F.M 102 - This is a good news!!

18.5K 874 22
                                    



"Vinooo!!! Lepasin! Argh!!!"

"Gavino Ramirez!!!"

"Shemeless!! Turunkan aku, bastard!"

Teriakan Amel terus bergema di sepanjang koridor bangunan mansion ini dimana Gavin dengan santainya menggendong sosok perempuan yang masih menatapnya dengan tatapan seakan ingin membunuhnya ini di dalam pelukannya. Teriakan Amel tidak mempengaruhi Gavin sedikitpun, tidak juga membuat perubahan apapun pada ekspresi wajahnya.

Menyadari sosok laki-laki sialan, menyebalkan dan tidak tahu diri ini terus menutup mulutnya, perlahan perasaan tidak enak merayap di sekujur tubuh Amel membuat semua protes yang sudah di ujung lidahnya tertahan karenanya. Kedua mata abu Amel diam-diam melirik kearah wajah Gavin dari ujung matanya untuk melihat ekspresi apa yang terlihat pada wajah tampannya namun, sayangnya ekspresi wajah Gavin benar-benar tidak ada perubahan sedikitpun sehingga membuatnya susah untuk menebak apa yang sedang laki-laki ini pikirkan saat ini.

Hanya saja...

Ia benar-benar memiliki perasaan tidak enak yang tanpa sadar membuatnya berubah menjadi waspada. Entah apa yang laki-laki ini pikirkan...tapi, kalau seperti terakhir kali....

Oh noooo!!!

Ia tidak bisa membiarkan itu terjadi!!

Merasakan perempuan yang dari tadi sibuk berteriak kearahnya mendadak berubah menjadi diam, perlahan kedua mata biru Gavin mengarah kepada kucing kecilnya yang masih berada di dalam pelukannya. Kedua alisnya terangkat ketika melihat ekspresi Amel yang menatapnya dengan penuh waspada seperti kucing liar yang baru saja di tangkap.

Penuh waspada, penuh khawatir dan penuh kepanikan.

Ujung bibir Gavin berkedut keras melihat ekspresi wajah tersebut. Sepertinya ia bisa menebak apa yang ada dalam otak kucing kecilnya saat ini.

This little kitten of his really something...

"Kenapa? Udah capek jadinya diam?" tanya Gavin sambil menatap wajah Amel dari ujung matanya.

Tubuh Amel menegang seketika begitu ia mendengar perkataan tersebut. Tanpa ia pikir terlebih dahulu Amel langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat namun, begitu menyadari tindakannya ia langsung menggelengkan kepalanya dengan bersemangat.

Tindakan yang tanpa sadar membuat kilatan penuh kegelian terlihat pada kedua mata Gavin yang masih memperhatikan sikap menggemaskan perempuan ini.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Amel perlahan, kedua matanya terus memperhatikan gerak-gerik Gavin dengan penuh kewaspadaan.

"Apa yang akan aku lakukan?" ucap Gavin sambil balik bertanya kearahnya, satu alisnya terangkat sambil ia menatap kearah Amel dengan tatapan polos. "Memangnya kau mau aku melakukan apa?" tanyanya lagi dengan senyum samar yang terlihat jelas di ujung bibirnya.

Mendengar pertanyaan itu malah membuat Amel speechless mendadak. Seluruh wajahnya mendadak berubah menjadi kepiting rebus karena rasa malu yang ia rasakan saat ini. Kenapa kesannya dia yang berharap Gavin melakukan sesuatu!?

What!!? Stupid, stupid Amels maki Amel dalam hati, merutuki kebodohannya.

Sibuk dengan pikirannya sendiri, Amel tidak menyadari perubahan suasana yang terjadi disekitarnya. Ia baru menyadari adanya kejanggalan ketika akhirnya permukaan lembut tepat terasa dibawahnya. Seluruh tubuhnya tersentak kaget, kedua matanya mengedarkan pandangan kearah sekitar dengan cepat.

Kenapa ada di kamar!!?

Damn!!!! Apa yang laki-laki inginkan sekarang!?!?

Dengan cepat Amel langsung bergerak mundur kearah headboard tempat tidur. Berusaha menjauh dari sosok Gavin yang saat ini berdiri tepat dihadapannya yang hanya dipisahkan beberapa langkah darinya. Ia berada di ujung dan Gavin berada di ujung lainnya. Melihat posisi ini Gavin menaikkan alisnya kearahnya yang otomatis membuat Amel menyipitkan kedua matanya. Tatapannya terlihat penuh dengan tuduhan kearah laki-laki pervert bastard sialan ini.

"Mau apa kamu?"

Senyum samar terbentuk pada wajah Gavin sebelum ia perlahan ia menggulung lengan kemeja putih yang ia gunakan sambil terus mempertahankan kontak matanya kearah kucing kecilnya yang menatapnya penuh horor.

Fuuck!!?

Ma...mau apa laki-laki ini!?!?

"Ma...mau apa kamu!!?"

"Kamu mau memperkosaku, hah!? Kamu tahu aku bisa laporkan itu dan kamu bisa di penjara!!!" teriak Amel sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan berteriak penuh tenaga, seluruh wajahnya memerah karena rasa panik dan kalut yang ia rasakan. Ia tidak menyadari bahwa teriakannya yang keras itu dapat di dengar oleh sebagian besar orang yang ada di dalam mansion utama saat ini.

First Floor, Ramirez Mansion, NYC.

Butler Cheng & Vina: "...."

Young...young miss!?!?!

Pe...perkosa!? Master!? Apa!!!?? Apa yang kita dengar!?!?

Kita tidak salah dengarkan!?!?!?

Tanpa sadar Butler Cheng dan Vina saling bertukar pandangan dengan tatapan kaget seakan tidak mempercayai apa yang baru saja mereka dengar saat ini.

"Butler Cheng, kita tidak salah dengarkan?..." tanya Vina perlahan masih dengan ekspresi yang sama.

"Uhuk..uhuk, itu bukan hak kita untuk mengetahui hal seperti itu" ucap Butler Cheng perlahan sambil berusaha menutupi emosinya dengan batuk pelan. Kedua telinganya terlihat memerah karena rasa malu yang ia rasakan.

Master...please don't do some despicable things...ingat status anda...

Belum sempat ia bergerak, Butler Cheng dapat melihat dua mata berbinar dari Vina yang membuat Butler Cheng tertegun melihatnya.

"Butler Cheng, ini berita bagus!!!" pekik Vina dengan nada tertahan yang sama sekali tidak menutup kesenangan dan excitement dari perempuan ini.

Alis putihnya perlahan berkerut sambil menatap kearah Vina dengan tatapan penuh ketidaksetujuan akan sikap dan perkataan Vina saat ini namun, belum sempat ia menasehati perempuan muda ini, Vina langsung menimpalkan perkataannya yang langsung membuat Butler Cheng sendiri speechless mendengarnya.

"Kalau begini terus, di mansion ini akan segera ada banyak little master!! AAA!! Bukankah itu menyenangkan, Butler Cheng!? Bisakah anda bayangkan akan seperti apa suasana mansion nantinya jika banyak langkah kaki kecil di rumah ini!?" lanjut Vina dengan ekspresi penuh kebahagiaan.

Li...little master!?!?

This little girl...bagaimana bisa ia berpikir sejauh itu!? Kamu pikir Master sehina itu sampai memaksa perempuan!!?

Tapi...

Tapi, jika benar-benar ada little master...

Ah...pasti akan sangat menyenangkan...


TO BE CONTINUED

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang