F.M 135 - Oh deer!!!

18.1K 789 33
                                    


Selamat baca semuanyaaa!!☃️❤️
dan, oh!!!
Aku akan sangat bersyukur untuk
vote & commentnya!!!😁😜🤩

***

I always remember those serene eyes,
shining brightly with a lot of life in it,
i always remember those serene eyes,
that completely spark my blood to rise,
make me act like an addict,
to your light that could chase my darkness
away.

***

Memperhatikan perubahan ekspresi Amel membuat Gavin tidak bisa menahan senyum samar yang terbentuk di wajah tipisnya sebelum berjalan meninggalkan Amel yang saat ini masih menatapnya dengan ekspresi nanar di tengah-tengah koridor tempat mereka berada saat ini. Gavin melangkahkan kakinya pelan, menunggu reaksi apa yang selanjutnya Amel akan lakukan begitu ia melihat Gavin meninggalkannya saat ini.

Begitu Gavin merasakan tangan kecil melingkari lengannya, kedua kaki Gavin berhenti seketika. Tanpa Amel sadari, kedua mata Gavin saat ini dipenuhi oleh kilat kepuasan yang membuat mata birunya terlihat semakin cerah karenanya.

Perlahan pandangannya mengarah kepada sosok mungil yang menatapnya dengan ekspresi memelas. Kedua matanya berbinar penuh excitement, pipinya merona merah menahan rasa malu yang ia rasakan, bibir kecilnya terbuka perlahan sebelum tawa canggung terdengar dari sela bibir merah tersebut.

"Um, aku memutuskan untuk sarapan. Aku tiba-tiba merasa lapar" gumam Amel pelan sambil melepaskan genggamannya yang refleks ia lakukan ketika mengejar Gavin yang sudah berjalan meninggalkannya ini. Ia tidak bisa membiarkan jatah makanan kesukaannya diberikan kepada orang lain...apalagi di buang! Ia tidak bisa menerima hal itu!

Kedua pipinya bersemu merah menahan rasa malu yang ia rasakan saat ini. Ugh, my ego has been totally ruined erangnya dalam hati namun, begitu mengingat makanan kesukaan akan ia nikmati ketika sarapan nanti suasana hatinya langsung membaik sedikit demi sedikit.

Tidak ada yang bisa membuatnya menolak makanan enak, humph!

Gavin menatap Amel dengan tatapan yang seakan sedang berkata "Bukankah, kamu tadinya memutuskan untuk tidak sarapan, hm? Tidakkah sikapmu sekarang seperti sedang memakan omonganmu sendiri?"

Menyadari maksud dari tatapan Gavin ketika memandangnya saat ini semakin membuat wajahnya memerah. Memalingkan wajahnya dengan cepat, Amel langsung mendengus keras sebelum menjawab pertanyaan Gavin dengan nada kesal. "Humph! Aku sudah bilang kalau aku lapar tiba-tiba! Ada apa dengan ekspresimu itu?!" ucap Amel sambil menyilangkan kedua tangannya.

Merasa cukup untuk menggoda kucing kecilnya saat ini, Gavin hanya menggelengkan kepalanya pelan sebelum merangkul bahu kecil Amel yang menuntunnya kearah ruang makan sambil sekali-sekali mengelus pelan rambut panjang perempuan ini. "Mhmm, aku tidak akan membahasnya. Kamu lapar dan kita akan makan salmon untuk sarapan, ok?" ucap Gavin dengan nada lembut dengan sedikit sentuhan memanjakan kearah Amel yang menganggukkan kepalanya dengan cepat dengan senyum lebar yang terbentuk di wajah mungilnya. Ekspresinya saat ini terlihat seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan permen yang disukainya. Penuh dengan excitement, terutama sepasang mata yang berbinar itu. Sorot kepuasan terlihat jelas dari sepasang mata biru tersebut.

I know it, this trick will work on her.

Ketika mereka berjalan menuju ruang makan, kedua mata abu Amel tidak luput untuk memperhatikan interior villa tempat mereka tinggal saat ini. Villa ini benar-benar berbanding terbalik dengan Ramirez Mansion tempat Amel dan Gavin tinggal saat ini. Interior villa ini didominasi dengan warna putih yang membuat suasana bangunan ini terlihat mewah dan nyaman terutama dengan musim salju yang menyelimuti mereka saat ini.

Forever MineWhere stories live. Discover now