15. Going Crazy

16.1K 2.3K 353
                                    

Makasih karena selalu nunggu updatean lnfil 🙏🙏🙏

🐣🐣🐣

Lisa melangkah gontai. Gadis itu sedang banyak pikiran dan revisi yang ada di depan mata membuat kepalanya seperti akan meledak.

Rasanya seperti ada beban yang mengganjal di hati, tapi tidak tahu dengan pasti apa mengganggu ketenangannya. Lisa hanya merasa kalau ada sebagian dari dirinya yang hilang, ada seseuatu yang terasa kosong jauh di dasar dirinya.

Lisa menyapukan pandangan di sekililing koridor, tapi anehnya koridor terlihat sangat sepi, bahkan orang-orang yang berlalu-lalang bisa dihitung dengan jari.

Ini aneh, pikirnya. Tidak biasanya kampus terasa sesepi ini.

Lisa mengehentikan langkahnya sebentar, tapi tidak ingin terlalu ambil pusing dengan sepinya koridor. Kepalanya sudah cukup mau pecah sekarang dan tidak ingin menambah beban pikirannya untuk masalah sepele seperti ini. Kakinya kembali melangkah, meninggalkan koridor yang terasa sangat aneh baginya.

Namun, lagi-lagi langkah Lisa harus terhenti. Kali ini bukan karena sepinya koridor, melainkan karena sosok bertubuh mungil yang berdiri sepuluh kaki darinya.

"Oliver," gumam Lisa.

Untuk sesaat, Lisa tidak bisa merasakan kakinya yang menapak di lantai, bahkan merasa kalau dunianya tidak lagi berputar dan yang paling mengerikannya lagi Lisa merasa seperti tidak hidup.

Kehadiran Oliver yang tiba-tiba memang selalu membuatnya terkejut, tapi ini adalah kali pertama Lisa melihat Oliver dalam keadaan yang sangat kacau.

Bocah tampan itu datang mengenakan pakaian tidur yang sangat kusut, wajahnya terlihat sedikit bengkak dan ada lingkaran yang sangat hitam di bawah matanya.

Benar-benar bukan penampakan Oliver yang dia kenal.

Keterkejutan Lisa tidak berhenti sampai di sana. Gadis itu merasa Oliver sedang menelanjanginya dengan tatapan super tajam yang sebelumnya tidak pernah bocah itu berikan padanya.

Mata kecil itu menatap Lisa dengan penuh amarah, kilatan kebencian terlihat jelas di sana. Bibir yang biasanya tersenyum manis padanya, kini tertutup rapat. Lisa tidak tahu apa yang terjadi pada Oliver, tapi yang jelas, Lisa bisa merasakan kemarahan serta kebencian yang sangat mengerikan dari cara Oliver menatapnya.

"Oliver," panggil Lisa gugup. Dia berusaha untuk mengumpulkan sisa-sisa suaranya yang saat ini terasa seperti akan hilang ditelan oleh kemarahan Oliver.

"Go to hell and stay there." Oliver mendesis tajam pada Lisa, matanya kembali berkilat penuh emosi. Suara yang selalu bicara dengan penuh nada ceria itu, kini sarat akan kemarahan yang terpendam. 

Lisa merasakan dingin di sekujur tubuhnya, seolah baru saja keluar dari lemari pendingin. Apa yang baru saja Oliver katakan padanya, sama sekali tidak bisa dicerna oleh otaknya yang saat ini terasa benar-benar akan meledak.

Lisa menelan saliva dengan susah payah, mendadak dia diserang dengan rasa gugup yang membuatnya tidak bisa berkata-kata. Dijilatnya bibir untuk sekadar menghilangkan rasa gugup itu. "Oliver." Suara Lisa terdengar sedikit bergetar akibat rasa gugupnya.

Berbeda dengan Lisa yang sudah pucat pasi saat ini, Oliver justru masih mempertahankan tatapan tajamnya, seolah ingin membunuh Lisa tanpa menyentuh gadis itu.

"Go. To. Hell. And. Stay. There." Oliver menekankan setiap katanya dengan gigi gemertak menahan amarah.

Lisa tersentak. Bocah mungil itu baru saja memukul Lisa mundur dengan kalimat pengusiran yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan olehnya.

Let's [Not] Fall In Love Where stories live. Discover now