencoba membuka mulut, tapi tak ada apapun yang keluar.

Aku sudah hampir menangis saat tiba-tiba dia melangkah maju, meniadakan jarak diantara kami berdua dan meraupku dalam rengkuhannya.

"Apa yang Phi lakukan?" tanyaku bingung sambil berusaha melepaskan diri dari pelukannya,

"Memelukmu?"

Aku mendorong P'Sing sekali lagi, kali ini lebih keras dan sungguh-sungguh. Saat berhasil melepaskan diri aku memberanikan diri menatap mata P'Sing dan berkata, "Jangan main-main Phi... Jika kamu tak menyukaiku, jangan berikan harapan padaku!"

"Aku tidak sedang main-main... kemarilah!" katanya masih membuka kedua lengannya, seolah mengundangku untuk masuk dan memeluknya, "Krist!"

"Aku akan mengerti jika Phi ingin aku menjauhimu untuk sementara, aku sungguh tak apa-apa. Aku takkan membiarkan perasaan ini menggangu pekerjaan kita. Aku bisa bersikap pro..."

Singto langsung menarik tanganku dan melemparkanku ke atas tempat tidur. Aku tahu Singto terlihat kurus di balik baju-baju itu, tapi dia berolahraga dengan giat dan otot-otot di tubuhnya memiliki tenaga yang sangat kuat. Seperti kali ini, dia dengan mudah menarikku dan melemparkanku begitu saja.

Setelah melemparku ke atas tempat tidur dia langsung menindihku, mencegahku untuk berontak. Menahan kaki dan tanganku agar aku tak bisa bangkit melepaskan diri.

"Krist... Tenanglah!" sahutnya saat aku masih berusaha berontak walau kaki dan tanganku sudah terkunci, "Kau akan melukai dirimu sendiri!"

"Lepaskan aku Phi!" berontakku,

"Tidak akan aku lepaskan, sebelum kamu mau mendengarkanku. Kau tahu, kadang aku ingin tahu sampai seberapa keras kepalamu itu..."

Tanpa kusadari setetes air mata menitik jauh dari kedua mataku, disusul dengan tetes lain membentuk aliran kecil di sudut mataku.

"N'Krist... Kenapa kamu menangis? Apa aku menyakitimu?" tanyanya yang kujawab dengan menggelengkan kepala,

"Aku tak mau jika P'Sing membenciku... Tapi aku tak bisa jika tidak mengatakan itu..."

"Aku tidak membencimu bodoh! Apa aku mengatakan sesuatu tentang benci?"

"Tapi kamu menghentikan ciumanmu..." kataku tak bisa menahan isak,

"Aku merasakan kamu gemetar karena kedinginan. Aku baru sadar kamu berjam-jam di pantai tanpa menggunakan jaketmu. Jadi aku membawamu kembali ke kamar..." katanya lagi,

BEHIND THE SCENE (Krist x Singto FanFiction) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang